Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 24 Juli 2023 | 12:40 WIB
Pekerja memindahkan tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, DI Yogyakarta, Kamis (12/5/2022). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus berupaya menyelesaikan persoalan sampah di wilayahnya. Terlebih dengan rencana penutupan TPST Piyungan hingga setidaknya 45 hari ke depan.

Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo optimis berbagai upaya mitigasi jangka pendek yang sudah disiapkan itu dapat dioptimalkan. Sehingga tidak sampai mengganggu aktivitas masyarakat serta kenyamanan wisatawan.

"Kita berupaya untuk kemudian memitigasi masalah persampahan itu supaya tidak menganggu kenyamanan warga dan wisatawan tentunya. Makanya kemudian tadi kita bisa distribusikan ke beberapa lokasi tadi, yang sekarang baru disurvei dan sebagainya," ujar Singgih dikutip Senin (24/7/2022).

Pihaknya sendiri dalam jangka pendek sudah mulai menyiapkan tempat penampungan sampah sementara. Menyusul penutupan TPA Piyungan yang dijadwalkan mulai hari ini.

Baca Juga: Kondisi Terakhir TPST Piyungan Sebelum Ditutup, Lahan Eksisting dan Transisi Zona I Overload

"Kami berupaya untuk menyediakan untuk ada tempat penampungan sementara yang nanti akan bisa kita gunakan secara sementara sampai dengan nanti TPST piyungan itu dibuka kembali," cetus dia.

Tak hanya upaya atau mitigasi jangka pendek saja yang dilakukan. Pemkot Jogja juga melaksanakan upaya-upaya jangka pendek yang terus digencarkan, salah satunya edukasi kepada seluruh masyarakat tak terkecuali wisatawan.

Singgih menuturkan bahwa sebenarnya edukasi sudah terus dilakukan. Terkhusus kepada warga Kota Jogja sendiri dan wisatawan luar daerah yang berkunjung.

"Jadi memang kemudian perlu edukasi kepada semua masyarakat dan wisatawan itu sendiri," ucapnya

Dari masyarakat sendiri, kata Singgih, juga perlu ditekankan lagi untuk lebih peduli dengan lingkungan. Misalnya saja terkait dengan bungkus atau kemasan dalam sebuah produk.

Baca Juga: TPA Piyungan Ditutup hingga September, Ini Alasannya

"Produk yang menimbulkan sampah, ini juga perlu diedukasi. Bagaimana kemudian kemasan, yang berdampak pada sampah yang bisa diolah bukan kemudian sampah yang justru mencemari," tuturnya.

"Perilaku wisatawan juga diedukasi walaupun sudah sering kita lakukan. Namun tidak ada kata lelah untuk mengedukasi itu sendiri," kata dia.

Load More