SuaraJogja.id - Kejahatan jalanan atau klitih di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih terus terjadi. Bahkan dalam beberapa waktu belakang aksi klitih malah kembali sering bermunculan.
Dir Resnarkoba Polda DIY Kombes Adhi Joyokusumo menyatakan bahwa penyalahgunaan obat-obatan terlarang seperti trihexylpenidyl atau sering disebut pil koplo menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada maraknya aksi kejahatan jalanan atau klitih tersebut.
"Saya sudah koordinasi dengan Dirkrimum dan Dirintel serta yang lain sebenarnya yang lebih utama atau berdampak pada banyaknya klitih itu adalah penyalahgunaan obat terlarang, pil koplo atau biasanya pil sapi itu," kata Adhi kepada awak media, Selasa (5/1/2022).
Disampaikan Adhi, kondisi tersebut mengingat juga karena harganya yang lebih murah untuk kalangan pelajar. Pasalnya untuk 10 butir pil koplo harganya hanya berkisar antara Rp15-20 ribu saja.
Baca Juga: Bukan Cuma Polisi, Sosiolog Sebut Penanganan Klitih Juga Tanggung Jawab Pemda
Hal itu berbeda dengan narkotika jenis ganja yang harganya sudah cukup lebih mahal dibanding pil-pil koplo tadi. Ganja sendiri dipasaran diketahui sudah dibanderol hingga Rp6-7 juta per kilogramnya.
"Memang yang jadi masalah itu bahaya penyalahgunaan obat berbahaya ini, karena dia pangsanya lebih murah lagi, 10 butir cuma Rp15-20 ribu itu kan buat pelajar mudah dibeli," ungkapnya.
Jajaran Ditresnarkoba Polda DIY sendiri sebelumnya sudah pernah membongkar satu jaringan peredaran pil koplo di wilayah Yogyakarta. Namun dikatakan Adhi, pihaknya masih akan terus menelusuri jaringan-jaringan lain yang berpotensi masih beroperasi.
"Populer di Jogja itu pil sapi. Kemarin yang sempat diungkap juga baru satu jaringan tapi dampaknya sudah lumayan ini, sekarang agak sulit. Tapi kita coba cari jaringan yang lain lagi. Karena itu jadi momok masalah klitih itu," tuturnya.
Konsumsi alkohol yang kemudian selama ini ditengarai menjadi faktor penyebab anak-anak melakukan klitih justru, kata Adhi tidak terlalu berpengaruh. Jika dibandingkan dengan pengaruh pil koplo atau pil sapi tadi.
Baca Juga: Kejahatan Jalanan Kembali Marak, Sosiolog UGM Soroti Stigma Anak Nakal
Kondisi itu mengingat dari efek samping dari keduanya yang juga berbeda saat dikonsumsi. Pil koplo lebih berpengaruh karena akan muncul keberanian lebih dari penggunaannya setelah mengonsumsi.
Berita Terkait
-
Ulasan Buku Jogja Bab Getih dan Klitih, Ketika Kemanusiaan Tergerus Kekerasan
-
Antisipasi Kejahatan Jalanan di Kawasan Kota Tua, Polsek Taman Sari Aktifkan Patroli Sepeda
-
Seret Sajam Di Jalanan, Gibran Geram Siap Habisi Pelaku Klitih yang Tertangkap
-
Gibran Murka Siap Habisi, Pelaku Klitih yang Viral Seret Pedang di Jalan Ditangkap
-
Anak di Bawah Umur Pelaku Klitih Tidak Bisa Dihukum? Ini Penjelasannya
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
Terkini
-
Pemkot Yogyakarta Gelar Pemeriksaan Kesehatan Lansia Gratis Tiap Bulan, Catat Tanggal dan Lokasinya!
-
Psikolog UGM Soroti Peran Literasi Digital dan Kontrol Diri
-
Pascaefisiensi Anggaran, Puteri Keraton Yogyakarta Pertahankan Kegiatan Budaya yang Terancam Hilang
-
Komunikasi Pemerintah Disorot: Harusnya Rangkul Publik, Bukan Bikin Kontroversi
-
Sehari Dua Kecelakaan Terjadi di Sleman, Satu Pengendara Motor Meninggal Dunia