Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Minggu, 24 April 2022 | 11:00 WIB
Foto nampak depan SD N Banyurejo 1, Banyurejo, Tempel, Kabupaten Sleman dengan patok berwarna merah putih yang sudah terpasang. (kontributor/uli febriarni)

"Pendak Setu gawa tenggok, jikuk pasir seka Krasak (Setiap Sabtu membawa tenggok, mengambil pasir dari Krasak). ada kenangan tersendiri. Jalan tol saja yang digeser. Hehe," Purnomo mengulang kembali kenangannya, diikuti tawa kecilnya.

Kini Purnomo, pihak SD N Banyurejo 1, masyarakat hanya bisa ikhlas. Karena posisi tol tak dapat digeser, patok sudah dihujam.

"Ikhlas dengan syarat," tutur Purnomo.

Besar harapan Purnomo dan pihak sekolah agar pengelola proyek tol, khususnya Jogja-Bawen yang merupakan pihak bertanggungjawab turut memberi perhatian. Karena sekolah adalah bangunan publik, maka jaminan tol harus jelas.

Baca Juga: Empat Tanah Wakaf Tergusur Tol Jogja-Bawen Akan Diruislag, Kemenag: Kami Harus Antisipasi Dampak Sosial

"Sudah ada bangunan pengganti sebelum sekolah digusur. Kalau digusur sebelum ada pengganti, kami akan protes, itu kan kesepakatan sejak awal," tegas dia.

Saat ini, calon lahan pengganti sudah ditemukan, sudah disetujui oleh pihak-pihak di Banyurejo dan sudah diusulkan Pemerintah Kalurahan ke Gubernur DIY. Jarak calon tanah pengganti dan gedung lama sekolah berjarak sekitar 200 meter.

Ia mengakui, calon lahan pengganti punya sejumlah kekurangan, berada di dekat sungai dan punya kontur yang membutuhkan sedikit usaha untuk meratakannya, sebelum menjadi lokasi pembangunan.

Tetapi setidaknya, walaupun agak masuk tempatnya tak jauh dari sekolah lama dan dekat dengan jalur jalan yang kerap dilintasi warga.

Kepala SD Negeri Banyurejo 1 Ismana menuturkan, ia sadar betul punya ketugasan bertanggungjawab total di sekolah. Tak tanggung, 100 persen yang jadi tanggungjawabnya.

Baca Juga: Pihak Tol Jogja-Bawen Pastikan Sekolah Tak Dibongkar Sebelum Ada Bangunan Pengganti

"Andaikata isa gendoli, tetap gendoli (Andaikata bisa menahan, tetap ditahan). Akan tetapi, sudah jadi proyek pemerintah ya mau tidak mau ya sumangga kersa (silakan kalau mau)," ucapnya.

"Tapi ada syarat tadi. Ada pengganti," terangnya.

Harapan lainnya, minimal gedung pengganti punya kualitas sama. Syukur-syukur bila lebih baik.

"Saya tidak akan beranjak dari sekolah ini, kalau gedung baru belum dibangunkan untuk anak didik kami," tegasnya.

Akan lebih baik menurut Ismana, bila gedung sekolah yang baru segera terbangun. Sehingga pembangunan tol lancar, kegiatan belajar mengajar juga lancar.

"Kalau pembangunan sedini mungkin, pembangunan tidak akan asal-asalan," tandasnya.

Load More