Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 04 November 2022 | 11:00 WIB
suasana mediasi antara pihak sekolah, wal murid, pendamping DS dan pegiat pendidikan, di dinas pendidikan sleman, Kamis (3/11/2022).(kontributor/uli febriarni)

Pj Kepala SD N Purwomartani Lasini, yang hadir bersama komite, berjanji tidak akan mengulangi perbuatan mereka dan akan fokus memberikan pembelajaran kepada siswa, supaya kegiatan belajar mengajar tidak terganggu. 

"Sepanjang kami dianggap melakukan kesalahan, kami minta maaf. Kami tidak akan mengulangi lagi. Ini menjadi pembelajaran bagi kami," kata dia.

Dalam pertemuan tersebut, Lasini menjelaskan, proposal yang berisi Rencana Anggaran Biaya (RAB) senilai Rp300 juta sedianya digunakan untuk biaya perbaikan sarana dan prasarana sekolah. Ide program yang ada dalam proposal bukan berasal dari sekolah, melainkan dari Komite. 

Akan tetapi sekolah memang mengetahui rencana itu dan komite mengambil inisiatif untuk memohon partisipasi sumbangan dari orangtua murid, yang didahului pertemuan antara komite bersama perwakilan wali murid. 

Baca Juga: SD Negeri Banyurejo 1 Tak Jadi Terdampak Tol, Disdik Sleman Masih Menunggu Informasi Resmi

Saat itu, sekolah hanya mengetahui, kemudian proposal dikonsultasikan ke Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman. Saat itu, Dinas memberikan keterangan apabila sumbangan dari orangtua tidak mengikat, maka sesuai ketentuan diperbolehkan. 

"Jadi edaran sumbangan itu tidak pernah mengikat. Tidak ada nominal dan tidak ada sampai batas waktunya," tuturnya. 

Lasini mengungkap, suatu ketika, proposal sumbangan Rp300 juta itu mendapat sanggahan dari seseorang tak dikenal, yang mengirim pesan kaleng berantai ke sejumlah nomor WhatsApp pegiat pendidikan.

Dalam forum mediasi di Dinas Pendidikan, Lasini membantah tuduhan yang muncul dari pesan beruntun yang ramai diketahui khalayak, bahwa ia melakukan intimidasi terhadap DS. 

Menurut Lasini, sekolah menghadirkan DS ke sekolah saat itu dalam rangka klarifikasi. Tidak ada niat menyudutkan apalagi menuduh. Sekaligus mereka membutuhkan bantuan DS untuk mencari tahu identitas pemilik nomor penyebar pesan kaleng. 

Baca Juga: Sejumlah Ruas Jalan di Sleman Rawan Longsor: Catat Titiknya!

"Kami juga tidak memiliki niatan [melaporkan] ke polisi. Pada prinsipnya, pihak sekolah tidak ada intimidasi, apalagi menuduh Bu Dian pelaku utama. Kami hanya memintanya, sebagai orang pertama yang menerima WA, tolong nomor ini panjenengan cari nomornya siapa," beber Lasini.

Load More