Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Senin, 11 Juli 2022 | 17:43 WIB
Pandi Daryatmo menunjukkan dua ekor sapi miliknya yang diberli Raffi Ahmad di Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, Senin (11/7/2022). (Kontributor Suarajogja.id/Uli Febriarni)

"Jokowi dua kali dari sini, sapinya untuk Idul Adha juga. Waktu itu untuk dibawa ke Paliyan, Gunungkidul namanya Si Black, satu lagi Jembul, dibawa ke Kalibawang, Kulon Progo," tuturnya.

Kepiawaiannya merawat ternak sapi membuatnya dikenal ke mana-mana. Tim Rans Entertainment bahkan secara spontan, kala menyampaikan keinginan membali sapi yang ia besarkan bersama anggota keluarga itu.

"Itu dia dari Jakarta, ke Jogja. Lalu ke Cangkringan, tanya-tanya, mungkin ya, kan saya punya teman, lalu ingin beli sapi sini," kata dia.

Ludes diborong Rans dan pembeli-pembeli lain, saat ini tinggal dua ekor sapi yang ada di dalam kandangnya. Keduanya sapi metal masih berusia tujuh bulan.

Baca Juga: Diberi Nama OntoSeno, 5 Potret Sapi Kurban Raffi Ahmad Seberat 1,3 Ton

"Itu saja sudah dipesan. Rencananya akan dibawa ke Malang atau Surabaya," ungkap lelaki yang lulus SMK pada sekitar 1970 ini.

Sewaktu Pandi masuk, salah satu sapi sedang asyik rebahan, hanya kepalanya yang masih mau menengok kanan dan kiri. Sedangkan satu yang lain aktif sesekali berpindah tempat dan terus berdiri. Ekornya tak berhenti berkibas.

"Saya selalu pelihara sapi jantan. Kalau betina enggak suka. Sapi betina itu terlalu lama pertumbuhannya," terang dia.

Pandi mengingat-ingat, ia mulai serius beternak sapi kurban saat berkeluarga. Selesai menempuh pendidikan, keluarga tak memperkenankan dirinya untuk bekerja.

Ayah Pandi wafat sejak ia masih duduk di bangku kelas VII SMP. Sebagai cucu paling besar, ia diminta menunggu rumah, mendampingi adik-adiknya sembari beternak.

Baca Juga: Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Beli 20 Ekor Sapi Kurban, Waw!

Ilmu beternak sapi turun-temurun dari orang tua dan kakek neneknya yang ia jadikan bekal saat ini. Tentunya dengan dibantu informasi-informasi terbaru yang mengikuti perkembangan zaman.

"Kalau ada apa-apa ya tanya ke dokter hewan atau ke Puskeswan," ujarnya.

Sebelum beternak sapi, Pandi pernah beternak kerbau. Ia akhirnya ubah haluan, karena bila beternak kerbau, maka harus sesekali menggembalakan kerbaunya di lahan yang lapang.

"Kudu diumbar. Coro jowone ngangon (Harus dilepas. Istilah dalam bahasa jawa itu menggembala)," tambahnya.

Awal beternak sapi, ia hanya membesarkan anabul untuk keperluan membajak sawah. Itupun sapi jenis biasa. Yang menurut dia waktu membesarkannya cukup lama, membutuhkan sekitar tiga sampai empat tahun.

Hingga selanjutnya ia memilih serius beternak sapi pada tahun 2.000. Hasil beternak sudah bisa ia manfaatkan untuk membiayai anak kuliah, sekolah, membeli tanah, kendaraan dan membuatkan anak-anaknya rumah.

Load More