SuaraJogja.id - Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji untuk tidak menggelar kegiatan militer yang baru di dekat Ukraina saat ini sebagai langkah pendahuluan untuk meredakan ketegangan.
Hal itu disampaikan oleh seorang pejabat Prancis menyusul pembicaraan antara Putin dan Presiden Emmanuel Macron.
Seperti dikutip dari Antara, menurut pejabat itu, Putin juga sepakat bahwa tentara Rusia yang ikut dalam latihan militer di wilayah Belarusia dekat perbatasan Ukraina akan ditarik mundur segera setelah kegiatan itu selesai.
Putin sendiri tidak menyinggung tentang hal itu ketika dia berbicara kepada awak media setelah pembicaraan selama enam jam dengan Macron di Kremlin pada Senin malam.
Baca Juga: Azerbaijan Bebaskan 8 Tahanan Armenia Menjelang Mediasi
Reuters tidak bisa mengonfirmasi secara independen bahwa Rusia telah membuat komitmen semacam itu.
Pejabat Prancis itu berbicara kepada wartawan dengan syarat agar namanya tidak dipublikasikan.
Macron menjadi pemimpin Barat pertama yang bertemu Putin sejak Moskow mulai mengerahkan pasukan ke dekat Ukraina.
Negara-negara Barat mengatakan mereka khawatir Rusia sedang bersiap untuk menduduki Ukraina. Moskow membantah tentang hal itu, namun mengatakan Rusia bisa mengambil tindakan militer kecuali tuntutannya soal jaminan keamanan dipenuhi oleh Barat.
Pejabat Prancis itu mengatakan selama pembicaraan dengan Putin, Macron telah setuju untuk "membuka dialog tentang masalah-masalah strategis", namun tidak dijelaskan secara terperinci dialog itu akan membahas soal apa.
Baca Juga: Amerika Sebut Rusia Sudah Siagakan 100 Ribu Pasukan Dekat Perbatasan, Siap Gempur Ukraina Kapanpun
Putin sebelumnya menuntut perubahan dalam pengaturan keamanan di Eropa, termasuk janji bahwa NATO tidak akan pernah mengakui Ukraina, bahwa rudal tidak akan pernah dikerahkan ke dekat perbatasan Rusia dan bahwa aliansi Barat itu akan mengurangi infrastruktur militernya.
Pejabat Prancis tersebut mengatakan kesepakatan juga dicapai dalam pembicaraan itu untuk meningkatkan diplomasi di bawah "Format Normandia", di mana Prancis dan Jerman bertindak sebagai fasilitator dalam pembicaraan-pembicaraan yang menyangkut Rusia dan Ukraina.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
Warga RI Diminta Tingkatkan Tabungan Wajib di Bank Demi Cita-cita Prabowo Subianto
-
5 HP dengan Kamera Terbaik di Dunia 2025, Ada Vivo dan Huawei
-
8 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik Mei 2025, Memori Besar Performa Handal
-
Eks Pelatih Vinicius Junior Diincar Klub Liga 1: Persija atau Bali United?
-
Harga Emas Antam Naik Turun, Hari Ini Dibanderol Rp 1.894.000/Gram
Terkini
-
Nasib 1.600 Pekerja Garmen Sleman di Ujung Tanduk Pasca Kebakaran, Ini Langkah Pemkab jika Ada PHK
-
Harapan Tipis Bertahan di Liga 1, PSS Sleman Siapkan Taktik Khusus Lawan Madura United
-
BNI Bermitra dengan BUMDes Yogyakarta, Wujudkan Ketahanan Pangan dan Pemerataan Ekonomi Desa
-
Dana Parpol dari Negara? Prananda Surya Paloh: "Mungkin Niat Mulia, Tapi..."
-
Langsung Klik, Ini Cara Aman Dapat DANA Kaget yang Asli sebelum Terima Ratusan Ribu Rupiah