Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 12 April 2022 | 07:15 WIB
Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Kejahatan jalanan yang kembali marak di DIY masih menjadi perhatian jajaran kepolisian. Berbagai upaya mulai dari pencegahan hingga penindakan juga terus digencarkan.

Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menuturkan jajarannya selalu bersiap untuk menerima laporan terkait kejahatan jalanan dari masyarakat. Sehingga penindakan dapat dilakukan secara cepat.

"Ada saluran komunikasi gratis bebas pulsa 110. Bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan polisi dapat menghubungi 110," kata Ade kepada awak media, Senin (11/4/2022).

Bahkan, kata Ade, masyarakat juga dapat memberikan informasi terkait dengan kejadian-kejadian tersebut ke polisi melalui sejumlah akun media sosial yang ada. Mulai dari akun media sosial Polda DIY, Polres sejumlah hingga Ditreskrimum. 

Baca Juga: Viral Warganet Tak Bisa Hubungi Polisi Saat Kondisi Urgen, Polda DIY Pastikan Nomor Darurat 110 Bukan 119

"Silakan, bisa DM juga. kami akan menindaklanjuti informasi dari masyarakat," ujarnya. 

Ade menegaskan pihaknya tidak akan berhenti menanggulangi kejahatan jalanan. Mulai dari upaya preemtif hingga penegakan hukum.

Pihaknya mengharapkan masyarakat dapat berperan aktif dalam menekan angka kejahatan jalanan di wilayahnya. Sehingga upaya kepolisian dapat lebih maksimal dengan kerjasama semua pihak.

"Kami akan bersatu padu dan bekerjasama dengan seluruh lapisan masyarakat. Mari sama-sama kita jaga DIY supaya aman maju dan sejahtera," ungkapnya. 

Sementara itu, Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto mengatakan saat ini masih banyak geng sekolah yang ada di wilayah DIY. Bahkan dari pendataan yang sempat dilakukan hampir di setiap sekolah di DIY memiliki geng.

Baca Juga: Soroti Pola Kejahatan Jalanan di Jogja, Dirreskrimum Polda DIY: Ada Campur Tangan dari Seniornya

"Jumlah anggota geng, jumlahnya banyak hampir di setiap sekolahan di DIY ada gengnya," ujar Yuli.

Namun memang, dari berbagai geng sekolah yang ada di DIY itu belum semuanya bersifat brutal. Dalam artian tidak melakukan berbagai tindakan destruktif atau bahkan membahayakan nyawa.

Yuli mengaku belum bisa merinci secara pasti keseluruhan jumlah anggota geng pelajar yang ada saat ini. Terlebih geng-geng yang sifatnya sudah tergolong brutal.

Namun dalam kesempatan ini, ia meminta orang tua untuk berperan aktif dalam menekan angka kejahatan jalanan. Salah satunya dengan mengawasi pergaulan anak-anaknya di lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

"Kita menyampaikan kepada orang tua yang masih anaknya masih di tingkat SMK, SLTA, SMA, yang ada indikasi terlibat geng sekolah supaya disuruh berhenti," imbaunya.

Walaupun memang, kata Yuli, jajaran kepolisian sudah memiliki data geng-geng sekolah tersebut. Namun pihaknya tidak bisa melakukan penindakan ketika tidak terjadi tindak pidana.

Sehingga peran orang tua dan sekolah di sini sangat penting untuk dapat mengantisipasi potensi hal-hal negatif dikemudian hari. Bahkan, bukan hanya geng sekolah saja yang perlu diwaspadai tetapi juga geng lintas sekolah.
 
"Bukan hanya geng sekolah tapi ada juga geng-geng yang sifatnya lintas sekolah, ada juga, itu juga pergaulan-pergaulan yang mungkin lebih banyak mengarah ke hal yang negatif," pungkasnya.

Load More