SuaraJogja.id - Pemkot Yogyakarta menggalakkan upaya skrining dan tracing kepada siswa-siswinya setelah ditemukan beberapa siswa terkonfirmasi Covid-19. Meski tak menyebutkan berasa dari kegiatan belajar mengajar secara tatap muka, skrining dilakukan untuk memastikan tidak ada sebaran di dalam sekolah.
"Kalau skrining sudah kami tingkatkan. Sebanyak 10 persen dari SD, SMP kami ambil sampelnya. Itu terus kami lakukan hingga kemarin itu ditemui kasusnya," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani ditemui wartawan di XT Square, Kota Jogja, Kamis (27/1/2022).
Emma menerangkan bahwa hasil skrining yang dilakukan baru menemukan dua siswa positif Covid-19. Itu pun di jenjang SMA dimana menjadi kewenangan Pemda DIY.
"Tentu yang SMP atau SD terus kami lakukan. Ada sekitar 2 ribuan lebih yang diambil sampelnya. Sejauh ini belum ada yang positif dari laporan yang kami terima," katanya.
Baca Juga: Kasus COVID-19 di SMAN 8 Yogyakarta Bertambah, Sekolah Batasi PTM
Mengingat skrining terus dilakukan, Emma menyebut bahwa sempat terjadi banyak siswa positif Covid-19 di jenjang salah satu SMP. Pihaknya kembali mengulang skrining.
"Itu hanya memastikan saja apakah ada alat yang salah atau tidak. Hasilnya belum keluar saat ini masih diproses," kata dia.
Menurut Emma, kondisi siswa yang terpapar Covid-19 tidak bergejala. Selain itu, penularan terjadi di lingkup keluarga anak.
"Jadi tracing yang kami lakukan terhadap anak yang positif itu karena dia tertular dari orang tuanya atau saudaranya yang baru dari luar kota. Ketika ke sekolah kondisi sakit dan diperiksa ternyata positif, " kata dia.
Untuk aktivitas sekolah yang diketahui siswanya terkonfirmasi Covid-19 Dinkes menyarankan untuk menutup kelas sementara. Lima hari pasca penemuan kasus itu, kelas diperbolehkan buka.
Baca Juga: Dapat Gusuran Pembebasan Lahan Tol Yogyakarta-Solo, Sumanto: Uangnya Sudah Habis
"Biasanya lima hari boleh dibuka kembali. Namun selama lima hari harus ada petugas kebersihan juga untuk mensterilkan ruangan," katanya.
Berita Terkait
-
Mengenal SWA Community Action, Ajak Siswa Ikut Kontribusi Nyata di Luar Kelas
-
Viral Siswa SD Belajar di Ruang Kelas Tak Layak, Atap Ambrol Hingga Lantai Tanah
-
Nggak Bebas Berekspresi dan Nggak Modis Jadi Alasan Siswa Abaikan Aturan
-
Prabowo Saja yang Terpajang, Siswa Copot Foto Gibran di Sekolah, Netizen: Sampai Segitunya
-
Viral Siswa SMA Tak Bisa Jawab Soal Pembagian, Publik Ramai Salahkan Nadiem Makarim
Tag
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Jordi Onsu Terang-terangan Ngaku Temukan Ketenangan dalam Islam
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
-
Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru Mulai Bisa Dipesan Hari Ini
-
Review DADOO: Nostalgia Game Ular Tangga yang Bisa Main Multiplayer Secara Online
Terkini
-
Dampak Kemenangan Donald Trump bagi Indonesia: Ancaman Ekonomi dan Tantangan Diplomasi
-
Pengawasan Miras di DIY sangat Lemah, Sosiolog UGM Tawarkan Solusi Ini
-
Pakar hukum UGM Usul Bawaslu Diberi Kewenangan seperti KPK
-
Ini Perbedaan Alergi Susu dan Intoleransi Laktosa pada Anak
-
Bahlil Bantah Jokowi Masuk Golkar: Beliau Berdiri di Atas Semua Partai