Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 21 November 2022 | 17:04 WIB
Rekonstruksi pembunuhan perempuan hamil di pantai Ngrawe, Gunungkidul, Senin (21/11/2022). [Kontributor / Julianto]

SuaraJogja.id - Hari Senin (21/11/2022) ini, Sat Reskrim Polres Gunungkidul menggelar rekonstruksi pembunuhan terhadap perempuan hamil berinisial RN yang mayatnya ditemukan tewas dalam keadaan telanjang di kawasan Pantai Ngrawe beberapa waktu lalu. Dua tersangka masing-masing ERW (26) dan AA (36) dihadirkan dalam proses rekonstruksi ini.

Rekonstruksi yang juga turut dihadiri tim dari Kejaksaan Negeri Gunungkidul dan pengacara pelaku itu digelar dengan pengamanan ketat termasuk diantaranya melibatkan tim SAR Linmas setempat.

Sementara sebelum rekonstruksi dimulai, dua tersangka dipasangi tali pengaman. Untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan.

Gelar rekonstruksi pembunuhan terhadap perempuan hamil yang jasadnya ditemukan telanjang di Pantai Ngrawe tersebut berlangsung sekitar 5 jam.

Baca Juga: Motif Pelaku Habisi Nyawa Perempuan Korban Pembunuhan di Pantai Ngrawe: Tak Sudi Bayinya Lahir

Sekurangnya ada 10 adegan yang diperagakan. Diawali dengan kedatangan dua tersangka bersama korban di Pantai Kukup menggunakan sebuah mobil Honda Brio berwarna hitam.

Sebelum dihabisi, korban diminta membuka baju dan kemudian oleh ERW diminta untuk melakukan oral seks kemudian baru disetubuhi di lokasi sekitar pantai dekat tebing karang.

Seusai melakukan persetubuhan, pelaku ERW kemudian pergi sambil membawa pakaian korban dengan alasan untuk melakukan ritual.

Sesaat kemudian, pelaku AA menghampiri korban dan melakukan proses ritual. Setelahnya AA naik menemui ERW disusul korban.

Tak berapa lama, adegan pembunuhan pun terjadi. Korban yang berupaya mencari ERW karena ditinggal pergi tiba-tiba kepalanya dibekap menggunakan jaket dari belakang oleh AA.

Baca Juga: Penemuan Mayat Perempuan Telanjang di Pantai Ngrawe Korban Pembunuhan, Polisi Sebut Terduga Pelaku adalah Teman

Saat dibekap itu, ERW datang lalu mencekik korban. Korban yang tak berdaya kemudian diseret oleh ERW ke pulau. Di sini ERW dibantu AA kemudian membuang korban yang masih dalam keadaan hidup ke laut.

"Ada 20 menit kosong pada adegan AA. AA mengaku tidak melakukan apapun ketika berdua bersama korban. Dan itu sempat disanksikan oleh penyidik dan juga jaksa,"kata Kanit Pidum Satreskrim Polres Gunungkidul, Iptu Ikbal Akbar.

Ikbal menambahkan proses rekonstruksi ini untuk menyamakan keterangan pelaku ERW dan juga AA. Di samping itu juga mencari kesesuaian antara keterangan kedua tersangka dengan fakta di lapangan.

"Jadi otak pembunuhan ini adalah ERW. AA selalu menemani ERW. Bahkan tiga kali percobaan pembunuhan sebelumnya yaitu di Semarang, Klaten dan Gunungkawi AA juga selalu ikut," bebernya. 

Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Mahardian Dewo Negoro mengatakan rekonstruksi ini untuk mencocokan keterangan kedua pelaku saat pemeriksaan dengan kejadian di lapangan. Awalnya ada 10 adegan yang akan diperagakan oleh pelaku hingga akhirnya berkembang menjadi banyak adegan.

Rekonstruksi sempat berjalan lamban karena pelaku AA yang dikenal preman dan suka gonta ganti perempuan kerap mengubah keterangannya.

"Cukup banyak adegannya. Dan banyak fakta baru, dalam rekonstruksi ini," tukasnya.

Kontributor : Julianto

Load More