SuaraJogja.id - Keraton Yogyakarta menggelar Labuhan Alit di Pantai Parangkusumo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul pada Jumat (4/4/2022). Prosesi Labuhan Alit juga diawali dengan serah terima uba rampe.
Pelaksanaan serah terima dilangsungkan di pendopo Kapanewon Kretek. Serah terima dihadiri Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, Kepala Dinas Kebudayaan Bantul Nugroho Eko Setyanto, dan KRT Wijoyo Pamungkas selaku Carik Tepas Ndoro Puro.
Sejumlah uba rampe dibongkar dalam upacara serah terima itu. Tujuannya untuk meneliti kelengkapan. Kemudian, uba rampe dimasukkan ke ancak atau jodhang, lalu diangkut lagi dengan kendaraan ke Pantai Parangkusumo.
Uba rampe Labuhan Alit tersebut terdiri dari pengajeng, pendherek lorodan agem Dalem Sultan, dan lorodhan. ada juga potongan kuku atau kenoko dan potongan rambut atau rikmo Ngarso Dalem di dalamnya. Selain itu, bunga kering sisa jamasan pusaka Keraton Jogja selama setahun juga dilabuh sebagai uba rampe.
Baca Juga: Labuhan Alit Tak Hanya Digelar di Pantai Parangkusumo, Ini Dua Lokasi Lainnya
"Hari ini kami mengikuti pembukaan kegiatan upacara labuhan dalam rangka hari peringatan Jumenengan Ingkang Sinuhun Kanjeng Sri Sultan Hamengku Buwono X. Sesuai dengan adat tradisi tahunan setiap jumenengan atau bertakhtanya Sri Sultan HB ada tradisi labuhan," ujar Halim seusai upacara serah terima ubo rampe.
Ia mengatakan, barang-barang apa saja yang pernah dipakai keraton atau Sri Sultan HB X dilabuh sebagai simbol untuk membuang keburukan. Dalam saat bersamaan ada sedekah apem sebagai lambang permohonan maaf.
"Apem berasal dari Bahasa Arab yaitu afwan maknanya permohonan maaf dari segala kesalahan yang pernah dilakukan dengan simbol apem mustoko. Itu merupakan simbol ampunan kepada Allah SWT atas kesalahan kolektif maka apemnya besar," jelasnya.
Menurutnya, tradisi ini sekaligus membangkitkan akan pentingnya kesadaran untuk membangun Jogja lebih baik ke depannya.
"Juga tradisi untuk mendoakan Ngarsa Dalem agar panjang umur, sehat selalu, dan berjuang utk masyarakat DIY," paparnya.
Baca Juga: Di Depan Tetenger HB IX, Sri Sultan Luruskan Sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949
Berita Terkait
-
Pakar Ungkap Makna di Balik Gestur Tangan dan Bibir Sri Sultan HB X saat Bertemu Jokowi
-
Menguak Beda Makna Batik Jokowi dan Sri Sultan HB X, Diduga Corak Naga Tuai Perbincangan
-
Jokowi Bertemu Sri Sultan Hamengkubuwono X, Makna Batik Jadi Sorotan: Motif Ular...
-
Makna Batik Jokowi yang Dipakai Saat Bertemu Sri Sultan HB X, Diduga Bercorak Antaboga
-
Tanpa Keluarga, Jokowi Temui Sri Sultan HB X di Keraton Yogya, Ada Apa?
Tag
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Upaya Tekan Kasus Kemiskinan, Kulon Progo Luncurkan BPNT APBD 2025
-
Prabowo Bentuk Danantara, Tokoh Kritik Jokowi Jadi Dewas: 'Tuntut Diadili, Kok Jadi Pengawas?'
-
Cegah Antraks Masuk Bantul, Pasar Hewan dan Kandang Ternak Diawasi Ketat
-
Sita Kursi dan Meja, Satpol PP Tertibkan PKL Bandel di Kotabaru Yogyakarta
-
Tak Perlu Panik Buying jelang Ramadan, Harga Pangan di Kulon Progo Terkendali