Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 16 Juli 2022 | 17:25 WIB
Pameran bertajuk '7 Malam Bersama Affandi' dalam rangka memperingati haul ke-32 Affandi Koesoema di Museum Affandi, Depok, Sleman, Sabtu (16/7/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / Suarajogja.id]

SuaraJogja.id - Museum Affandi menggelar sebuah pameran bertema '7 Malam Bersama Affandi'. Pameran tersebut digelar sekaligus sebagai peringatan haul Affandi yang ke-32.

Puluhan partisipan turut bergabung merespon sosok sang maestro seni lukis tersebut. Hingga akhirnya karya-karya mereka tersaji dalam berbagai bentuk mulai dari lukisan, tekstil, patung instalasi, seni kaca, seni media baru hingga mural.

Ketua Panitia Pameran Potret Malam Affandi, Kanina Sistha Sekar Tanjung menyampaikan bahwa para seniman sebelumnya telah banyak berdiskusi dengan kurator pameran mengenai sosok Affandi.

"Mereka memotret Affandi melalui kacamata masing-masing seniman dan kemudian konsepnya mereka diskusikan bersama dengan kurator. Sehingga bisa menghasilkan karya-karya yang menurut mereka itu Affandi banget," kata Kanina kepada awak media, Sabtu (16/7/2022).

Baca Juga: Melihat Sisi Lain Sang Maestro Lukis dari Pameran '7 Malam Bersama Affandi'

Ia menuturkan bahwa setiap seniman memiliki persepsi berbeda terhadap sosok Affandi. Hal itu yang kemudian dituangkan ke salam karya-karya mereka.

Latar belakang pameran ini ada sendiri, kata Kanina, lebih kepada melihat kembali Affandi sebagai salah satu pionir seniman Indonesia yang memiliki aliran baru. Bahkan aliran baru itu cukup tidak lazim pada masanya.

Namun Affandi kala itu tidak pernah mundur dari aliran yang diciptakannya. Sebab menurutnya itu adalah identitasnya sebagai Affandi.

"Dan aliran itu meskipun pada saat itu ada semacam diremehkan, kayak 'ini aliran apa kok tidak tampak seperti lukisan' pada saat itu tapi dia [Affandi] masih mendalami dan itu yang membuat Affandi menjadi seorang maestro seperti sekarang," ungkapnya.

Jika kemudian ditarik benang merah maka itu akan terpoyeksi kepada seniman-seniman muda sekarang. Tidak sedikit perupa muda saat ini yang banuak sekali menghadirkan aliran-aliran baru atau bentuk-bentuk baru.

Kanina menilai bahwa sekarang seni itu tidak lagi terkotak-kotak hanya di media kanvas, media kayu dan tanah liat. Namun ada banyak sekali media yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan sebuah karya.

"Ini yang menjadi benang merah antara Affandi dan perupa-perupa yang sekarang. Itu yang membuat mereka juga semacam mencerminkan Affandi muda gitu. Itu yang membuat mereka menjadi orang-orang yang terus menyalakan spiritnya Affandi begitu," terangnya.

Ditambahkan Kanina, pameran '7 Malam Bersama Affandi' ini juga bermaksud untuk kembali mengoneksikan antara Affandi dengan seniman muda.

"Karena kan Affandi sebenarnya dia itu mencakup seluruh bidang kan, ya mural, ya seni lukis, ya patung tapi kemudian bagaimana itu bisa diturunkan ke seni-seni yang sekarang," tandasnya.

Dalam pameran ini turut menyajikan lebih dari 100 materi atau judul arsip dari dekade 1940 hingga 2000. Ada pula koleksi Dicti art Laboratory dan Museum Affandi yang belum banyak tereksplorasi ketika melihat sosok sang maestro.

Bagi yang tertarik melihat karya-karya tersebut bisa langsung datang ke Museum Affandi, Jalan Laksda Adisoetjipto, Depok, Sleman. Pameran sendiri sudah bisa dinikmati sejak 15 Juli 2022 kemarin hingga 11 September 2022 mendatang.

Load More