SuaraJogja.id - Kabupaten Gunungkidul tengah menjadi sorotan kembali setelah munculnya kasus antraks di wilayahnya. Tidak hanya menjangkiti hewan ternak, sejumlah warga pun ikut terpapar bakteri antraks tersebut.
Lalu bagaimana kondisi kabupaten lain yang juga berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu terkait penyebaran antraks?
Plt Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono menyatakan untuk Kabupaten Sleman sendiri sudah 19 tahun terbebas dari antraks. Kasus antraks terakhir yang muncul di Bumi Sembada muncul pada tahun 2003 silam.
"Kejadian (antraks) terakhir itu tahun 2003. Tahun 2003 itu yang kena ada di daerah Pakem hanya 1 ekor sapi," kata Suparmono kepada awak media, Kamis (10/2/2022).
Pria yang akrab disapa Pram tersebut menuturkan penanganan kasus antraks kala itu sudah dilakukan dengan baik. Sehingga tidak terjadi perluasan penyebaran kasus antraks di wilayah Sleman.
"Sapi yang mati terus ditimbun, dicor, dikasih tanda di situ. Kedalaman sampai 2 meter, kemudian dikasih kapur dan formalin. Memang ada SOP-nya agar spora tidak menyebar, biar terlokalisir," ungkapnya.
Disampaikan Pram, jika penanganan antraks tidak dilakukan dengan benar maka akan berpotensi untuk semakin meluas. Belum lagi potensi kemunculan lagi di masa mendatang karena spora tersebut bisa hidup dalam waktu yang lama.
"Kalau penanganan tidak benar bisa beberapa tahun muncul lagi, muncul lagi. Kasihan masyarakat juga nanti. Memang untuk sampai jangka panjang kita vaksin (hewan ternak) terus di area (kasus antraks dulu) untuk mencegah tidak muncul lagi," paparnya.
"Intinya kita ingin memberikan jaminan kepada peternak pada konsumen, Sleman tetap bebas dari antraks. 2003 sampai sekarang itu, 19 tahun mampu mempertahankan kondisi ini (bebas antraks)," sambungnya.
Baca Juga: Selain Hewan, Warga yang Terpapar Antraks di Gunungkidul Bertambah
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, DPPP Sleman, Sri Rahayu Saddyahsih Nawang Wulan mengatakan dalam rangka pengawasan penyebaran antraks di wilayah Sleman pihaknya juga selalu melakukan pemeriksaan rutin. Khususnya kepada hewan-hewan ternak di Sleman yang datang dari berbagai daerah.
"Kita ada pemeriksaan rutin setiap tahun, kita menganggarkan untuk pemeriksaan sampel itu setiap tahun tidak hanya untuk penyakit antraks tapi yang lain juga," ucap Nawang.
Ia menyebut kejadian tahun 2003 lalu itu memang sudah berhasil dilokalisir dan ditangani secara baik. Namun penanganan pun tidak hanya berhenti pada tahun itu saja.
Salah satunya terkait dengan pengujian sampel tanah yang ada di sekitar lokasi. Uji lab tanah tersebut sendiri dilakukan rutin setiap tahunnya hingga terakhir kemarin pada 2020 lalu.
"Kejadian hanya 2003 itu lalu langsung kita lokalisir. Tapi selama 10 tahun kita melakukan vaksinasi rutin (hewan ternak) di radius 6 kilometer dari lokasi kejadian. Pengambilan sampel tanah juga rutin sampai 2020 lalu," terangnya.
Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman hingga Desember 2021 lalu popluasi hewan ternak sendiri masih terbilang mencukupi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik