SuaraJogja.id - PKL Malioboro mulai berpindah ke dua lokasi baru relokasi di Teras Yogyakarta 1 di eks Bioskop Indra dan di Teras Malioboro 2 di eks Dinas Pariwisata DIY, Selasa (01/02/2022). Selama relokasi, seminggu kedepan sekitar 1.836 PKL Malioboro diminta segera memindahkan barang-barang mereka dari selasar Malioboro menuju ke dua lokasi baru tersebut.
Berdasarkan data Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, setiap PKL mendapatkan jatah lapak berukuran 1,8 meter x 1,05 meter serta 1,25 x 1,25 meter.
Salah seorang PKL, Daldini (65) mengaku sedikit kebingungan untuk menata dagangannya di lapak baru yang berada di Teras Malioboro 2. Dagangan berupa kerajinan kulit di dekat Mirota Batik Jalan Margomulyo tak bisa dipindahkan seluruhnya di tempat baru.
"Iya ini bingung mau ditaruh mana semua dagangan saya, lapaknya terlalu kecil. Kalau di tempat lama bisa sekitar dua meter," ujarnya.
Perempuan yang sudah berjualan kerajinan kulit selama 40 tahun sejak kepemimpinan Gubernur DIY, Sri Sultan HB IX tersebut mengaku hanya bisa menerima keputusan Pemda maupun Pemkot Yogyakarta. Untuk mengatasi keterbatasan tempat, akhirnya Daldini berencana hanya memajang sebagian barang dagangan di lapaknya.
Namun Daldini berusaha untuk tidak mempermasalahkan ketersediaan lapak. Yang penting baginya saat ini tempat relokasi baru tersebut nantinya bisa ramai dikunjungi wisatawan.
"Nggak usah dibikin sulit, dijalani saja. Jangan sedih, nanti kita bisa tambah susah. Kan kalau sedih bisa sakit. kita jalani saja. Saya belum jualan hari ini, masih persiapan untuk lapaknya," jelasnya.
Hal senada disampaikan Toni (40). Pedagang aksesoris yang sudah berjualan sejak 1988 di sisi barat Kantor DPRD DIY ini juga berpikir keras bagaimana menata dagangan di lapak yang cukup kecil. Selama 30 tahun lebih, seluruh dagangannya bisa ditata di satu lapak.
"Sekarang akhirnya hanya separo yang saya bawa, sisanya ditinggal di rumah karena disini tidak ada gudang penyimpanan," ungkapnya.
Baca Juga: Pedagangnya Direlokasi ke Teras Malioboro, Bangunan Toko Sepatu di Jalan Mataram Dirobohkan
Toni berharap kepindahannya di lokasi baru bisa lebih baik secara ekonomi. Promosi yang dijanjikan Pemda dan Pemkot Yogyakarta pun diharapkan bisa segera dilakukan.
Sebab di tempat lama, dia bisa meraup keuntungan sekitar Rp 100 ribu dalam sehari. Bahkan saat momen hari raya, pendapatannya bisa mencapai Rp 200-300 ribu per hari.
Namun saat awal pandemi COVID-19, Toni sempat tak mendapatkan penghasilan sama sekali. Seiring pulihnya perekonomian dan wisatawan yang berkunjung ke Malioboro, omzetnya kembali naik.
Sayangnya saat ekonomi PKL mulai pulih, kebijakan relokasi diberlakukan awal 2022 ini. Toni pun harus kembali memulai menata hidunya lagi dari awal.
"Ya mohon doanya agar bisa menyesuaiakan dengan relokasi," paparnya.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti mengungkapkan sebenarnya ukuran lapak yang diberikan Pemkot kepada PKL di Teras Malioboro tak jauh berbeda dari sebelumnya. Namun karena mereka ditempatkan bersamaan di satu tempat, lapak tersebut jadi terlihat lebih kecil.
Berita Terkait
-
PKL Malioboro Segera Direlokasi, Pemkot Jogja Janjikan Tambah Fasilitas Teras Malioboro II
-
Toko Sepatu di Jalan Mataram Dirobohkan, Pemkot Jogja Targetkan 3 Hari Penataan Selesai
-
PKL Malioboro Pindah ke Teras Malioboro
-
Kehilangan Mata Pencaharian Usai Relokasi, Pendorong Gerobak Malioboro Unjuk Rasa ke Sri Sultan HB X
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Rp4 Miliar untuk Jembatan Pucunggrowong: Kapan Warga Imogiri Bisa Bernapas Lega?
-
2000 Rumah Tak Layak Huni di Bantul Jadi Sorotan: Solusi Rp4 Miliar Disiapkan
-
Malioboro Bebas Macet? Pemkot Yogyakarta Siapkan Shuttle Bus dari Terminal Giwangan untuk Turis
-
Tunjangan DPRD DIY Bikin Melongo, Tunjangan Perumahan Lebih Mahal dari Motor Baru?
-
KPKKI Gugat UU Kesehatan ke MK: Komersialisasi Layanan Kesehatan Mengancam Hak Warga?