SuaraJogja.id - Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier melakukan lawatan ke Indonesia sejak 15-17 Juni 2022. Dalam rangkaian kunjungannya ia berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pertama dia berdialog dengan akademisi di Universitas Gadjah Mada.
Selanjutnya bertemu dan berbincang dengan Gubernur DIY Sri Sultan Yogyakarta Hamengkubawono X. Ia mengakhiri kunjungannya dengan bertemu para pelaku seni modern di Indonesia melalui pengenalan proyek seni kolektif "Monumen Antroposen" di Museum Nasional Jogja.
Dia mengatakan bahwa kunjungannya ke Jerman dan Indonesia pada tahun ini untuk merayakan 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Dengan demikian, dalam lawatannya ketika bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo maupu Sri Sultan HB X membicarakan banyak hal
"Saya di sini tentunya tidak hanya untuk menjalin hubungan dan membicarakan soal politik. Namun juga upaya Indonesia di bidang lingkungan hidup, iklim, dan energi," katanya saat ditemui di JNM, Jumat (17/6/2022) malam.
Disinggung mengenai kesenian di DIY, menurutnya, ini karena negara Jerman memberi dukungan terhadap kesenian di DIY.
"Terkait kesenian yang ada di sini kami berikan dukungan. Tentu saja ini sesuatu yang bagus dan juga bisa mendapat dukungan dari pemerintah daerah," katanya.
Saat melihat pertunjukkan seni kontemporer di JNM, lanjutnya, seniman di sini mampu menggabungkan teknologi
modern yang menyatu dengan kesenian. Bahkan kreativitas seni yang dibuat oleh para seniman peka kepada isu-isu yang terjadi di Indonesia.
"Di sini bisa dilihat tentang kesenian yang ada korelasinya dengan isu-isu sosial dan yang terjadi di sekitar, khususnya di Indonesia," paparnya.
Kurator Seni dan Budaya Proyek Monumen Antroposen, Ignatia Nilu menambahkan bahwa pihaknya tengah mengerjakan sebuah proyek berkaitan dengan kompleks. Kompleks yang menggabungkan antara konsep ekologi, perputaran ekonomi, seni dan budaya.
Baca Juga: 5 Momen Kunjungan Presiden Jerman ke Yogyakarta: Sambangi UGM hingga Keraton
"Kami ini sedang mengerjakan kompleks yang mengelaborasi tiga pilar itu dan lokasinya ada terletak di 200 meter di atas dam site TPA Piyungan," ujarnya.
Di sana pihaknya mengelola lahan yang akan ada tempat yang difungsikan sebagai monumen sampai tempat untuk pentas dan pajangan. Dana untuk mengerjakan proyek ini berasal dari Jerman.
"Ternyata proyek ini mendapat perhatian dari Presiden Jokowi karena memperingati hubungan diplomatik Indonesia-Jerman selama 70 tahun," katanya.
Berita Terkait
-
5 Momen Kunjungan Presiden Jerman ke Yogyakarta: Sambangi UGM hingga Keraton
-
Bertemu Sri Sultan, Presiden Jerman Ngeteh Bareng
-
Presiden Jerman Kunjungi Keraton Yogyakarta
-
Dikunjungi Presiden Frank-Walter Steinmeier, Peneliti Berharap Kerja Sama Jerman-UGM Terus Berlanjut
-
Bawa Mobil Khusus, Ini Tunggangan Presiden Jerman Saat Kunjungi UGM
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
Terkini
-
SaveFrom vs SocialPlug Download Speed Comparison: A Comprehensive Analysis
-
Kunjungan ke UGM, Megawati Ragukan Data Sejarah Penjajahan dan Jumlah Pulau Indonesia
-
Bukan Sekadar Antar Jemput: Bus Sekolah Inklusif Kulon Progo Dilengkapi Pelatihan Bahasa Isyarat
-
Maxride Bikin Bingung, Motor Pribadi Jadi Angkutan Umum? Nasibnya di Tangan Kabupaten/Kota
-
Megawati ke UGM: Soroti Biodiversitas dan Masa Depan Berkelanjutan