SuaraJogja.id - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menargetkan untuk menekan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024 mendatang. Pada 2021 lalu statistik stunting di Indonesia berada di angka 24,4 persen.
Sebagai informasi, stunting adalah kondisi serius pada anak yang ditandai dengan tinggi badan anak di bawah rata-rata atau anak sangat pendek serta tubuhnya tidak bertumbuh dan berkembang dengan baik sesuai usianya dan berlangsung dalam waktu lama.
Untuk bisa mencapai target tersebut dibutuhkan peran Kementerian Agama (Kemenag) kaitannya dengan sosialisasi dampak stunting kepada calon pasangan yang akan menikah.
Menag Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan bahwa pihaknya juga diberi tugas untuk ikut menekan kasus stunting di Indonesia. Sehingga bimbingan yang diberikan oleh Kemenag tidak hanya tentang menciptakan keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah.
Baca Juga: PTM Semua Jenjang di DIY Dihentikan Imbas PPKM Level 4, Ini Kata Bupati Bantul
"Namun kami concern dengan isu-isu kesehatan sebelum calon pasangan pengantin menikah," ujar Yaqut di sela-sela Launching Pendampingan, Konseling, dan Pemeriksaan Kesehatan dalam 3 Bulan Terakhir Pranikah untuk Mencegah Stunting di Pendopo Parasamya Bantul, Jumat (11/3/2022).
Menurutnya, ketahanan keluarga merupakan salah satu pondasi bernegara. Dengan demikian, apabila kasus stunting tidak ditekan maka generasi yang akan datang akan tumbuh pendek dan secara intelektual juga terbatas.
"Sehingga mereka tidak mampu berkompetisi. Kami ingin generasi ke depan bangsa ini generasi yang bisa berkompetisi bukan hanya di dalam negeri tapi juga secara global. Oleh karena itu, keluarga jadi palang pintu utama," tuturnya.
Dia juga menyoroti perkawinan yang tidak direncanakan, dalam hal ini konteksnya ialah orang yang dijodohkan. Sehingga mereka tidak punya waktu untuk merencanakan pengecekan kesehatan sebelum menikah.
"Masih banyak perkawinan yang tanpa direncanakan (perjodohan) oleh pasangan pengantin. Ini harus ada jawabannya," ujarnya.
Baca Juga: Sekolah di DIY Akan Kembali ke PJJ, Ini Upaya Disdikpora Bantul Agar Tak Terjadi Learning Loss
Untuk itu, Kemenag bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menangani stunting. Harapannya kerjasama ini dapat diteruskan hingga ke tingkat Dinas Kesehatan (Dinkes) masing-masing daerah.
Berita Terkait
-
Istiqlal Bergema, Takbiran Idul Fitri Malam Ini Dihadiri Menteri Agama
-
Berbeda dengan Indonesia, Arab Saudi Rayakan Idulfitri 1446 Hijriah Besok Minggu
-
Hilal Tak Terlihat, Menteri Agama: Masih Ada Satu Hari Lagi, Mari Sempurnakan
-
Salat Idulfitri di Istiqlal Bareng Presiden Prabowo, Menag Nasaruddin Umar: Insya Allah
-
TOK! Menteri Agama Umumkan Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah Jatuh pada Senin 31 Maret 2025
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Dear Petinggi BEI, IHSG Memang Rapuh dan Keropos!
-
Harga Emas Antam Berbalik Lompat Tinggi Rp23.000 Hari Ini, Jadi Rp1.777.000/Gram
-
Wall Street Keok, IHSG Diprediksi Melemah Imbas Perang Dagang Trump vs Xi Jinping
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
Terkini
-
Sleman Pastikan Tak Ada ASN Bolos, Tapi Keterlambatan Tetap Jadi Sorotan
-
Pemda DIY Ngebut Bangun Sekolah Rakyat, Siswa Miskin Bisa Sekolah Juli 2025
-
Pengawasan Jebol hingga Daging Sapi Antraks Dijual Bebas, 3 Warga Gunungkidul Terinfeksi
-
Libur Lebaran di Sleman, Kunjungan Wisatawan Melonjak Drastis, Candi Prambanan Jadi Primadona
-
Zona Merah Antraks di Gunungkidul, Daging Ilegal Beredar? Waspada