Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 17 Agustus 2022 | 14:30 WIB
Ilustrasi Bu Ruswo. [Iqbal Asaputro / SuaraJogja.id]

"Iya (tempatnya dapur umum dirahasiakan). Namanya dapur umum revolusi. Kalau tidak kan bisa digrebek Belanda waktu itu. Di sana jadi markas. Termasuk Pak Harto itu, ada di situ katanya," cetusnya.

Bandi mengaku tak mengetahui secara persis kapan perjuangan lewat dapur umum itu bergerak. Namun dapat dipastikan sang ibu sudah masuk ke dapur umum sebelum kemerdekaan sekitar 1942-1943.

Diungkapkan Bandi, hingga saat ini bagian rumah yang digunakan untuk dapur umum tersebut masih asli. Orang tuanya pernah berpesan agar tidak mengubah atau menghilangkan identitas dari kediaman Ibu Ruswo itu.

"Rumah itu sebelum tahun 1940 sudah ada. Lorong kecil-kecil. Ibu Ruswo itu orang sangat berjasa bagi republik ini. Sekarang masih asli (rumahnya). Jangan sampai hilang identitas harus paling tidak masih ada itu. Dari orang tua saya begitu," tegasnya.

Baca Juga: 10 Tahun Berjualan, Pedagang Lawar Babi di Bali Ini Merasa Belum Merdeka

Memang tak ada perhatian khusus dari pemerintah terkait bangunan yang disebut Bandi sudah masuk dalam cagar budaya itu. Sehingga memang keluarga kakaknya yang hingga saat ini harus merawat dan menjaga rumah tersebut.

"Kita sebagai orang yang menghargai jasa-jasa pahlwawan itu paling tidak peninggalan-peninggalan beliau itu jangan sampai musnah. Jangan sampai hilang ditelan masa," tandasnya.

Sosok Ibu Pelindung

Kendati tak mengenal secara langsung sosok Ibu Ruswo. Namun Bandi mengaku dulu sering kali diceritakan oleh mendiang kedua orang tuanya tentang Ibu Ruswo. 

Ia mengatakan bahwa sang ibu cukup dekat dengan Ibu Ruswo mengingat perjuangan yang mereka lakukan bersama di dapur umum. Pergerakan dapur umum itu pun, lanjut Bandi terbilang sukses sebab tak ada yang mengetahui keberadaannya.

Baca Juga: Bentuk Protes ke Pemerintah, Warga Demak Tetap Khidmat Gelar Upacara HUT ke-77 RI di Tengah Kepungan Banjir Rob

"Orangnya baik. Saya dengar, orangnya baik dan ramah. Tapi bisa menjadi seperti tidak diketahui kalau itu dapur umum. Itu ibu saya cerita dan ibu saya cukup dekat dengan beliau (Ibu Ruswo)," paparnya.

Tak secara spesifik memang kisah mengenao Ibu Ruswo tersebut yang didengarnya. Termasuk soal makanan apa saja yang dimasaknya kala itu.

Disebutkan Bandi, dapur umum revolusi milik Ibu Ruswo itu hanya akan memasak makanan seadanya saja. Menyesuaikan bahan-bahan yang ada.

"Ya seadanya saja. Waktu itu kan sulit dan harus sembunyi-sembunyi. Katanya ibu saya, apa adanya nanti diambil satu persatu sama gerilya-gerilya itu untuk dibawa," terangnya.

Jangan dibayangkan memasak makanan di dapur umum juga bisa seperti sekarang ini. Perjuangan menyelundupkan bahan-bahan makanan hingga bertaruh nyawa pun harus dilakukan.

rumah bersejarah Bu Ruswo yang jadi dapur umum masa perjuangan. [Galih Fajar / Multimedia SuaraJogja.id]

"Bahan-bahan banyak yang menyelundupkan. Misalkan peyek, ampyang, alen-alen dan sebagainya itu. Tapi saya rasa kalau sayur-sayuran waktu itu masih agak gampang ya. Tapi masaknya yang sembunyi-sembunyi. Masaknya banyak, namanya dapur umum," ucapnya.

Load More