SuaraJogja.id - Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DPPP) Sleman kembali melakukan pengambilan sampel hewan ternak di wilayahnya. Hal ini sebagai bentuk antisipasi penyebaran kasus antraks yang sudah terjadi di Kabupaten Gunungkidul.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, DPPP Sleman, Sri Rahayu Saddyahsih Nawang Wulan menjelaskan setidaknya ada belasan sampel swab hewan ternak dan tanah yang diambil di Pasar Hewan Ambarketawang.
Hewan ternak yang diambil sampelnya tersebut berasal dari sejumlah wilayah.
"Hari ini kita mengambil secara acak swab hidung dari sapi yang berasal dari beberapa wilayah ada dari Bantul, Kulon Progo, Sleman sendiri. Total ada 11 sampel swab hidung dan 12 sampel tanah di wilayah Pasar Hewan Ambarketawang ini," kata Nawang kepada awak media, Kamis (10/2/2022).
Nawang mengungkapkan, memang tidak hanya sampel swab hidung hewan ternak saja yang diambil, tetapi ada sampel tanah juga. Pasalnya diketahui bahwa spora itu memang bisa bertahan dimanapun termasuk di tanah.
"Sampel tanah karena spora itu bisa tahan dimanapun. Kan bisa jadi dia leleran kebetulan positif itu ya ada kotoran hewan atau apa dia jatuh ditanah dia membentuk spora akan bertahan sampai belasan tahun," terangnya.
Nantinya belasan sampel itu akan langsung dikirimkan ke lab Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Kulon Progo. Di sana sampel-sampel itu akan dilakukan pengujian identifikasi antraks.
"Hasil keluar mungkin 3-5 hari. Karena antre memprioritaskan zona merah dulu baru wilayah sekitarnya," ucapnya.
"Kita ingin tahu sehingga kita ujikan antraks. Sebagai antisipasi semua upaya kita lakukan. Salah satunya kenapa di pasar hewan karena ternaknya berasal dari berbagai wilayah," sambungnya.
Baca Juga: Selain Hewan, Warga yang Terpapar Antraks di Gunungkidul Bertambah
Sementara itu Kepala UPTD Pasar Hewan Ambarketawang dan Rumah Potong Hewan Yuda Andi Nugroho di tempat itu setidaknya ada ratusan penjual yang memasarkan hewan ternaknya.
"Penjual itu tidak mesti. Ada rutin, ada yang musiman. Kalau yang rutin pasti sekitar antara 100an. Sapi kemungkinan 350an ekor," ujar Yuda.
Sapi-sapi yang dijual itu, disampaikan Yuda hanya berasal dari sekitar wilayah DIY saja. Namun memang penjualannya yang bisa sampai ke luar kota.
"Kalau sapi asalnya DIY aja, keluarnya itu yang jauh-jauh bisa sampai Banjar, Purwokerto, Ambarawa, Nganjuk. Biasanya kulakan di sini," ucapnya.
Tidak hanya sapi saja, kata Yuda juga ada domba yang turut dijual di pasar hewan tersebut. Walaupun secara jumlah tidak sebanyak sapi.
"Domba paling hanya 30an. Kalau domba lokal hanya daerah sini saja. Kebanyakan ambil dari peternak. Lokal Sleman dan Bantul, sekitar sini aja," tandasnya.
Berita Terkait
-
Selain Hewan, Warga yang Terpapar Antraks di Gunungkidul Bertambah
-
Efek Domino Antraks di Gunungkidul, Harga Sapi Anjlok hingga Permintaan Daging Turun Drastis
-
Antraks Jangkiti Ternak di Gunungkidul, Penjual Daging Sapi Tak Terdampak
-
Dua Kalurahan di Gunungkidul Masuk Zona Merah Penyebaran Antraks
-
Kasus Antraks Mencuat, Harga Sapi di Gunungkidul Anjlok dan Sulit Laku
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
Terkini
-
Jogja Siaga Banjir, Peta Risiko Bencana Diperbarui, Daerah Ini Masuk Zona Merah
-
DANA Kaget untuk Warga Jogja: Buruan Klaim 'Amplop Digital' Ini!
-
Heboh Arca Agastya di Sleman: BPK Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Situs Candi
-
Gus Ipul Jamin Hak Wali Asuh SR: Honor & Insentif Sesuai Kinerja
-
Rp300 Triliun Diselamatkan, Tapi PLTN Jadi Korban? Nasib Energi Nuklir Indonesia di Ujung Tanduk