SuaraJogja.id - Kejahatan jalanan atau yang sering diidentikkan dengan sebutan klitih di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menjadi perhatian banyak pihak. Terbaru ada kasus kejahatan jalanan yang menimpa seorang pelajar di Gedongkuning pada Minggu (3/4/2022) hingga nyawanya tidak terselamatkan.
Menanggapi hal tersebut, Sosiolog Kriminal UGM Suprapto menilai bahwa pemerintah daerah maupun aparat keamanan dalam hal ini polisi sudah tidak kurang dalam menangani aksi kejahatan jalanan itu. Namun satu poin yang masih kurang adalah integrasi antarlembaga terkait khususnya keluarga.
"Sebetulnya kalau pemerintah daerah maupun aparat keamanan sudah enggak kurang di dalam menangani klitih ini. Tetapi tidak ada integrasi, tidak ada kerja sama antar lembaga yang lain terutama lembaga keluarga," kata Suprapto saat dihubungi, Selasa (5/4/2022).
Misalnya saja, kata Suprapto, keluarga dalam hal ini disebut tidak pernah mempertanyakan ketika anak-anaknya tidak berada di rumah lewat jam 10 malam. Padahal semua kejadian kejahatan jalanan itu selalu terjadi di malam hari.
Baca Juga: Ayang Utriza Lapor Soal Klitih di Jogja ke Kapolri: Banyak Korban Mati dan Luka Parah
"Kalau saja para orang tua itu mengontrol anaknya itu berada dimana, dengan siapa, ngapain. Saya yakin bahwa itu bisa diminimalkan. Tetapi kenapa misalnya orang tua tidak pernah mempertanyakan, tidak pernah mencari di saat anaknya itu tidak di rumah pada saat jam-jam tersebut," tuturnya.
"Jadi kalau aparat kepolisian atau pemerintah saya kira sanksi juga sudah tegas. Patroli ya banyak, makanya itu kan kita juga tahu to bahwa kemudian segera ada, mengundang patroli yang membantu," sambungnya.
Menurutnya, integrasi antar lembaga yang ada di masyarakat itu sangat penting untuk dilakukan. Mulai dari pemerintah, polisi, pendidikan, keluarga dan sebagainya.
Dalam hal ini, kata Suprapto, keluarga bisa lebih peduli dan tegas terhadap anak-anaknya. Semisal dengan menanyakan atau bahkan melarang anaknya keluar rumah lewat tengah malam.
Jika memang ada sesuatu yang mendadak harus dilakukan segera pun, orang tua bisa ikut untuk mendampingi. Bukan lantas dilepas begitu saja.
Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X juga berharap para orang tua membangun kepedulian bersama.
Berita Terkait
-
Beda Sanksi Pencabutan STR Dokter Bandung dan Garut yang Lakukan Pelecehan, KKI Jelaskan Alasannya
-
Gus Ipul Gagas Wisuda Keluarga Miskin, Simbol Keluar dari Garis Kemiskinan
-
Hanya Sejam dari Solo, 4 Destinasi Wisata Keluarga Ini bikin Long Weekend Anda Berkesan
-
Penuhi Janji ke Anak, Ayu Ting Ting Boyong Keluarga Liburan ke Jepang
-
Tegar Kawal Korban Rudapaksa PPDS Anestesi, Mata Sembab Atalia Praratya Bikin Prihatin
Tag
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
Terkini
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta