"Nah bapak saya bilang, 'mau aja orang saya juga berjuang' di situ lah ternyata diajak ke sebelah timur kira-kira 200 meter dari situ ketemulah rumah Bu Ruswo di dapur umum. Itu menurut cerita bapak ibu saya," sambungnya.
Bergabungnya orang tua Bandi ke dalam BKR saat itu yang mengantarkan mereka mengenal sosok Ibu Ruswo di dapur umum itu.
"Di situ lah baru diketahui kalau di situ dapur umum. Sebelumnya bapak ibu tidak tahu kalau itu dapur umum pusatnya gerilya," ungkapnya.
Di sana sang ibu diberi tugas untuk memasok makanan yang dijualnya dulu. Hingga kemudian ikut terlibat di dalam dapur umum tersebut.
Baca Juga: 10 Tahun Berjualan, Pedagang Lawar Babi di Bali Ini Merasa Belum Merdeka
Singkat cerita, kemudian pada tahun 1961 tiba-tiba seorang bernama Ibu Wongso Petruk datang menemui sang ayah. Tujuannya untuk diminta membeli rumah milik Bu Ruswo tersebut.
"Nah bapak saya mengatakan 'loh itukan rumahnya Bu Ruswo dulu' begitu. Lalu dijawab 'Iya sekarang sudah berpindah tangan ke saya' katanya bu wongso petruk," kata Bandi sambil menirukan percakapan kala itu.
Namun waktu itu sang ayah yang tak memiliki uang sehingga rumah itu tidak dibeli. Baru kemudian sang ibu juga mengetahui informasi bahwa rumah Bu Ruswo itu akan dijual.
"Saya tidak tahu harganya tapi saya dengar itu, kemudian ibu itu mengambil tabungannya berupa emas dan dibeli lah rumah itu," jelasnya.
Sehingga rumah itu sah berpindah tangan sekitar tahun 1960an. Sebelum akhirnya tahun 1980an ditempati oleh sang kakak Iswati, rumah itu sempat dikontrakkan terlebih dulu.
"Itu di atas namakan Iswati. Pada waktu itu kakak saya masih kelas satu SMP. Satu-satunya yang diberi rumah," ucapnya.
Dapur Umum Revolusi
Bandi membenarkan bahwa rumah Ibu Ruswo merupakan saksi sejarah dari perjuangan Indonesia kala itu. Terlebih mengingat peruntukannya sebagai dapur umum.
Memang pertemuan kedua orang tuanya dengan sosok Ibu Ruswo tidak disengaja. Namun berkat semangat perjuangan menuju kemerdekaan saat itu akhirnya mereka dapat bertemu hingga berjuang bersama.
"Bapak ibu dekat dengan Ibu Ruswo terutama karena ikut nyetor untuk gerilya waktu itu. Bapak masuk satuan. Saat itu belum merdeka," ujar Bandi.
Sesuai juga dengan keberadaan rumah tersebut yang seolah tersembunyi. Dapur umum kala itu memang dibuat sedimikian rupa agar tak diketahui oleh prajurit Belanda.
Berita Terkait
-
Mengenang Sosok Fatmawati, Ibu Negera Istri Bung Karno Sang Penjahit Bendera Merah Putih
-
Video Viral Lomba Unik 17-an, Bocah-bocah Lucu Tangkap Bebek dengan Mata Tertutup
-
7 Momen Pengibaran Bendera Merah Putih di Berbagai Daerah, dari Lereng Gunung hingga Dasar Laut
-
Upacara HUT ke-77 Kemerdekaan RI, Edy Rahmayadi Pesan Begini ke Generasi Muda
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
-
LG Mundur, Danantara Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Bareng CATL
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
Terkini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip
-
UMKM di Indonesia Melimpah tapi Lemah, Mendag: Kebanyakan Ingin Jadi Pegawai
-
Koperasi Merah Putih Didukung, Peneliti Fakultas Peternakan UGM Ingatkan Ini agar Tak Sia-sia