SuaraJogja.id - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Jogja meningkat cukup tinggi dibanding tahun 2021 lalu. Tercatat dalam 3 bulan terakhir di tahun 2022 sudah terjadi 54 kasus DBD.
Berbeda pada 3 bulan terakhir di 2021 lalu. Kasus DBD tercatat hanya 24 kasus.
"Total sejak Januari-Maret 2022 ada sebanyak 54 kasus DBD, lalu 2021 ada sebanyak 92 kasus dan satu pasien meninggal dunia," ujar Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinkes Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu ditemui di kompleks Balai Kota Yogyakarta, Rabu (23/3/2022).
Dari tiga bulan terakhir di Tahun 2022, bulan Januari tercatat sebagai penyumbang kasus tertinggi. Dimana terdapat 41 orang tertular DBD.
Lebih lanjut, kata Endang salah satu faktor penyebab meningkatnya DBD di Jogja ini adalah intensitas hujan yang cukup tinggi.
"Begitu curah hujan tinggi kasusnya memang juga naik. Meskipun pola lima atau empat tahunan kadang berubah. Tapi polanya seperti itu," kata Endang.
Di sisi lain, pihaknya menyebut bahwa aktivitas Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan masyarakat mulai kendor akibat pandemi Covid-19. Padahal, PSN cukup penting dalam mencegah dan mengantisipasi penularan DBD.
"Inti permasalahannya memang di PSN. Karena sudah jelas, bahwa DBD ini penularannya dari nyamuk. Begitu ada tempat perindukan yang tidak dibersihkan, otomatis nyamuknya banyak dan berpotensi menularkan," kata dia.
Dihubungi terpisah, Emma Rahmi Aryani, Kepala Dinkes Kota Yogyakarta mengaku program nyamuk Wolbachia masih menjadi salah satu upaya dalam pengendalian DBD selain memaksimalkan PSN dan sosialisasi kepada masyarakat. Seluruh kemantren di Kota Jogja sudah diterapkan dengan program nyamuk Wolbachia itu.
Baca Juga: Ramadan Tinggal Sepekan Lagi, Ketua Satgas Covid-19 Jogja Tegaskan Masjid Perketat Prokes
"Dari pelaksananya yakni WMP memang terus melakukan pemantauan. Kita tetap melihat sampel nyamuk yang disebar ke sejumlah wilayah itu apakah ber-wolbachia atau tidak. Sementara ini sekitar 80 persen masih," ungkap dia.
Selain itu, Dinkes juga mengingatkan kepada masyarakat untuk gencar dan tetap waspada terhadap penularan berbagai macam penyakit di masa pandemi Covid-19 saat ini.
"Yang jelas masyarakat meskipun sekarang masih masa pandemi Covid-19, jangan meremehkan dengan penularan penyakit lain. Tetap PSN dan mau tidak mau harus waspada," ungkap Emma.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Orang Aceh Ada di Logo Kota Salem, Gubernur Aceh Kirim Surat ke Amerika Serikat
Pilihan
-
Gaduh Pemblokiran Rekening, PPATK Ngotot Dalih Melindungi Nasabah
-
Siapa Ivan Yustiavandana? Kepala PPATK Disorot usai Lembaganya Blokir Rekening Nganggur
-
Siapa Ratu Tisha? Didorong Jadi Ketum PSSI Pasca Kegagalan Timnas U-23
-
6 Rekomendasi HP dengan Kamera Canggih untuk Konten Kreator 2025
-
4 Rekomendasi HP Murah Vivo Memori Besar, Harga Terjangkau Sudah Spek Dewa
Terkini
-
PSIM Yogyakarta Resmi Perkenalkan Skuad Super League, Usung Semangat 'Sak Sukmamu Sak Jiwamu'
-
Titah Raja Turun: 400 Makam di Tanah Sultan Ground Dibongkar Demi Tol Jogja-Solo
-
Keluarga Arya Daru Akui Pertimbangkan Opsi Cari Kuasa Hukum
-
Soal Temuan Obat di Tubuh Diplomat Arya Daru, Keluarga Ungkap Hal Ini
-
Keluarga Besar Arya Daru: Kami Percaya Kebenaran akan Terungkap!