Dari yang ia rasakan sebagai warga penghuni kos Seturan, paling menonjol justru rasa sedih.
Massa yang baku hantam kerap merusak fasilitas umum yang ada di sekitar tempat kejadian.
"Apalagi kan yang punya usaha tidak tahu-menahu kedua belah pihak yang cekcok, tapi langsung digituin [fasilitasnya dirusak]. Jadi kan yang rugi semuanya. Enggak cuma dua geng itu, tapi masyarakat sekitar, pengusaha, orang yang mencari rezeki di sana," tuturnya, sembari menunggu kopi pesanan.
Ia mengungkap, pemangku wilayah sudah selaiknya bersikap tegas bila terjadi bentrok massa.
Karena tak menutup kemungkinan, indekos yang ada di kawasan Seturan terkena imbasnya.
"Kalau kos putri mungkin lebih aman. Kalau kos putra, itu ibu-ibu pemiliknya takut kalau kosnya jadi tempat persembunyian waktu terjadi onar," ungkapnya.
Ia menilai, pemilik kos juga berhak untuk mengeluarkan anak kosnya, bila ketahuan terlibat bentrok fisik antar kelompok.
"Semua punya hak, betul memang kita tidak melarang untuk ngekos di sini atau mengusir. Sebetulnya memang butuh komitmen saling simbiosis mutualisme satu sama lain," sebutnya.
"Asal gak ganggu tindak pidana satu sama lain, bisa dimaafkan. Apalagi kalau seperti kemarin itu, hukum ditegaskan saja," tambahnya.
Baca Juga: Bersih-bersih Lokasi Kerusuhan di Babarsari, Polisi bersama Warga Temukan 9 Jeriken Berisi Miras
Via mengatakan, dibutuhkan langkah yang menimbulkan efek jera agar hal itu tak terulang. Dan pihak-pihak lain tak melakukan hal sama.
"Paling tidak sebagai gambaran yang lain supaya enggak kayak gitu," ucapnya.
Orang-orang jadi nekat terus-menerus menggelar duel kelompok, tak lain pula disebabkan kurang tegasnya penanganan kepolisian.
"Kayak yang [Polisi pikir] paling habis ini bisa damai, saling memaafkan. [Pihak-pihak bertikai] tidak benar-benar direhabilitasi atau tindakan apa gitu yang membuat jera," keluhnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Tag
Berita Terkait
-
Soroti Kerusuhan di Babarsari, Sosiolog UGM Sarankan Sejumlah Langkah untuk Penyelesaian
-
Kerugian Rusuh Babarsari Sleman Capai Miliaran, Siapa yang Tanggung Jawab?
-
Kembali Soroti Kerusuhan di Babarsari, Sri Sultan HB X: Tak Boleh Lagi Ada Tindak Kekerasan di DIY
-
Anaknya Jadi Korban Kerusuhan Babarsari, Pengacara Bikin Laporan ke Polda DIY
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
-
Video Lawas Nadiem Makarim Viral Lagi, Ngaku Lahir di Keluarga Anti Korupsi!
Terkini
-
Jogja Siap Bebas Sampah Sungai! 7 Penghadang Baru Segera Dipasang di 4 Sungai Strategis
-
Gunungan Bromo hingga Prajurit Perempuan Hadir, Ratusan Warga Ngalab Berkah Garebeg Maulud di Jogja
-
JPW Desak Polisi Segera Tangkap Pelaku Perusakan Sejumlah Pospol di Jogja
-
Berkah Long Weekend, Wisata Jip Merapi Kembali Melejit Meski Sempat Terimbas Isu Demonstrasi
-
Senjata Baru Taman Pintar Yogyakarta: T-Rex Anyar dan Zona Laut Imersif Demi Gaet Pengunjung