SuaraJogja.id - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meminta para pengurusnya untuk tidak terlibat dalam politik praktis jelang Pemilu 2024 mendatang. Jika memang ada yang secara terbuka tergabung dalam salah satu kubu capres maka yang bersangkutan diminta untuk non aktif terlebih dulu.
"Mungkin baiknya kalau dukung siapa ya sebaiknya non aktif dari MUI. Wong kita menganjurkan untuk tidak ikut politik praktis malah pengurusnya itu kan malah nanti malah menghancurkan sendiri," kata Ketua Umum MUI DIY Machasin, Sabtu (11/3/2023).
Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak melarang individu tertentu untuk lepas dari hal tersebut. Namun ketika menyangkut statusnya sebagai pengurus MUI maka disarankan untuk non aktif terlebih dahulu.
"Tapi sebagai individu boleh setiap individu boleh, tapi untuk tidak mengatasnamakan MUI lembaga maka itu diminta non aktif," sambungnya.
MUI DIY sendiri juga membatasi diri untuk terlibat dalam ajang politik praktis menuju tahun politik di 2024 mendatang. Sehingga para pengurusnya pun terus diingatkan untuk tak terlibat juga ke arah sana.
"Tentu kalau itu melanggar aturan kena sanksi, tapi sanksinya bagaimana itu masih belum. Misalnya ikut kampanye, silakan saja sebagai pribadi tetapi agar tidak disalahgunakan jabatan di sini (MUI), ditinggalkan dulu, kalau sudah selesai kampanye balik lagi boleh," terangnya.
Menjelang bulan ramadan, pihaknya turut mengimbau seluruh pihak tidak menggunakan tempat ibadah sebagai sarana berkegiatan politik praktis. MUI DIY akan berkoordinasi dengan sejumlah pihak berwenanh guna melakukan pengawasan dan penindakan.
"Kita hanya mengimbau. Kalau pengawasan kita tidak melakukannya, untuk pengawasan dewan masjid yang paling tepat untuk melakukan itu," ungkapnya.
"Bawaslu kita sudah bekerja sama misalnya iklan layanan masyarakat, tapi imbauan dari MUI untuk melakukan kampanye yang sehat, tidak membuat perpecahan, tetap menjaga kesatuan dan kohesivitas umat masyarakat," sambungnya.
Baca Juga: Mahfud MD Sebut Boleh Kampanye Politik Inspiratif di Masjid, Politik Praktis Tidak
Pihaknya akan memastikan seluruh pengurus di daerah tetap menaati koridor yang disampaikan oleh pusat. Sehingga suasana ramadan jelang Pemilu 2024 tetap aman dan nyaman.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Jogja Siaga Banjir, Peta Risiko Bencana Diperbarui, Daerah Ini Masuk Zona Merah
-
DANA Kaget untuk Warga Jogja: Buruan Klaim 'Amplop Digital' Ini!
-
Heboh Arca Agastya di Sleman: BPK Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Situs Candi
-
Gus Ipul Jamin Hak Wali Asuh SR: Honor & Insentif Sesuai Kinerja
-
Rp300 Triliun Diselamatkan, Tapi PLTN Jadi Korban? Nasib Energi Nuklir Indonesia di Ujung Tanduk