Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 10 Februari 2022 | 16:31 WIB
Sapi-sapi yang ada di Pasar Hewan Ambarketawang, Sleman, Kamis (10/2/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

"Kita ada pemeriksaan rutin setiap tahun, kita menganggarkan untuk pemeriksaan sampel itu setiap tahun tidak hanya untuk penyakit antraks tapi yang lain juga," ucap Nawang.

Ia menyebut kejadian tahun 2003 lalu itu memang sudah berhasil dilokalisir dan ditangani secara baik. Namun penanganan pun tidak hanya berhenti pada tahun itu saja. 

Salah satunya terkait dengan pengujian sampel tanah yang ada di sekitar lokasi. Uji lab tanah tersebut sendiri dilakukan rutin setiap tahunnya hingga terakhir kemarin pada 2020 lalu.

"Kejadian hanya 2003 itu lalu langsung kita lokalisir. Tapi selama 10 tahun kita melakukan vaksinasi rutin (hewan ternak) di radius 6 kilometer dari lokasi kejadian. Pengambilan sampel tanah juga rutin sampai 2020 lalu," terangnya.

Baca Juga: Selain Hewan, Warga yang Terpapar Antraks di Gunungkidul Bertambah

Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman hingga Desember 2021 lalu popluasi hewan ternak sendiri masih terbilang mencukupi. 

Secara rinci untuk populasi sapi potong mencapai 32.625 ekor, lalu sapi perah ada 3.419 ekor. Ditambah dengan kambing kacang 16.682 ekor, kambing PE 7.120 ekor, lalu domba 36.113 ekor.

Load More