SuaraJogja.id - Terik sinar matahari siang itu tak menghentikan langkah seorang perempuan mendorong gerobaknya yang penuh botol bekas dan barang rongsokan lainnya.
Mengenakan baju lengan panjang, celana panjang, topi serta sandal jepit, perempuan itu perlahan menyusuri Jalan Affandi, Gejayan, Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman.
Langkahnya terhenti sejenak. Memungut botol kosong atau rongsokan yang ada di depannya. Cukup lama perempuan itu berhenti. Semakin mendekat, terlihat bahwa perempuan tersebut tidak sendiri.
Ada seorang anak kecil yang duduk tenang di dalam gerobak rongsok itu. Anak perempuan. Masih mengenakan seragam SD. Sebuah topi ia pakai untuk melindungi diri dari teriknya siang itu. Dengan sebuah botol minuman rasa-rasa di tangannya.
Sri Subekti namanya. Perempuan berusia 46 itu mengaku memang sudah kesehariannya mencari rongsokan untuk dijual kembali. Dan anak perempuan yang ada di gerobaknya itu adalah anaknya.
"Pulang sekolah baru saja. Ini anak saya baru kelas 3 SD. Ada adiknya kelas 2 tapi sedang main jadi tidak ikut muter, panas soalnya," kata Sri saat ditemui, Senin (9/5/2022).
Sri sendiri adalah pendatang dari Ngawi, Jawa Timur. Namun ia sudah terhitung selama 12 tahun berada di Yogyakarta.
Dia yang telah berpisah dengan suaminya sekarang hanya sendirian mengurus dua orang anaknya. Ada satu lagi sebenarnya anaknya yang sudah berusia 26 tahun. Namun harus meninggal terlebih dulu akibat GERD (gastroesophageal reflux disease) atau penyakit asam lambung.
"Di sini sudah 12 tahun sudah kayak orang sini cuma saya nggak punya rumah di sini. Sekarang ngekost sama dua anak saya," ungkapnya.
Baca Juga: Minta Maaf Soal Dugaan Pungli Parkir Mie Gacoan Gejayan, Pihak Resto Buka Suara
Setiap hari Sri bersama anaknya berkeliling untuk mencari rongsokan dengan gerobaknya itu. Namun tidak serta merta anaknya itu dibawa setiap saat.
Jika memang mereka sudah masuk sekolah maka, Sri akan mengantarkan mereka terlebih dahulu ke sekolah. Kemudian ia berjalan sendiri mencari rongsokan dan kembali menjemput anak-anaknya.
"Saya ngekost di daerah Sagan. Tiap hari adek (anak) ini ikut, saya nganter sambil cari (rongsokan) sambil ke sekolahan. Nanti cari lagi saya muter, jemput terus muter lagi pulang. Terus nimbang rongsok. Setiap hari," tuturnya.
Disampaikan Sri, ketika diajak berkeliling anak-anaknya pun tidak lantas rewel. Mereka justru menikmati perjalan bersama ibunya itu.
"Tidak rewel sih. Paling ya haus minta jajan ya dibelikan. Intinya saya cari uang untuk anak-anak bukan kesenangan saya. Jadi kalau pengen jajan ya dibelikan. Gapapa nanti uang dapat dicari, ada aja. Tapi alhamdulillah nurut semua enggak begitu rewel," ujarnya.
Anak-anaknya yang diajak pun tetap tenang. Bahkan Sri menempatkan anaknya di atas gerobak yang ia dorong. Alasannya agar mereka tidak merasa kelelahan. Terlebih saat akan masuk sekolah pada pagi hari.
Berita Terkait
-
Istri Nelepon Minta Dibelikan Baju Lebaran, Pemulung Ini Begal Motor Siswi SMK di Indralaya
-
Saat Kecil Jadi Pemulung, Wanita ini Ungkap Kisah Pilu Hidupnya hingga Sukses Meski Ditinggal Ortu saat Umur 8 Tahun
-
Salut! Takut Makan Pakai Uang Haram Anggota TNI Ini Nyambi Jadi Pemulung
-
Viral Pemulung Buang Nasi Kotak Pemberian Warga, Netizen Malah Kecam Pemberi Nasi
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jeritan Hati Sopir TransJogja: Gaji Tipis, Denda Selangit, dan Ironi di Balik Kemudi
-
Jelang Libur Nataru, Kapolri Pastikan DIY Siap Hadapi Ancaman Bencana La Nina dan Erupsi Merapi
-
Tragis! Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Monjali Sleman, Dua Orang Tewas
-
Kisah Ironis di Jogja: Bantu Ambil Barang Jatuh, Pelaku Malah Kabur Bawa Dompet dan Ponsel
-
Jaga Warga Diminta Jadi Pagar Budaya Penjaga Harmoni Yogyakarta