SuaraJogja.id - Elemen air merupakan kebutuhan paling mendasar manusia disamping tanah. Namun, pesatnya pembangunan hingga perilaku masyarakat yang makin abai dengan lingkungan sekitar mengancam kondisi air. Hal itu seperti yang terjadi di Kota Yogyakarta, dimana kualitas air makin buruk dari waktu ke waktu.
Berdasar kajian dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta ditemukan bahwa tiga sungai besar yang mengalir di Kota Yogyakarta telah tercemar. Kondisi itupun berpengaruh terhadap kualitas air tanah yang menjadi konsumsi masyarakat.
Senada dengan kajian tersebut, warga di kawasan bantaran sungai Code pun tak memungkirinya. Hal itu seperti yang diungkapkan Ariyanto (50). Tokoh masyarakat di kawasan kampung yang berada di bawah Jembatan Gondolayu tersebut mengiyakan bahwa salah satu sungai besar yang membelah kawasan Kota Yogyakarta itu telah tercemar.
"Ya dalam taraf tertentu sudah tercemar. Jadi kita memang sekain ke hilir itu pencemaran semakin tinggi," kata Ari sapaan akrabnya saat ditemui beberapa waktu lalu.
Pria yang sudah menempati bantaran Sungai Code sejak tahun 1979 itu mengakui kondisi air sungai yang tercemar cukup mempengaruhi ekosistem yang ada di dalamnya. Termasuk dengan perubahan biota sungai dari waktu ke waktu.
Contohnya saja, ia menjelaskan ada beberapa jenis ikan yang dulu masih sering ditemui pemancing, kali ini sudah tak lagi dapat ditemukan atau malah ada jenis baru yang muncul.
"Berpengaruh pada biota yang ada juga. Jadi sudah berubah biotanya. Ya jenis-jenis ikan yang dulu ada menjadi tidak ada. Kemudian ada juga ikan-ikan baru," tuturnya.
"Misalnya gini kita sulit sekali sekarang ini mencari ikan semacam wader, uceng, itu sulit. Sekarang adanya nila, palung, jadi semacam mendekati ikan predator lah," sambungnya.
Memang sekarang tetap ada sejumlah warga yang memancing di sungai tersebut. Namun kebanyakan dari pemancing hanya untuk sekadar hobi saja.
Sehingga bukan untuk mencari ikan tertentu dalam dalam jumlah banyak. Melainkan untuk menghabiskan waktu sambil menikmati suasana kota Jogja dari bantaran Sungai Code.
"Mancing ke sungai masih ada. Biasanya ya cuma buat keasikan mereka saja, ikan tidak berpengaruh, lebih sekadar hobi saja. Kalau air sungai semakin keruh memang," ujarnya.
Ari menuturkan aktivitas masyarakat di sungai pun tak terlalu masif. Mengingat fasilitas toilet hingga sumber mata air yang ada di bantaran sudah cukup memadahi.
"Bisa dikatakan 100 persen tidak ada (aktivitas di sungai). Bahkan kita sudah kencang untuk mengedukasi tidak membuang sampah ke sungai. Walaupun tetap aja ada tapi prosentasenya kecil juga. Enggak mudah sih. Kita sampai saat ini cenderung buang keluar, ke TPS," ungkapnya.
Walaupun tak dimungkiri juga masih banyak warga yang membuang limbah rumah tangga langsung ke sungai. Namun IPAL pun juga sudah digunakan sejumlah warga.
Terkait sumber pencemaran sendiri, ia tak memungkiri berasal dari limpahan di wilayah utara Kota Yogyakarta. Selain itu ia menduga biang pencemaran juga berasal dari pengolahan limbah yang kurang baik dari rumah makan hingga hotel di sekitar bantaran sungai.
Berita Terkait
-
Air Mineral Juga Bisa Tercemar, Kenali Ciri-cirinya di Sini!
-
Tercemar Bakteri E-Coli Secara Merata, Bagaimana Dampaknya ke Ekosistem di Sungai Kota Jogja?
-
Sungai Oder Diduga Tercemar Limbah Beracun, Jerman dan Polandia Lakukan Penyelidikan
-
Beginilah Kondisi Air Sungai di Desa Margasari Purwakarta yang Tercemar TPA
-
Pejabat Ini Nekat Minum Air Sungai Tercemar Demi Pembuktian ke Masyarakat, Ujungnya Dilarikan ke Rumah Sakit
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 4 Rekomendasi Mobil Bekas Merek Jepang di Bawah Rp100 Juta: Mesin Prima, Nyaman buat Keluarga
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
-
5 Rekomendasi Mobil Kabin Luas Muat 10 Orang, Cocok buat Liburan Keluarga Besar
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Apa Untungnya?
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
Terkini
-
Sinyal Hijau Mendagri: Pemda Boleh Gelar Acara di Hotel, Selamatkan Industri Pariwisata Sleman?
-
Jemaah Tak Dapat Tenda, Ketua PPIH Minta Maaf Ungkap Penyebab Calon Haji Terlantar di Arafah
-
Beda dari Tahun Lalu, Ini Alasan Grebeg Besar 2025 Yogyakarta Lebih Tertib dan Berkah
-
KPK Dapat Kekuatan Super Baru? Bergabung OECD, Bisa Sikat Korupsi Lintas Negara
-
Pemkab Sleman Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Terpenuhi, Ternak dari Luar Daerah jadi Opsi