SuaraJogja.id - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memberikan sejumlah saran terkait dengan wacana pelarangan bus pariwisata untuk masuk kawasan Kota Jogja. Pemetaan ruas lalu lintas yang dinilai padat hingga optimalisasi sarana prasarana perlu dilakukan.
Ketua PHRI DIY, Deddy Pranawa Eryana mengatakan sejauh ini pihaknya belum diajak duduk bersama untuk berdiskusi dengan pemerintah daerah tentang wacana itu. Namun sejumlah masukan atau saran sudah disiapkan.
"Kalau wacana itu diterapkan kita hanya memberi masukan supaya infrastruktur sarana dan prasaran itu betul-betul siap," ujar Deddy, Jumat (17/3/2023).
Selain itu, Deddy menyebut perlu dilakukan pemetaan lebih jauh tentang kepadatan lalu lintas di Kota Jogja. Terlebih wacana itu bergulir sebagai respon untuk mengurangi kepadatan lalu lintas tersebut.
Jika hal tersebut sudah dilakukan maka bisa dicarikan sebuah solusi alternatif guna mengurai kepadatan itu. Bukan lantas melakukan pelarangan secara menyeluruh untuk masuk ke kawasan Kota Jogja.
"Itu kan juga mengurangi beban pemerintah untuk shuttle-nya. Tapi kalau di luar ring road, itu nanti juga beban pemerintah untuk menyediakan shuttleznya akan lebih banyak. Ini harus dipikirkan betul bersama-sama," terangnya.
"Tapi coba bayangkan setiap hotel atau restoran yang ada di dalam ring road yang mungkin rata-rata ya 2-20 bus lah, apakah shuttle itu bisa dipenuhi oleh pemerintah daerah," imbuhnya.
Di sisi lain, pihaknya juga tak ingin kemudian shuttle itu menjadi tambahan beban untuk hotel maupun restoran. Apalagi sampai mempersulit para tamu wisatawan yang datang.
Jika tidak cermat dalam mengambil keputusan dalam merumuskan kebijakan ke depan. Deddy khawatir kesempatan itu bakal dimanfaatkan oleh daerah atau kota lain untuk merebut hati para wisatawan.
Baca Juga: Trending! Gempa 5,2 Magnitudo di Jogja Terasa hingga ke Solo
Hingga berujung kemudian pada sepinya kunjungan wisatawan yang datang ke Jogja. Padahal, kata Deddy, pendapatan asli daerah (PAD) baik kota dan kabupaten di DIY paling besar berasal dari pariwisata selain pendidikan.
"Jangan sampai itu menjadi bumerang malah menjadi DIY itu tidak diminati lagi untuk dikunjungi. Karena kita itu pangsa pasarnya ya orang-orang nusantara yang pakai bus-bus itu, itu bukan hanya PHRI ya yang sudah mengeluh ke PHRI justru teman-teman pusat oleh-oleh itu," tuturnya.
Diketahui, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mewacanakan pelarangan bus pariwisata untuk masuk ke dalam wilayah kota ketika musim liburan. Hal itu sebagai salah satu upaya untuk memecah kemacetan yang berlangsung.
Sebagai gantinya, pemerintah menyiapkan lahan parkir di sekitar Terminal Giwangan. Nantinya lahan parkir itu yang bisa dimanfaatkan oleh bus-bus pariwisata untuk menurunkan penumpangnya.
Nantinya para penumpang bus yang turun di sana akan diangkut lagi menggunakan shuttle untuk masuk ke wilayah Kota Jogja. Direncanakan kebijakan tersebut bakal diterapkan pada tahun 2023 ini.
Berita Terkait
-
Mencuat Wacana Bus Pariwisata Dilarang Masuk Kota Jogja, PHRI DIY Khawatir Wisatawan Kabur ke Kota Sebelah
-
Aksi Premanisme di Purbalingga Viral, Empat Pria Palak Sopir Bus Pariwisata
-
Soroti Wacana Larangan Bus Pariwisata Masuk Kota, Organda DIY: Jangan Sampai ke Jogja Lebih Mahal Daripada ke Singapura
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Petani Gunungkidul Kaya Raya Panen Bawang Merah & Semangka Raup Untung Gede Berkat Lumbung Mataraman
-
Bantul Perangi Sampah Liar: 2 Warga Kena Tipiring, Efek Jera Mulai Diberlakukan
-
Keterbatasan Bukan Halangan! Ilmuwan UGM Buktikan Bisa Mendunia dengan Inovasi Berkelanjutan
-
Rencana Pembangunan Taman Budaya Sleman Masih Gelap, Anggaran Belum Jelas
-
5 Kesenian Sleman Hampir Punah: Pemerintah Turun Tangan, Tapi Mampukah Menyelamatkan?