SuaraJogja.id - Membludaknya sampah di depo dan sejumlah Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Kota Yogyakarta mendapat sorotan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Potensi munculnya penyakit seperti leptospirosis, typus hingga diare dapat terjadi.
Kepala Dinkes Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani menerangkan sampah yang menumpuk di sejumlah depo dan TPS bahkan di rumah warga sekali pun dapat terjadi pembusukan yang cepat saat turun hujan.
"Akibatnya muncul bau busuk yang merupakan pencemaran udara dan muncul kerumunan lalat. Ada juga licit yang menggenangi sekitar lokasi timbunan sampah," terang Emma, dihubungi wartawan, Rabu (11/5/2022).
Kemunculan serangga lalat itu, dapat memperbesar resiko bahaya penyakit lain. Tak hanya leptospirosis namun typus, diare, kolera, desentri bahkan hepatitis dapat terjadi.
Faktor penyakit lain juga berpotensi muncul. Terutama datangnya tikus dan kecoa yang dapat menimbulkan penyakit pes.
Licit yang menggenang, dapat mencemari sumber air yang biasa digunakan masyarakat untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sehingga kualitas air menjadi buruk dan beresiko menyebabkan terjadinya infeksi saluran pencernaan.
"Ini juga harus menjadi perhatian bersama," katanya.
Lebih lanjut, upaya edukasi dan komunikasi akan dilakukan Dinkes dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta ke masyarakat. Pihaknya mengaku hanya bisa menekankan kepada warga agar lebih sering melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Tak hanya itu, upaya imbauan kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan agar lebih bersih perlu diingatkan. Untuk persoalan sampah yang masih tertimbun di depo atau rumah warga, Emma menyerahkan kepada DLH.
Sementara Kepala DLH Kota Jogja, Sugeng Darmanto, mengaku masih menunggu kebijakan Pemda DIY memfasilitasi aksi penutupan TPST warga di Banyakan, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul.
"Imbauannya agar menyimpan dulu sampah warga di rumah masing-masing. Kalau untuk pembukaan TPST kami masih menunggu arahan dari Pemda DIY. Harapannya segera ada solusi, agar sampah di Jogja bisa berangsur teratasi," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
2 Pemain Timnas Indonesia Berbandrol Rp4,54 M Plus Jens Raven Bikin Gemetar Vietnam U-23
-
Awali Pekan Ini, Harga Emas Antam Meluncur Turun Jadi Rp 1.914.000 per Gram
-
Pemain Keturunan Indonesia Sukses Kalahkan Marcus Rashford, PSSI Gak Minat Naturalisasi?
-
Striker Vietnam U-23 Tak Takut dengan Suporter Timnas Indonesia
-
7 Sepatu Lari Murah 200 Ribuan untuk Pelajar: Olahraga Oke, buat Nongkrong Juga Kece
Terkini
-
Bupati Bantul Setuju PSIM Main di SSA, Tapi Suporter Wajib Patuhi Ini
-
Efek Prabowo: Pacuan Kuda Meledak! Harga Kuda Pacu Tembus Miliaran
-
Bahaya di Balik Kesepakatan Prabowo-Trump: Data Pribadi WNI Jadi Taruhan?
-
Dampak Larangan Study Tour: Keraton Jogja Ubah Haluan, Tawarkan Wisata yang Bikin Anak Betah
-
Fakta Sebenarnya Jurusan Jokowi di UGM: Bukan Teknologi Kayu? Teman Kuliah Ungkap Ini