SuaraJogja.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta menyatakan belasan depo dan puluhan TPS di wilayahnya sudah terisi penuh. Hal tersebut sebagai imbas dari blokade yang dilakukan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul sejak Sabtu (7/5/2022) lalu.
Kepala DLH Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto mencatat di wilayahnya sendiri ada 16 depo dan 70 TPS. Dari jumlah itu semuanya sudah dipenuhi sampah hasil pembuangan dari masyarakat.
"Ternyata dengan kondisi 4 hari ini (blokade TPST Piyungan) semua TPS, semua depo (di Kota Jogja) sudah penuh," kata Sugeng dihubungi awak media, Selasa (10/5/2022).
Berdasarkan perkiraan dari DLH, sudah ada sekitar 1.600 ton sampah yang menumpuk di sejumlah titik Kota Jogja tersebut. Angka itu didapat dari akumulasi sejak penutupan atau blokade TPST Piyungan pada Sabtu lalu.
"Asumsinya perhari sekitar 370 ton. Kemudian ada kenaikan 15 persen selama liburan. Anggap saja sabtu dan minggu ada kenaikan 15 persen. Berarti 370 ton ditambah 15 persen selama dua hari. Kemudian hari senin hingga selasa ini asumsinya ya sekitar 400 ton kali 4, berarti sudah 1.600 ton yang tertangguhkan atau yang belum bisa dibuang," paparnya.
Terkait dengan ancaman darurat sampah, kata Sugeng, Kota Jogja memang sudah memasuki tahap tersebut. Sekarang yang perlu dilakukan adalah dengan langkah nyata pengelolaan dan pengurangan sampah tersebut.
"Sebenarnya kalau kita berbicara darurat sampah kalau di kota-kota seperti Jogja sebenarnya sudah memasuki tahap itu. Maka kita juga harus melakukan komunikasi dengan semua pihak dan perlu peran semua pihak bahwa sampah itu sangat riil ada di tempat kita," terangnya.
Diperlukan upaya bersama dalam mengatasi persoalan sampah tersebut. Termasuk dengan pengurangan sampah dari rumah tangga sendiri.
Selain itu dari sisi pemerintah juga perlu menyediakan dan memperhatikan aspek pengelolaan sampah dengan teknologi yang lebih tepat guna. Terlebih tidak sedikit biaya yang akan dikeluarkan terkait hal tersebut.
Baca Juga: Akses ke TPST Piyungan Masih Dijaga, Warga Tegas Minta Ditutup Permanen
"Jadi ketika ini tutup 4 hari (dan menumpuk 1.600 ton) butuh paling tidak seminggu untuk menormalkan lagi (depo dan TPS di Jogja)," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
Penikmat Sound Horeg Ngumpul, Ini 5 Speaker Murah Bikin Musik Jedag-Jedug Ngebass Badak
-
Gibran Prediksi Vietnam 'Babak-belur' di Tangan Timnas Indonesia U-23
-
Ribut-ribut Soal Ijazah Jokowi, Luhut: Kontribusi Kau Buat Negara Apa?
-
5 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Terupdate Juli 2025
-
Trump Beri Tarif 19 Persen, Luhut: Pengusaha Vietnam dan Taiwan Mau Relokasi Pabrik ke RI
Terkini
-
Gawat, Leptospirosis Renggut 7 Nyawa di Yogyakarta, KLB Segera Ditetapkan?
-
Kasus Gacoan Jadi Contoh, Kemenkum DIY Ingatkan Larangan Putar Musik Tanpa Lisensi di Resto dan Kafe
-
BRI Fokus pada KPR Subsidi FLPP untuk Dukung Program 3 Juta Rumah Pemerintah
-
King Argentin Dominasi Indonesias Horse Racing, Raih Triple Crown 2025
-
Bupati Bantul Setuju PSIM Main di SSA, Tapi Suporter Wajib Patuhi Ini