Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 02 September 2022 | 17:29 WIB
Area bangunan utama yang terbakar, dalam peristiwa kebakaran menewaskan tiga orang, di kawasan Bulaksumur, Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman, difoto Jumat (2/9/2022). (kontributor/uli febriarni)

SuaraJogja.id - Pusat Keamanan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L) Universitas Gadjah Mada tengah dirundung duka cita, usai adanya seorang anggota dan pensiunan satuan tersebut yang tewas akibat kebakaran Jumat (2/9/2022) dini hari. Keduanya yakni Rani Istiyani (38) dan Subono (64).

Keduanya merupakan korban kebakaran di rumahnya di kawasan Bulaksumur atau tepatnya di Padukuhan Kocoran, Kalurahan Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman. 

Kepala Bidang Keamanan dan Ketertiban UGM Nando mengatakan, sosok almarhumah Rani dikenal sebagai salah satu staff lapangan yang sehari-hari berjaga di pos masuk Boulevard UGM. Menurut Nando, hampir semua rekan sivitas UGM mengenalnya, karena Rani adalah sosok yang cukup ramah bertegur sapa dengan siapapun. Semua orang bersahabat dengannya dan tidak memiliki musuh. 

"Demikian juga pak Bono, saya memanggil pak Subono dengan pak Bono ya. Ia juga merupakan pensiunan UGM dan masih sering berinteraksi dengan kami petugas keamanan UGM. Putrinya yang satu lagi, Ayu, sewaktu masih sekolah kadang setelah dijemput dari sekolah dia sering dibawa main ke pos jaga," kenang Nando, kala dihubungi, Jumat (2/9/2022)

Baca Juga: Kebakaran di Kawasan Bulaksumur UGM Tewaskan Tiga Orang, Polisi Dalami Penyebab Kejadian

Rani juga dikenal sebagai orang yang memiliki suara nyaring, bila ada patroli udara, tanpa menyebut nama maka tim yang mendengar suaranya langsung mengetahui bahwa itu adalah suara khas milik Rani. 

Bila pak Bono kerap dikenang pula sebagai orang yang tak sungkan membantu memijat dan urut rekannya yang kelelahan, Rani, putrinya dikenang sebagai orang yang sigap membantu dan mempersiapkan kebutuhan kerja tim di lapangan. Tanpa diminta langsung menyiapkan teh, air minum bagi petugas lapangan.

"Dia mengingatkan kami agar selalu menjaga kesehatan dan jangan lupa istirahat. Itu yang sangat mengena bagi kami semua, hampir seluruh teman lintas angkatan datang untuk memberikan penghormatan terakhir," sebutnya. 

Selama ini, imbuh Nando, Rani tak punya keluhan khusus soal masalah yang membelit dalam hidupnya. 

Lokasi Rumah Sempat Jadi Kendala Pemadaman

Baca Juga: BTN Siap Bangun Rumah untuk Dosen Milenial UGM

Nando menjelaskan, pihaknya mendapat informasi kejadian kebakaran di rumah Subono pada sekitar pukul 03.40 WIB. Tim langsung meluncur ke lokasi kejadian dan menerjunkan tim mobil pemadam, sekaligus mengundang tim damkar Kabupaten Sleman untuk membantu memadamkan serta pengondisian di tempat kejadian. 

"Dua sampai tiga jam teman berjibaku mengamankan api, tiga rumah yang mengalami kebakaran. Sehingga kehadirannya bisa relatif terbantu pengondisian kebakaran. Dengan kondisi lingkungan cukup padat, sangat menyulitkan akses pemadam masuk ke TKP, butuh lima sambungan selang air untuk memadamkan api di rumah," sambungnya.

Ketika sudah tertangani, dilakukan identifikasi TKP kemudian ditemukan jenazah Subono dan Rani selanjutnya dievakuasi, lalu dibawa ke RSUP dr Sardjito. Usai tim dokter menyatakan kedua rekan kerjanya itu meninggal dunia, tim dari UGM diarahkan menuju Ruang Forensik.

"Segala biaya yang ditimbulkan kami tanggung. Untuk biaya rumah sakit, santunan duka cita, bantuan untuk di pemakaman bersama dengan warga, kami bergotong-royong. Sebagai bentuk penghormatan terakhir bagi rekan kami, kami jadi tim pengusung dari rumah sakit sampai pemakaman," tandasnya.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More