SuaraJogja.id - Persoalan sampah yang sudah melebihi kapasitas di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan tak kunjung menemukan solusi yang konkret. Kali ini TPST Piyungan ditutup selama tiga hari mulai 18-20 Maret 2022.
Menurut warga Padukuhan Ngablak, Kalurahan Sitimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul yang lokasinya berdekatan dengan TPST Piyungan, Narijo (52), pengelolaan sampah di TPST Piyungan hanya jalan di tempat. Pasalnya, selalu terjadi tumpukan sampah yang melebihi kapasitas.
"Tidak ada kemajuan dalam pengelolaan sampah. Ya cuma begini terus, enggak ada kemajuan apa-apa," ujar dia, Jumat (18/3/2022).
Narijo mengungkapkan bahwa sejatinya kontrak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY untuk menggunakan lahan tersebut sebagai tempat pembuangan sampah sudah kedaluwarsa sejak 2012 silam. Kemudian selama 10 tahun ini terjadi pemadatan sampah.
Baca Juga: Beredar Surat Edaran Penutupan TPST Piyungan, Warga Tak Boleh Gembalakan Ternak
"Ini kan sebetulnya 2012 sudah habis kontrak, selama 10 tahun itu untuk pemadatan sampah terus menerus, sekarang sudah tidak muat. Pemprov DIY kontrak tanah di sini untuk dijadikan tempat pembuangan sampah," jelasnya.
Adapun keluhan warga sekitar tentang sampah di TPST Piyungan yaitu truk sampah yang tidak membuang sampahnya sampai ke lokasi. Menurutnya, sampah itu ditinggalkan di sekitar jalan TPST Piyungan.
"Warga repot ketika ada sampah yang dibuang di jalan sekitar TPST Piyungan. Sampah itu jadinya butuh didorong menggunakan alat berat," kata Narijo.
Warga sekitar pun sudah terbiasa dengan aroma sampah yang menyengat. Kendati demikian, bau sampah baru terasa saat musim panas dan terbawa tiupan angin.
"Sudah biasa (dengan aroma sampah) karena kan rumahnya di sini, mau kemana lagi. rumahnya di sini. Baunya juga tidak muncul terus-terusan, baru terasa kalau kena angin dan musim panas," katanya.
Baca Juga: Superhuman Goes to TPST Piyungan, Tempat Nasi Gratis Jogja Bagi-Bagi Sembako
Selain itu, juga ada persoalan lalat dan nyamuk. Untuk lalat sendiri tidak terlalu banyak dan pemberantasan nyamuk sudah jarang dilaksanakan.
Berita Terkait
-
Zonasi Sampah Regional, Terobosan Ahmad Luthfi Atasi Keterbatasan TPA di Jawa Tengah
-
DKI Jakarta Operasikan Truk Listrik MAB untuk Angkut Sampah
-
Azealia Banks Sebut Indonesia 'Tempat Sampah Dunia': Hinaan atau Keprihatinan?
-
Mengapa Azealia Banks Sebut Indonesia sebagai Tempat Sampah?
-
Profil dan Kekayaan Azealia Banks, Penyanyi AS Kritik Indonesia Tempat Sampah Dunia
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
Terkini
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu