SuaraJogja.id - Kasus PMK di Kapanewon Pundong Kabupaten Bantul meningkat pesat selama beberapa hari terakhir. Data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul mencatat hingga Selasa (12/7/2022) sebanyak 615 ternak terinfeksi PMK.
Dari data tersebut menjadikan Kapanewon Pundong zona merah wabah PMK dan menjadi salah satu wilayah dengan kasus PMK terbanyak di Bantul.
Peternak yang ada di Panjangrejo, Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul resah lantaran sapi yang berada di kelompok tersebut banyak terinfeksi PMK. Salah satu peternak, Giarto, mengatakan bahwa lebih dari 50% sapi di kelompok tersebut terjangkit PMK.
"Di kelompok ini sudah merata, dari 60 kandang dan sekitar 130 sapi ada 80-an yang kena PMK," terang Giarto, Rabu (13/7/2022).
Baca Juga: Kasus PMK Terus Meningkat di Bantul, Kasus Terbanyak di Kapanewon Pleret
Giarto melanjutkan, lonjakan kasus PMK di kelompok tersebut terjadi selama sepekan terakhir dengan penyebab jarak antara kandang satu dan kandang lain berdekatan.
"Sebelumnya tidak sebanyak ini, banyaknya sapi yang kena PMK baru seminggu-an. Apalagi bukit ini ditempati satu kelompok yang kandangnya itu berdekatan," paparnya.
Peternak lain di kelompok ternak Panjangrejo, Dwi, menceritakan bahwa dirinya mengalami kerugian akibat sapi miliknya terkena PMK. Bahkan sehari sebelum Idul Adha sapinya gagal dibeli lantaran terpapar PMK.
"Bulan kemarin jual sapi laku Rp6 juta karena pernah kena PMK, normalnya Rp25 juta itu ada. Waktu Idul Adha juga udah deal-dealan sama orang, tapi nggak jadi dibeli karena tiba-tiba kena PMK.
Meskipun belum ditemui kasus sapi mati akibat PMK di kelompok ternak Panjangrejo, para peternak mengkhawatirkan apabila ada sapi mati mendadak akibat PMK.
Baca Juga: Kasus PMK di Bantul Meroket, Total Saat ini Hampir 3 Ribu Terinveksi
"Untung saja belum ada sapi mati disini jadi kerugiannya tidak banyak walaupun kita sudah keluar banyak biaya untuk pengobatan," lanjutnya.
Untuk vaksinasi hewan ternak, kelompok ternak Panjangrejo pun belum pernah menerimanya karena terbatasnya ketersediaan vaksin di DKPP.
"Semoga vaksin untuk hewan cepat turun walaupun sudah terlanjur tapi setidaknya bisa mengamankan sapi yang masih sehat," imbuh Dwi.
Berita Terkait
-
Pratikno Jadi Menteri Pertama yang Jajal Cek Kesehatan Gratis, Jalani Pemeriksaan Mata, Memori, hingga Stabilitas Kaki
-
Kemenko PMK Rencanakan Ekspor Bumbu Nusantara untuk Kebutuhan Katering Jemaah Haji 2025
-
Pencuri Bebek Ancam Tukang Angon dengan Golok Saat Beraksi di Sukabumi dan Bogor, Ratusan Ekor Dibawa Kabur
-
Sah, Kemenkeu Terbitkan Aturan Insentif Kendaraan Listrik dan Hybrid
-
Tok! Sri Mulyani Berikan Insentif PPN untuk Rumah Tapak dan Rusun di Tahun 2025
Terpopuler
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Ragnar Oratmangoen Tak Nyaman: Saya Mau Kembali ke Belanda
- Bagaimana Nih? Alex Pastoor Cabut Sebulan Sebelum Laga Timnas Indonesia vs Australia dan Bahrain
Pilihan
-
Rusuh Persija vs Persib: Puluhan Orang Jadi Korban, 15 Jakmania, 22 Bobotoh
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
Terkini
-
Diduga Keletihan, Kakek Asal Playen Ditemukan Tewas Tertelungkup di Ladang
-
Berhasrat Amankan Tiga Poin, Ini Taktik Arema FC Jelang Hadapi PSS Sleman
-
Para Kepala Daerah Terpilih Jalani Cek Kesehatan Jelang Pelantikan, Kemendagri Ungkap Hasilnya
-
Gali Potensi Buah Lokal, Dinas Pertanian Kulon Progo Gelar Heboh Buah
-
Bawa Celurit di Jalanan, 3 Remaja di Bantul Diamankan Warga