Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 02 April 2022 | 11:58 WIB
Layanan transportasi internal kampus berupa bus listrik Trans Gadjah Mada - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Universitas Gadjah Mada (UGM) melaunching layanan transportasi internal kampus berupa bus listrik Trans Gadjah Mada pada Jumat (1/4/2022). Setidaknya saat ini ada dua bus listrik yang sudah siap untuk dioperasikan di lingkungan kampus.

Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono menjelaskan, layanan transportasi internal kampus dengan dua bus listrik itu sebagai bentuk upaya untuk menciptakan infrastruktur kampus yang ramah lingkungan.

"Bahwa untuk menyediakan kelancaran transportasi internal UGM, kita launching bus listrik karena memang kecenderungan saat ini kita menggunakan sumber-sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan, tidak mengeluarkan emisi karbon," kata Panut kepada awak media di Balairung UGM, Jumat (1/4/2022).

Panut tidak menampik bahwa selama ini masih banyak transportasi internal kampus yang menggunakan kendaraan non listrik. Hal itu tidak jarang berakibat pada udara yang menjadi kotor akibat emisi yang dihasilkan.

Baca Juga: Sambut Ramadhan, Masjid Kampus UGM Tetap Perketat Penerapan Protokol Kesehatan

Disampaikan Panut, ada banyak keuntungan yang dihasilkan ketika menggunakan transportasi bus listrik ini. Selain tidak bising juga yang utama adalah ramah lingkungan karena tidak melepaskan emisi gas CO2.

"Sekarang baru dua unit yang kita operasikan ya karena kita baru memiliki dua unit bus yang dioperasikan dengan listrik. Kita memiliki banyak bus sebetulnya beberapa yang besarnya setara tapi masih dioperasikan dengan mesin berbahan bakar diesel," terangnya.

Kendati demikian, kata Panut, UGM akan terus berupaya untuk menambah lagi armada bus listrik di lingkungan kampus. Hal itu bertujuan juga untuk semakin mempersingkat waktu tunggi di masing-masing halte.

Layanan transportasi internal kampus berupa bus listrik Trans Gadjah Mada - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Pasalnya, dari dua bus yang sudah beroperasi itu masing-masing memiliki jarak tempuh sekitar 50 menit dari titik keberangkatan. Hingga akhirnya dapat kembali ke titik itu lagi.

"Ya nanti usaha kita memperbanyak armadanya, memperbanyak jumlah bisnya. Sehingga waktu tunggu di masing-masing halte itu bisa diperpendek," ungkapnya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Mulai Melandai, Pokja Genetik FKKMK UGM Beberkan Sebabnya

Sementara itu, Direktur Aset Universitas Gadjah Mada (UGM) Djoko Sulistyo mengatakan terkait dengan pengisian daya sendiri sudah tersedia satu paket dengan bus listrik tersebut. Dibutuhkan waktu selama kurang lebih 3 jam untuk mengisi daya satu bus penuh kembali.

"Charger sudah tersedia satu paket dengan busnya di garasi di damkar, mengisi sekitar 3 jam itu sudah penuh besok untuk bisa jalan untuk satu hari malamnya bisa mengisi lagi," terang Djoko.

Kemudian untuk jumlah bus sendiri, kata Djoko, setidaknya diperlukan tambahan dua hingga empat armada bus lagi untuk bisa semakin memangkas waktu tunggu di masing-masing halte.

Saat ini pihaknya masih akan berkerjasama dengan sejumlah pihak lain untuk menambah armada bus listrik tersebut. Termasuk dengan kemungkinan produsen dari dalam negeri sebagai pemasok armada bus listrik nantinya.

"Jadi sekarang untuk satu putaran itu 50 menit jadi satu halte itu baru bisa dilewati tiap satu jam. Harapannya nanti bisa tiap 30 menit atau bahkan 15 menit tapi kita harus menambah armada ya. Kalau 30 menit itu nambah dua, 15 menit nambah dua lagi sehingga bisa lebih sering lewat begitu harapannya," tandasnya.

Load More