Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Rahmat jiwandono
Sabtu, 18 Juni 2022 | 16:55 WIB
Presiden Federasi Jerman Frank-Walter Steinmeier ditemui awak media di JNM, Wirobrajan, Kota Jogja pada Jumat (17/6/2022) malam. - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier melakukan lawatan ke Indonesia sejak 15-17 Juni 2022. Dalam rangkaian kunjungannya ia berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pertama dia berdialog dengan akademisi di Universitas Gadjah Mada.

Selanjutnya bertemu dan berbincang dengan Gubernur DIY Sri Sultan Yogyakarta Hamengkubawono X. Ia mengakhiri kunjungannya dengan bertemu para pelaku seni modern di Indonesia melalui pengenalan proyek seni kolektif "Monumen Antroposen" di Museum Nasional Jogja.

Dia mengatakan bahwa kunjungannya ke Jerman dan Indonesia pada tahun ini untuk merayakan 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Dengan demikian, dalam lawatannya ketika bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo maupu Sri Sultan HB X membicarakan banyak hal

"Saya di sini tentunya tidak hanya untuk menjalin hubungan dan membicarakan soal politik. Namun juga upaya Indonesia di bidang lingkungan hidup, iklim, dan energi," katanya saat ditemui di JNM, Jumat (17/6/2022) malam.

Baca Juga: 5 Momen Kunjungan Presiden Jerman ke Yogyakarta: Sambangi UGM hingga Keraton

Disinggung mengenai kesenian di DIY, menurutnya, ini karena negara Jerman memberi dukungan terhadap kesenian di DIY.

"Terkait kesenian yang ada di sini kami berikan dukungan. Tentu saja ini sesuatu yang bagus dan juga bisa mendapat dukungan dari pemerintah daerah," katanya.

Saat melihat pertunjukkan seni kontemporer di JNM, lanjutnya, seniman di sini mampu menggabungkan teknologi
modern yang menyatu dengan kesenian. Bahkan kreativitas seni yang dibuat oleh para seniman peka kepada isu-isu yang terjadi di Indonesia.

"Di sini bisa dilihat tentang kesenian yang ada korelasinya dengan isu-isu sosial dan yang terjadi di sekitar, khususnya di Indonesia," paparnya.

Kurator Seni dan Budaya Proyek Monumen Antroposen, Ignatia Nilu menambahkan bahwa pihaknya tengah mengerjakan sebuah proyek berkaitan dengan kompleks. Kompleks yang menggabungkan antara konsep ekologi, perputaran ekonomi, seni dan budaya.

Baca Juga: Bertemu Sri Sultan, Presiden Jerman Ngeteh Bareng

"Kami ini sedang mengerjakan kompleks yang mengelaborasi tiga pilar itu dan lokasinya ada terletak di 200 meter di atas dam site TPA Piyungan," ujarnya.

Di sana pihaknya mengelola lahan yang akan ada tempat yang difungsikan sebagai monumen sampai tempat untuk pentas dan pajangan. Dana untuk mengerjakan proyek ini berasal dari Jerman.

"Ternyata proyek ini mendapat perhatian dari Presiden Jokowi karena memperingati hubungan diplomatik Indonesia-Jerman selama 70 tahun," katanya.

Load More