SuaraJogja.id - Wafatnya Buya Syafii Maarif pada Jumat (27/5/2022) meninggalkan kesedihan mendalam bagi seluruh umat beragama di Indonesia, khususnya umat Islam dan keluarga besar Muhammadiyah. Banyak nilai-nilai kehidupan beliau yang diceritakan ulang oleh orang-orang yang mengenalinya secara langsung ataupun melalui cerita dan tulisan-tulisan.
Tak terkecuali Muhidin M Dahlan, salah seorang pegiat literasi dan penulis esai, dia membuat utas di Twitter pribadinya @dahlan_muhidin. Dalam utasan tersebut, Muhidin menceritakan tentang bagaimana kesederhanaan Buya Syafii Maarif semasa hidupnya.
Tiga tahun setelah kepulangan dari Chicago, sekitar tahun 1985 Buya Syafii Maarif membeli rumah di daerah Nogotirto dengan sistem KPR. Terhitung selama 15 tahun, lunas di tahun 2000, Buya Syafii Maarif selalu melakukan pembayaran tepat waktu. Meskipun pada tahun 1998 ditunjuk untuk menjadi Ketua PP Muhammadiyah, beliau masih tetap membayar angsurannya.
"Di tengah kemarau keteladanan elite pemangku negara & elite pengurus (lembaga) agama, hikayat hidup Buya Syafii yg jalankan se-hari2 sebagai manusia merdeka memang menggetarkan. Saat kaki dan tangannya masih kuat, ia menyanggah sendiri kebutuhannya. Ia buang mental priyayisme,"tulis Muhidin M Dahlan.
Menurut Muhidin tak banyak tokoh Muhammadiyah yang memiliki jiwa dan mental seperti Buya Syafii Maarif. Membuang mental priyayisme dan memilih untuk menjadi bangsawan dalam akademis dan harakah namun memiliki harta benda yang secukupnya. Jadi tak usah heran jika dalam utasannya tersebut Muhidin mensejajarkan hikayat Buya Syafii Maarif sejajar dengan hikayat A.R. Fachruddin perihal kepapahan.
"Dua sosok 'Ketua PP' ini, Buya Syafii dan A.R. Fachruddin adalah pengejawantahan dari nubuat Muhammadiyah: 'jangan cari makan di Muhammadiyah'. Maksudnya, jangan memanipulasi Muhammadiyah utk kepentingan diri sendiri," ungkap Muhidin.
Selain itu Muhidin juga menjelaskan jika sosok Buya Syafii Maarif tidak pernah setuju dengan paham komunis. Tapi pada saat mahasiswanya mengajukan kertas studinya tentang Musso dan Aidit, juga ada salah seorang mahasiswa yang mengajukan draf naskah "Lekra Tak Membakar buku", Beliau memberikan apresiasi dan sangat terbuka dalam memberikan komentarnya.
"Buya Syafii sadar betul betapa bahayanya menolak sesuatu tanpa proses mempelajarinya dgn tekun. Jatuhnya pada benci. Kebencian itu bisa sgt membakar kalau ketemu dengan rasialisme. Ditambah lagi pakai jubah agama. Komplet," ungkap Muhidin.
Bagi Buya Syafii Maarif, jika menyebut kebencian dengan mengatasnamakan ras itu sebagai temuan setan yang sangat mengerikan. Hal tersebut diperoleh dari hasil pembacaan atas puisi seorang penyair sekaligus filsuf Muhammad Iqbal.
Baca Juga: Ahok Kenang Buya Syafii Maarif, Publik Teringat Saat Bela Terkait Penistaan Agama
Terakhir dalam utasannya, Muhidin M Dahlan mengatakan jika Buya Syafii Maarif tak ubahnya seperti Gus Dur yang gampang dirindukan dan mudah membuat patah hati.
"Seperti Gus Dur, Buya Syafii itu ngangenin. Juga, sekaligus bikin patah hati. Itu."
Kontributor : Moh. Afaf El Kurnia
Berita Terkait
-
Kenang Buya Syafii Maarif, Yenny Wahid: Bersama Gus Dur Berjasa Besar Akrabkan NU dan Muhammadiyah
-
Takziah ke Rumah Duka, Gubernur Jatim Kagumi Ketahanan Keluarga Buya Syafii Maarif
-
Khofifah Ajak Semua Lanjutkan Jejak Buya Syafii Maarif Perjuangkan Kedamaian dan Kebersatuan
-
Takziah ke Rumah Duka, Gubernur Jatim Khofifah: Buya Syafii Maarif Bagai Ikan Tak Terkontaminasi Asinnya Air Laut
-
Ahok Kenang Buya Syafii Maarif, Publik Teringat Saat Bela Terkait Penistaan Agama
Terpopuler
- Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
- 5 Sepatu Onitsuka Tiger Terbaik untuk Jalan Kaki Seharian: Anti Pegal dan Tetap Stylish
- Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
- Elkan Baggott Curhat ke Jordi Amat: Saya Harus Seperti Apa?
Pilihan
-
Anggaran MBG vs BPJS Kesehatan: Analisis Alokasi Jumbo Pemerintah di RAPBN 2026
-
Sri Mulyani Disebut Pihak yang Restui Tunjangan Rumah DPR Rp50 Juta Per Bulan
-
Sri Mulyani Berencana Naikkan Iuran BPJS Kesehatan 4 Bulan Lagi
-
Viral Noel Ebenezer Sebut Prabowo Ancaman Demokrasi dan Kemanusiaan
-
Naturalisasi PSSI Belum Rampung, Miliano Jonathans Dipanggil Timnas Belanda
Terkini
-
Damkar Jogja Minta Maaf Gagal Temukan Kunci di Selokan: Sudah Keluarkan Ilmu Debus!
-
Waspada Macet Total! Ring Road Utara Jogja Bakal Ditutup Malam Hari, Ini Skenario Pengalihan Arusnya
-
Waspada Warga Jogja! Proyek Tol Jogja-Solo Masuki Ring Road Utara, Pemasangan Girder Dimulai
-
Protes Kenaikan Tunjangan, Aktivis Jogja Kirim Korek Kuping dan Penghapus ke DPR RI
-
Sleman Diterjang Cuaca Ekstrem: Joglo Rata dengan Tanah, Kerugian Ratusan Juta!