Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 11 Mei 2022 | 18:50 WIB
Penumpukan sampah di TPS Lempuyangan yang meluber hingga ke jalan, Rabu (11/5/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana/SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Membludaknya sampah di depo dan sejumlah Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Kota Yogyakarta mendapat sorotan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Potensi munculnya penyakit seperti leptospirosis, typus hingga diare dapat terjadi.

Kepala Dinkes Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani menerangkan sampah yang menumpuk di sejumlah depo dan TPS bahkan di rumah warga sekali pun dapat terjadi pembusukan yang cepat saat turun hujan.

"Akibatnya muncul bau busuk yang merupakan pencemaran udara dan muncul kerumunan lalat. Ada juga licit yang menggenangi sekitar lokasi timbunan sampah," terang Emma, dihubungi wartawan, Rabu (11/5/2022).

Kemunculan serangga lalat itu, dapat memperbesar resiko bahaya penyakit lain. Tak hanya leptospirosis namun typus, diare, kolera, desentri bahkan hepatitis dapat terjadi.

Baca Juga: Volume Sampah di Kota Solo Naik 11 Persen per Hari, DLH Sebut Karena Faktor Gaya Hidup Masyarakat Berubah

Faktor penyakit lain juga berpotensi muncul. Terutama datangnya tikus dan kecoa yang dapat menimbulkan penyakit pes.

Licit yang menggenang, dapat mencemari sumber air yang biasa digunakan masyarakat untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sehingga kualitas air menjadi buruk dan beresiko menyebabkan terjadinya infeksi saluran pencernaan.

"Ini juga harus menjadi perhatian bersama," katanya.

Lebih lanjut, upaya edukasi dan komunikasi akan dilakukan Dinkes dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta ke masyarakat. Pihaknya mengaku hanya bisa menekankan kepada warga agar lebih sering melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Tak hanya itu, upaya imbauan kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan agar lebih bersih perlu diingatkan. Untuk persoalan sampah yang masih tertimbun di depo atau rumah warga, Emma menyerahkan kepada DLH.

Baca Juga: Pasca Lebaran, Volume Sampah di Pantura Meningkat Capai 600 Ton Per hari

Sementara Kepala DLH Kota Jogja, Sugeng Darmanto, mengaku masih menunggu kebijakan Pemda DIY memfasilitasi aksi penutupan TPST warga di Banyakan, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul.

"Imbauannya agar menyimpan dulu sampah warga di rumah masing-masing. Kalau untuk pembukaan TPST kami masih menunggu arahan dari Pemda DIY. Harapannya segera ada solusi, agar sampah di Jogja bisa berangsur teratasi," kata dia.

Load More