SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyakit Leptospirosis. Sejumlah gejala yang muncul perlu diperhatikan agar tidak terlambat memberikan penanganan.
Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu menuturkan ada beberapa gejala yang muncul ketika terpapar leptospirosis. Dimulai dari demam, pusing, nyeri otot pada betis dan kekuningan pada mata.
Gejala-gejala itu akan muncul bila memang yang bersangkutan sempat berinteraksi dengan air kencing tikus di sejumlah tempat. Misalnya saja saat melakukan aktivitas pengelolaan sampah, kegiatan di sungai, selokan atau genangan air dan bisa juga mengenai para petani.
"Sering masyarakat merasakan seperti masuk angin biasa, tapi akhirnya tidak bisa diselamatkan. Kasus yang meninggal itu rata-rata karena terlambat, tidak tahu penangananya," kata Endang kepada awak media, Selasa (19/7/2022).
Baca Juga: Hingga Juni 2022 Jogja Catat 6 Kasus Leptospirosis, 2 Meninggal Dunia
Dengah kondisi itu, kata Endang, memang diperlukan kesadaran lebih dari masyarakat terkait penanganan. Jika memang sudah merasakan berbagai gejala itu bisa langsung ke fasilitas kesehatan terdekat.
"Biasanya kadang gejala awal tidak menjadi perhatian. Makanya ini menjadi PR kita. Kalau sakit segera ke fasilitas kesehatan karena ada penanda awal gejala," imbuhnya.
Di samping beberapa gejala tadi, Endang menambahkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira pada tikus itu juga dapat menyebabkan gangguan pada ginjal.
Leptospirosis yang menyerang ginjal salah satunya dapat diperhatikan jika muncul tanda-tanda seperti tidak melakukan buang air atau kencing lebih dari 6 jam. Ketika kondisi sudah merasakan gejala tersebut pasien diharapkan bisa segera memeriksakan kondisinya.
"Oleh sebab itu diharapkan segera diperiksakan dan cuci darah," ucapnya.
Baca Juga: Soal Mutasi Omicron B.4 dan BA.5, Dinkes Jogja Sebut Belum Ada Sebarannya
Endang mengakui selama pandemi fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Yogyakarta memang berfokus pada penanganan Covid-19. Namun hal itu tidak lantas mengesampingkan berbagai penyakit yang lain.
Pihaknya mengingatkan seluruh pihak, baik masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan agar peduli dengan penyakit lain semisal Leptospirosis ini. Agar nantinya penanganan dapat dilakukan secara maksimal.
Untuk itu, kata Endang, dibutuhkan kecepatan diagnosis, daya tahan tubuh dan pengobatan dengan antibiotik. Mengingat penyakit Leptospirosis ini disebabkan oleh bakteri.
Sejumlah langkah pencegahan juga terus disosialisasikan kepada masyarakat. Di antaranya dengan meningkatkan daya tahan tubuh dengan Germas, menutup makanan, serta segera membersihkan diri dengan sabun jika melakukan aktivitas rentan interaksi dengan tikus.
"Apabila ada luka tubuh ditutup. Gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan maupun sepatu bot saat beraktivitas rentan interaksi dengan tikus," pungkasnya.
Diketahui, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mencatat sudah ada 6 kasus Leptospirosis hingga Juni 2022 tahun ini. Dari jumlah tersebut dua kasus dinyatakan meninggal dunia.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Hingga Juni 2022 Jogja Catat 6 Kasus Leptospirosis, 2 Meninggal Dunia
-
Soal Mutasi Omicron B.4 dan BA.5, Dinkes Jogja Sebut Belum Ada Sebarannya
-
Belum Ada Kasus Virus Hendra, Dinkes Jogja Minta Warga Jangan Abaikan Hal Ini
-
Sampah di Kota Jogja Membludak, Dinkes Ingatkan Potensi Munculnya Penyakit Ini
-
Belum Ada Laporan Hepatitis Misterius, Dinkes Jogja Minta Sekolah Waspada
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas Termurah: Tahun Muda Banget, Harga Kisaran Rp90 Jutaan
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Sekaliber Avanza tapi Jauh Lebih Nyaman, Kabin Lega, lho!
- 5 Rekomendasi Skincare Hanasui Untuk Usia 50 Tahun ke Atas: Wajah Cerah, Cuma Modal Rp20 Ribuan
- Infinix Hot 60i Resmi Debut, HP Murah Sejutaan Ini Bawa Memori 256 GB
- 5 Pilihan HP Xiaomi Termurah Rp1 Jutaan: Duet RAM GB dan Memori 256 GB, Performa Oke
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Makin Anjlok Setelah Kondisi Perang Iran-Israel Kondusif
-
Info A1: Calvin Verdonk Batal Pindah ke FC Utrecht!
-
3 Rekomendasi Sepatu Lari Wanita Rp200 Ribuan, Performa Optimal Gaya Maksimal
-
AION UT Sudah Mulai Unjuk Gigi di Indonesia
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Brand Lokal Rp500 Ribuan, Handal untuk Jarak Jauh
Terkini
-
57.000 Warga DIY Kehilangan Bansos BPJS, Imbas Data Baru Kemensos, Apa yang Terjadi?
-
Renovasi SDN Kledokan Usai Ambrol Dikebut, Targetkan Rampung Sebelum Liburan Sekolah Selesai
-
Kulon Progo Darurat HIV/AIDS, 71 Persen Kasus Menyerang Pria, Ini Langkah Pemerintah
-
20 Persen Minyak RI Terancam, Selat Hormuz Ditutup, Indonesia di Ambang Krisis Energi?
-
Juli 2025, 200 Sekolah Rakyat Dibuka, Prioritaskan Guru Lokal dan Koneksi Internet