SuaraJogja.id - Setelah Presiden Jokowi melonggarkan penggunaan masker, berbagai tanggapan diungkapkan ahli. Salah satunya epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) dr Riris Andono Ahmad.
Ia menilai, kebijakan pemerintah melonggarkan aturan pemakaian masker sudah tepat karena saat ini risiko penularan COVID-19 di Indonesia sudah menurun.
"Meskipun sekarang kita tahu bahwa herd immunity itu tidak akan terjadi, tetapi semakin banyak orang di populasi yang mempunyai kekebalan akan menyebabkan risiko penularannya menjadi rendah. Indonesia pada saat ini dalam situasi seperti itu," kata Riris Andono saat dihubungi di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, ada dua hal yang memicu level kekebalan masyarakat di Indonesia saat ini cukup tinggi yakni gelombang Omicron yang berhasil dilalui serta cakupan vaksinasi COVID-19 yang terus meningkat.
"Ini yang mendasari kenapa pada situasi seperti ini sebenarnya tanpa menggunakan masker pun risiko penularan tidak akan meningkat secara cepat," ucap dia.
Namun demikian, kata Riris, aturan pemakaian masker perlu kembali diperketat apabila suatu saat muncul varian baru SARS-CoV-2 yang berpotensi memicu gelombang besar COVID-19 di Tanah Air.
Selain itu, pelonggaran itu perlu ditinjau kembali manakala level kekebalan di populasi dinilai sudah mengalami penurunan signifikan mengingat kekebalan dari vaksin COVID-19 hanya bertahan sekitar empat sampai enam bulan.
"Kalau kita lihat ada peningkatan kasus yang signifikan lalu ada varian baru karena level imunitas di populasi sudah menurun cukup banyak, katakanlah lebih dari enam bulan dari sekarang maka harus lebih waspada lagi," kata dia.
Menurut dia, pelonggaran aturan pemakaian masker yang diumumkan Presiden Jokowi perlu diikuti dengan komunikasi berkelanjutan mengenai risiko penularan COVID-19 sehingga masyarakat paham bahwa pandemi belum berakhir.
Baca Juga: Kelonggaran Bermasker, Pengelola Tebing Breksi Tetap Imbau Wisatawan Prokes
Selain itu, ketentuan bahwa masker hanya boleh dilepas saat berada di ruang terbuka dan saat tidak dalam kerumunan juga perlu terus ditekankan.
"Ini bukan akhir dari sebuah pandemi. Ini hanya situasi ketika memang lagi aman. Ini yang perlu ditambahkan ketika kebijakan itu dibuat," kata Riris Andono Ahmad. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Kelonggaran Bermasker, Pengelola Tebing Breksi Tetap Imbau Wisatawan Prokes
-
Jokowi Longgarkan Penggunaan Masker di Luar Ruangan, Pemkab Bantul Belum Berani Terapkan
-
Petugas Google Maps Tanya Jalan Viral, Rumah di Playen Bekas Syuting KKN di Desa Penari Dijual Rp60 Juta
-
Aturan Penggunaan Masker Dilonggarkan, Pakar: Langkah Menuju Endemi
-
Virolog Unsoed Sebut Keputusan Pelonggaran Penggunaan Masker Secara Terbatas Sudah Tepat
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
Terkini
-
Tetap Tenang, Simak 10 Tips Bagi yang Baru Pertama Kali Naik Pesawat
-
Waspada Hujan di Jogja! Ini Prakiraan Cuaca BMKG untuk 18 September 2025
-
Bantul Optimis Swasembada Beras 2025: Panen Melimpah Ruah, Stok Aman Hingga Akhir Tahun
-
Sampah Menggunung: Jogja Kembali 'Numpang' Piyungan, Kapan Mandiri?
-
Terjebak dalam Pekerjaan? Ini Alasan Fenomena 'Job Hugging' Marak di Indonesia