Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 25 November 2022 | 07:00 WIB
Ilustrasi klitih (Suara.com/Iqbal Asaputro)

Bila ingin menarik garis sejarah, kita perlu mengingat bahwa pada sekitar tahun 80-an, Jogja diwarnai dengan keberadaan 'gali' atau preman. Gali muncul karena pelakunya tak memiliki role model dan pendidikan yang baik di rumah. 

Selanjutnya pada 1983 muncul Petrus, penembak misterius yang ditugaskan menumpas para gali tadi. Tujuannya, agar gali dan preman tak menjadi role model bagi anak-anak muda di masa itu, serta menjaga 'muka' aparat. 

"Lalu pada 2000-an ada klitih. Jadi sejarah kekerasan itu berulang. Di Jogja, klitih yang sebetulnya jauh dari tindak kriminal, kemudian lewat dinamika psiko-sosial mengalami perluasan makna yang sifatnya peyoratif," sebutnya.

Sosiolog Kriminalitas Universitas Gadjah Mada Suprapto mengungkap, kendati melakukan kejahatan jalanan, remaja yang disebut pelaku klitih diketahui memiliki sejumlah kesepakatan. Misalnya tidak menyerang orang tua, tidak menyerang perempuan, tidak akan menyerang lelaki dan perempuan yang berboncengan. 

Baca Juga: Diduga Pelaku Klitih, 2 Remaja Digelandang ke Mapolsek Ngaglik

"Kalau ada driver ojol diserang, ada perempuan diserang di jalanan, itu bukan mereka [remaja klitih]," imbuhnya. 

Pelaku kejahatan jalanan usia remaja ini juga memiliki struktur sosial dalam geng mereka. Misalnya saja pertama, geng pelaku murni beranggotakan kakak kelas, ketua, wakil ketua dan anggota. Kedua, Geng pelajar plus: ada anggota, kakak kelas, alumni. 

"Alumni ini mereka berperan brain washer, memberikan pengertian yang salah bagi anggota mengenai solidaritas yang salah. Yaitu solidaritas saat melakukan kejahatan jalanan," ungkap dia.

Ketiga, ada yang disebut geng pelajar plus-plus. Keanggotaannya terdiri dari kakak kelas, anggota, alumni dan pihak eksternal di dalamnya. Eksternal yang dimaksud adalah preman atau orang di luar geng, namun berperan dalam tindakan geng mereka.

Kontributor : Uli Febriarni

Baca Juga: Prestasi Komjen Pol Ahmad Dofiri yang Pimpin Sidang Kode Etik Ferdy Sambo, Sikat Klitih hingga Hoaks Sri Sultan HB X

Load More