Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Jum'at, 04 Februari 2022 | 19:11 WIB
[ILUSTRASI] Pembeli memegang daging yang digantung di Pasar Bantargebang, Kota Bekasi, Minggu (11/4/2021). [Suara.com/Dian Latifah]

SuaraJogja.id - Jumlah permintaan daging sapi di wilayah Gunungkidul mulai mengalami penurunan menyusul merebaknya penyakit antraks. Meski belum signifikan namun penurunan permintaan tersebut mulai dirasakan oleh pelaku distribusi daging sapi.

Salah satu pemilik Tempat Pemotongan Hewan (TPH) di Kapanewon Semanu, Sutiyem mengungkapkan jumlah hewan yang disembelih berkurang dari beberapa waktu sebelumnya. Permintaan daging sapi memang menurun tapi tidak signifikan.

"Pelanggan paling banyak adalah pedagang bakso. Beberapa hari terakhir memang permintaan dari mereka menurun," katanya, Jumat (4/2/2022) dini hari, saat menanggapi sidak Dinas Peternakan dan Dinas Perdagangan.

Sebenarnya ia selama ini selalu memperhatikan kesehatan sapi yang hendak disembelih. Hal tersebut dilakukan guna menjaga reputasi dan kepuasan pelanggan. Apa yang dilakukan juga untuk memastikan kualitas daging yang dijualnya.

Baca Juga: Antraks Jangkiti Ternak di Gunungkidul, Penjual Daging Sapi Tak Terdampak

Jumat Dinihari, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan menggelar inspeksi mendadak (Sidak) ke beberapa TPH menyusul merebaknya antraks di wilayah Gunungkidul. 3 TPH masing-masing di Kapanewon Semanu, Semin, dan Karangmojo mereka datangi.

"Dari TPH di tiga kapanewon tidak ditemukan hewan yang disembelih dalam kondisi sakit, atau bahkan daging sapi dicurigai terinfeksi Antraks," tutur Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan drh Retno Widyastuti menyampaikan, sidak dilakukan guna mengantisipasi dan meminimalisir penularan Antraks.

Dia menyebut, meski tidak secara detail prosentasenya, rata-rata jumlah hewan yang disembelih di tiap TPH menurun. Diakui, penurunan jumlah yang disembelih diakibatkan karena munculnya Antraks belakangan ini di dua kalurahan di Gunungkidul.

Kasus antraks yang melanda dua Kapanewon di Gunungkidul mulai menimbulkan efek domino di tengah masyarakat. Minat masyarakat untuk membeli hewan ternak mulai menurun sehingga transaksi di Pasar Hewanpun juga terdampak.

Di Pasar Hewan Siyonoharjo Kapanewon Playen. Di hari pasaran Wage, pasar Hewan Siyonoharjo buka dan biasanya ribuan pedagang, petani (peternak) dan pembeli tumpah ruah di pasar hewan terbesar di Gunungkidul ini.

Baca Juga: Dua Kalurahan di Gunungkidul Masuk Zona Merah Penyebaran Antraks

Meskipun pengunjung cukup banyak, sejumlah pedagang hewan ternak terutama sapi mengeluhkan sepinya pembeli. Sebagian besar yang datang ke pasar tersebut ternyata hanya pedagang yang sekedar melihat-lihat.

Load More