SuaraJogja.id - Membuka tahun 2022, Hyatt Regency Yogyakarta kembali menghadirkan pameran seni rupa. Kali ini Hyatt Regency Yogyakarta menggandeng Yayasan Dharmatika Budaya Nusantara dan Royal House Cultural Activities, sebuah wadah yang rutin mengadakan kegiatan seni budaya di Yogyakarta. Pameran ini bertajuk “The Rise of 4 Painters from 4 Generations” dan diresmikan oleh GBPH Yudhaningrat atau akrab disapa Gusti Yudho pada Kamis (30/12/21).
Sesuai dengan judulnya, pameran ini menghadirkan empat pelukis kenamaan yang berasal dari empat generasi yang berbeda. Salah satunya adalah Kartika Affandi, seniman berusia 87 tahun yang sejak kecil belajar melukis pada ayahnya, Affandi, maestro seni lukis Indonesia.
Narasi lukisannya bila dilihat dari dekat larut dengan kedalaman yang kuat, kesan abstrak dalam goresan cat minyak yang penuh semangat, seperti yang terlihat pada karyanya yang dipamerkan di Hyatt Regency Yogyakarta. Di antaranya Beringin di Campuhan Bali, Taman Rembrandt, Kuil Jepang, Pantai Pelabuhan Ratu, dan Babi dan Anak-anaknya.
Perjalanan karir Kartika dimulai tahun 1964, ketika ia mengikuti pameran bersama di Museum Modern of Art, Rio De Janeiro, Brazil. Ia juga pernah menyabet beberapa penghargaan seperti Master of Painter dari Youth of Asian Artist Workshop (1985), Outstanding Artist dari Mills College di Oakland, California (1991).
Baca Juga: Konsep Keragaman Sudah Usang, Seni Perbarui Kebhinekaan Indonesia
Pameran ini juga menampilkan karya Artha Pararta Dharma. Dengan gaya lukisan figuratif dan ekspresionis, Artha mengangkat kehidupan dan budaya Jawa serta memasukkan ornamen-ornamen di dalamnya. Ia mulai belajar melukis dari usia 13 tahun di bawah asuhan pamannya yang juga seorang seniman terkenal, yakni Bagong Kusudiharjo.
Lukisan-lukisannya memiliki daya magnet yang tinggi, hal itu dapat dilihat dari goresan yang ekspresif, spontan serta komposisi warna yang cerah, seperti karyanya yang bertajuk Gatotkoco Gugur, Lahirnya Batara Kala, dan masih banyak lagi yang juga dipamerkan di Hyatt Regency Yogyakarta.
Adapula Nasirun, seorang maestro seni lukis yang juga kolektor seni yang kerap menggunakan elemen kebudayaan Jawa dalam setiap karyanya yang bergaya kontemporer ekspresionis.
Pria kelahiran Cilacap ini lahir dari keluarga pekerja dan petani. Meski tidak memiliki latar belakang keluarga seniman, kecintaannya pada seni sejak kecil membuat ia bertekad menjadi seniman yang hebat hingga menempuh pendidikan di Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Nasirun telah mendapatkan banyak penghargaan di bidang seni, antara lain McDonald's Award pada Lustrum Institut Seni Indonesia Yogyakarta ke-10 dan Philip Morris Award 1997. Karyanya yang ditampilkan adalah Diponegoro dan Istri Melihat Merapi, Harmoni, Linggo Yoni, dan Ungu Menentang Ide Buruk.
Baca Juga: Tutup Tahun 2021, Hyatt Regency Yogyakarta Gelar Hyatt Golf Tournament
Tidak ketinggalan karya Jumaldi Alfi, seperti Postcard from The Past #4 dan Postcard from The Past #6 turut dipajang di pameran ini. Jumaldi Alfi adalah seorang perupa kontemporer yang telah memamerkan karyanya di berbagai kota di dalam maupun luar negeri. Amsterdam, Hong Kong, New York, Shanghai, Beijing, Paris, dan lainnya.
Jumaldi Alfi bersama 20 perupa Indonesia lainnya masuk dalam daftar 500 pelukis terlaris di dunia berdasarkan Top 500 Artprice 2008/2009 yang disusun oleh sebuah lembaga analis perkembangan pasar seni rupa dunia, Artprice, yang berbasis di Paris, Prancis.
“Pameran ini merupakan bagian dari Rumah Budaya Hyatt, sebuah program inisiasi Hyatt Regency Yogyakarta untuk menjadi wadah karya seni Nusantara agar tetap eksis dan terjaga,” jelas Nurcahyadhi, General Manager Hyatt Regency Yogyakarta.
Hyatt Regency Yogyakarta menggandeng Yayasan Dharmatika Budaya Nusantara dan Royal House Cultural Activities karena kedua organisasi non-profit yang bergerak di bidang seni ini telah memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam mengadakan berbagai acara sebagai bentuk pelestarian seni dan budaya Indonesia baik tradisional maupun kontemporer.
Dengan adanya pameran ini, tamu dan pengunjung pun bisa menikmati karya seni lintas generasi dan zaman yang memiliki karakternya masing-masing. Ini adalah bagian dari estafet panjang yang melengkapi lini masa perjalanan seni rupa Indonesia. Pameran ini bisa dikunjungi mulai tanggal 24 Desember - 24 Januari 2022, setiap hari pukul 08.00-22.00 di area lobby Hyatt Regency Yogyakarta.
Berita Terkait
-
Desa BRILiaN Batuan Bali Sukses Bangun Ekonomi Lokal dengan Seni dan Budaya
-
Melihat Siklus Kehidupan Manusia di Pameran Infinity Yin Yang
-
Lihat Pameran Seni Dolorosa Sinaga, Megawati Minta Dibuat Monumen Kudatuli di Kantor PDIP
-
Habiskan Akhir Pekan dengan Berkunjung ke Pameran Jakarta Provoke
-
Pameran Seni Rupa Indonesian Dream dan Cendera Mata Warnai 14th SATU Indonesia Awards 2023
Tag
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Aliansi Mahasiswa Paser Desak Usut Percobaan Pembunuhan dan Stop Hauling Batu Bara
-
Bimtek Rp 162 Miliar, Akmal Malik Minta Pengawasan DPRD Terkait Anggaran di Bontang
-
Satu Orang Tarik Pinjaman Rp330 Miliar dengan 279 KTP di Pinjol KoinWorks
Terkini
-
Viral Video Truk Buang Sampah Ilegal di Hutan Gunungkidul, WALHI Desak Pemda DIY Bertindak
-
Timses Pede Heroe-Pena Menang Pilkada Yogyakarta, Target 40 Persen Suara Terkunci
-
Mary Jane Bisa Kumpul Keluarga, Buat Pesan Menyentuh sebelum Keluar dari Lapas Jogja
-
Menteri LH Marah soal Sampah, 5 Truk dari Jogja Tertangkap Basah Buang Limbah di Gunungkidul
-
Anggaran Sampah Jogja Terungkap, hanya 40 Persen dari Rp96 Miliar untuk Atasi Timbunan