SuaraJogja.id - Rencana pemerintah Gunungkidul yang akan mengganti Patung Kendang dengan Tobong Gamping sebagai ikon menimbulkan kontroversi. Sejumlah elemen masyarakat hari Selasa (27/9/2022) ini kembali turun ke jalan menyuarakan penolakan mereka.
Mereka menolak penggantian Patung Pengendang di Bundaran Siyono dengan Tobong Gamping karena Tobong Gamping merupakan simbol eksploitasi alam yang identik dengan merusak lingkungan.
Puluhan orang lakukan aksi longmarch sekitar 2 kilometer dari Pasar Empring (Bambu) menuju ke Kantor Pemda Gunungkidul. Sembari membawa keranda dan kertas bertuliskan protes mereka, puluhan orang dari berbagai elemen ini berjalan menyusuri jalan protokol di Kota Wonosari.
Dengan pengawalan ketat aparat gabungan, mereka juga menyebar Bunga setaman dan uang koin sebagai simbol kritik matinya demokrasi. Aksi mereka berakhir di Alun-alun Wonosari dan di lokasi ini mereka juga melakukan orasi.
Koordinator Aksi, Ervan Bambang Darmanto menyesalkan pemilihan Tobong Gamping dipilih sebagai ikon atau simbol Gunungkidul. Padahal masih banyak simbol lain yang bisa digunakan untuk mengangkat citra Gunungkidul di kancah nasional ataupun internasional.
"Banyak yang bisa dipilih untuk dijadikan ikon. Kenapa ini memilih Tobong Gamping yang cenderung identik dengan merusak alam,"terang dia, Selasa (27/9/2022).
Menurut Ervan, Gunungkidul itu terlanjur baik, identik dengan pariwisata, identik dengan kota Gaplek dan sebagainya. Ketika Tobong Gamping dijadikan ikon, hal tersebut merupakan kecelakaan. Karena Tobong Gamping bertolak belakang dengan semangat Gunungkidul.
Pihaknya menuntut kepada pemerintah untuk mendengarkan suara rakyat yang menolak menjadikan Tobong Gamping sebagai ikon Gunungkidul. Apalagi penolakan dari masyarakat sudah cukup masif. Tak hanya itu, penolakan dari anggota dewan juga selalu menggema.
Ia mempertanyakan sikap pemerintah yang terkesan memaksakan Tobong Gamping padahal sudah banyak penolakan. Hingga akhirnya pemerintah tidak mendengarkan penolakan warga dan juga anggota DPRD Gunungkidul.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Wisata Gunungkidul Selain Pantai, Ada Air Terjun sampai Goa
"Ini penolakan sudah masif. Mbok didengarkan suara rakyat, suara wakil rakyatnya,"ujar Ketua HIPMI Gunungkidul ini.
Ervan menandaskan hari ini mereka turun ke jalan karena pemerintah kabupaten Gunungkidul tidak mau mendengarkan suara mereka yang sejak awal menolak rencana pembangunan Tobong Gamping sebagai ikon Gunungkidul. Terlebih, penolakan mereka sudah sampaikan ke wakil rakyat dan wakil rakyat sudah menyurati Bupati namun tidak digubris.
Menurut Ervan, surat dari DPRD Gunungkidul tersebut tidak didengar bahkan tidak dibalas oleh pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Hal ini menjadi kecelakaan bagi pemerintahan Gunungkidul saat ini. Oleh karenanya mereka turun ke jalan untuk menyuarakan keresahan mereka.
"Karena jika aspirasi wakil rakyat tidak didengar oleh pemerintah Kabupaten maka kami turun ke jalan. Dan ini aksi ini akan berkelanjutan sampai pemerintah nanti menyelamatkan Gunungkidul,"tandasnya.
"Tobong Gamping itu jelas, sumber polusi udara. Dan jelas ekploitasi batu kapur, masak Gunungkidul seperti itu,"tandas Ervan.
Terpisah, anggota DPRD Gunungkidul menyebut tidak tahu menahu mengenai hal tersebut, sebab selama ini tidak ada koordinasi atau pembahasan mengenai penataan wajah kota khususnya dibangunnya tobong gamping. Selama perencanaan hingga detik-detik terakhir penataan wajah kota akan direalisasikan tidak ada koordinasi atau pembahasan antara pemerintah (bupati) dengan anggota Dewan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
Terkini
-
Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta Gelar Perlombaan Sepatu Roda Regional DIY-Jawa Tengah
-
Jogja Siap Bebas Sampah Sungai! 7 Penghadang Baru Segera Dipasang di 4 Sungai Strategis
-
Gunungan Bromo hingga Prajurit Perempuan Hadir, Ratusan Warga Ngalab Berkah Garebeg Maulud di Jogja
-
JPW Desak Polisi Segera Tangkap Pelaku Perusakan Sejumlah Pospol di Jogja
-
Berkah Long Weekend, Wisata Jip Merapi Kembali Melejit Meski Sempat Terimbas Isu Demonstrasi