SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus berupaya menyelesaikan persoalan sampah di wilayahnya. Terlebih dengan rencana penutupan TPST Piyungan hingga setidaknya 45 hari ke depan.
Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo optimis berbagai upaya mitigasi jangka pendek yang sudah disiapkan itu dapat dioptimalkan. Sehingga tidak sampai mengganggu aktivitas masyarakat serta kenyamanan wisatawan.
"Kita berupaya untuk kemudian memitigasi masalah persampahan itu supaya tidak menganggu kenyamanan warga dan wisatawan tentunya. Makanya kemudian tadi kita bisa distribusikan ke beberapa lokasi tadi, yang sekarang baru disurvei dan sebagainya," ujar Singgih dikutip Senin (24/7/2022).
Pihaknya sendiri dalam jangka pendek sudah mulai menyiapkan tempat penampungan sampah sementara. Menyusul penutupan TPA Piyungan yang dijadwalkan mulai hari ini.
Baca Juga: Kondisi Terakhir TPST Piyungan Sebelum Ditutup, Lahan Eksisting dan Transisi Zona I Overload
"Kami berupaya untuk menyediakan untuk ada tempat penampungan sementara yang nanti akan bisa kita gunakan secara sementara sampai dengan nanti TPST piyungan itu dibuka kembali," cetus dia.
Tak hanya upaya atau mitigasi jangka pendek saja yang dilakukan. Pemkot Jogja juga melaksanakan upaya-upaya jangka pendek yang terus digencarkan, salah satunya edukasi kepada seluruh masyarakat tak terkecuali wisatawan.
Singgih menuturkan bahwa sebenarnya edukasi sudah terus dilakukan. Terkhusus kepada warga Kota Jogja sendiri dan wisatawan luar daerah yang berkunjung.
"Jadi memang kemudian perlu edukasi kepada semua masyarakat dan wisatawan itu sendiri," ucapnya
Dari masyarakat sendiri, kata Singgih, juga perlu ditekankan lagi untuk lebih peduli dengan lingkungan. Misalnya saja terkait dengan bungkus atau kemasan dalam sebuah produk.
Baca Juga: TPA Piyungan Ditutup hingga September, Ini Alasannya
"Produk yang menimbulkan sampah, ini juga perlu diedukasi. Bagaimana kemudian kemasan, yang berdampak pada sampah yang bisa diolah bukan kemudian sampah yang justru mencemari," tuturnya.
"Perilaku wisatawan juga diedukasi walaupun sudah sering kita lakukan. Namun tidak ada kata lelah untuk mengedukasi itu sendiri," kata dia.
Berita Terkait
-
Sampoerna dan Waste4Change Daur Ulang Hampir 3 Ton Sampah pada 2024
-
Trump Bolehkan Lagi Pemakaian Sedotan Plastik di AS: Tidak Berpengaruh Pada Hiu
-
Mengapa Sampah dari Indonesia Bisa Berakhir di Pantai Brasil?
-
Penampakan Bendungan Leuwikeris Ciamis Dipenuhi Sampah
-
Emiten Konstruksi BUMN Ini Olah Sampah Plastik Jadi Material Jalan Tol
Terpopuler
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Ragnar Oratmangoen Tak Nyaman: Saya Mau Kembali ke Belanda
- Bagaimana Nih? Alex Pastoor Cabut Sebulan Sebelum Laga Timnas Indonesia vs Australia dan Bahrain
Pilihan
-
Rusuh Persija vs Persib: Puluhan Orang Jadi Korban, 15 Jakmania, 22 Bobotoh
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
Terkini
-
Diduga Keletihan, Kakek Asal Playen Ditemukan Tewas Tertelungkup di Ladang
-
Berhasrat Amankan Tiga Poin, Ini Taktik Arema FC Jelang Hadapi PSS Sleman
-
Para Kepala Daerah Terpilih Jalani Cek Kesehatan Jelang Pelantikan, Kemendagri Ungkap Hasilnya
-
Gali Potensi Buah Lokal, Dinas Pertanian Kulon Progo Gelar Heboh Buah
-
Bawa Celurit di Jalanan, 3 Remaja di Bantul Diamankan Warga