Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 01 Agustus 2023 | 13:01 WIB
Salah satu mesin pengolahan sampah di Kalurahan Panggungharjo, Bantul. [Kontributor/Julianto]

SuaraJogja.id - Sampah kini menjadi persoalan hampir semua wilayah di DIY, terutama di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. Menyusul ditutupnya Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan sejak tanggal 21 Juli 2023 lalu.

Hampir semua wilayah di tiga daerah tingkat 2 tersebut kesulitan menangani sampah. Masyarakat kesulitan membuang sampah mereka hingga akhirnya muncul tumpukan-tumpukan sampah di berbagai titik, dan terakhir ada di Alun-alun Selatan Yogyakarta.

Namun tidak bagi Kalurahan Panggungharjo, Kapanewon Sewon Kabupaten Bantul ini. Mereka justru kini meraup untung lebih banyak lagi ketimbang sebelum TPST Piyungan. Karena ternyata sampah yang mereka terima dan kemudian mereka olah juga semakin banyak.

Ya, di bawah tangan dingin kepemimpinan Lurah Wahyudi Anggorohadi, Kalurahan Panggungharjo sudah berhasil mengatasi persoalan sampah mereka. Bahkan TPS 3R yang mereka beri nama Kupas ini telah mendatangkan cuan bagi pendapatan asli desa.

Baca Juga: Penawaran TKD Tak Dihiraukan, Sultan Desak Kabupaten Mandiri Kelola Sampah

"Kami juga mampu membuka lapangan kerja. Ada puluhan warga yang terlibat,"terang dia 

TPS 3R Kupas ini sudah mereka rintis sejak tahun 2013 yang lalu. Kini 80 persen warga di Panggungharjo telah menjadi pelanggan dari TPS 3 Kupas. Mereka selalu mendapat layanan pengangkutan sampah dari kediaman ke TPS 3R Kupas.

Sejak 2013 yang lalu, pemerintah Kalurahan Panggungharjo telah berhasil menerapkan pengelolaan sampah dengan sistem berbayar berdasarkan dengan berat sampah yang dihasilkan. Warga dibebani retribusi sebesar Rp 1.500 perkilogramnya.

"Itu sampah campur. Tetapi kalau sudah dipilah dan kita hanya mengangkut sampah unorganik saja maka ada potongan tarifnya 50 persen. Makanya kami tekankan untuk pemilahan di tingkat rumah tangga,"kata dia.

Inovasi terus mereka lakukan, bahkan kini melalui Badan Usaha Milik Kalurahan (Bumkal), mereka sudah mampu mengembangkan pengelolaan sampah berbasis aplikasi. Mereka berhasil mengembangkan aplikasi 'pastiangkut'. Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan layanan pengangkutan sampah dari TPS 3R tinggal mengunduh aplikasi tersebut.

Baca Juga: Mulai Tak Terbendung, Tiga Lokasi Ini jadi Sasaran Masyarakat Buang Sampah di Jogja

Ketika sudah mengunduh maka nantinya akan mendapat jadwal pengangkutan sampah. Biasanya secara reguler dua hari sekali sampah-sampah dari masyarakat bisa diangkut oleh pekerja dari TPS 3R Kupas. Namun ada juga pelanggan yang dilayani setiap hari.

Kini sudah ribuan warga yang telah mengunduh aplikasi ini. Bahkan sejak TPST Piyungan ditutup oleh pemerintah DIY, jumlah pengunduh aplikasi ini meningkat pesat. Sebelum ditutup hanya ada 30-40 warga yang mengunduh, namun sejak TPST Piyungan ditutup jumlah pengunduh mencapai 400 orang.

"Sejak (TPST Piyungan) ditutup kami tambah 1.800 pelanggan baru. Terjauh ada di Jalan Kaliurang dan jalan Solo,"ungkap dia.

Selain rumah tangga, ternyata tak sedikit dari kalangan korporasi yang menjadi pelanggan baru mereka paska TPST Piyungan ditutup. Dia mencatat setidaknya ada 130 perusahaan yang sebagian besar adalah Hotel, Restoran dan warung makan menjadi pelanggan baru.

Di samping ada penambahan pelanggan baru, volume sampah yang mereka angkut ke TPS 3R Kupas juga mengalami peningkatan. Saat ini sudah mencapai rata-rata perhari 4,062 ton. Dan jika diakumulasi sejak 21-31 Juli 2023 maka total ada 26.602 kg atau 26 ton sampah yang mereka tangani.

"Karena pelanggan kami meningkat Minggu ini kami mendatangkan 5 sepeda motor roda tiga dengan sumber tenaga listrik dari Gesit. Kami sistemnya rent on,"terang dia.

Dia mengakui jika ditutupnya TPST Piyungan ini justru menjadi berkah bagi TPS 3R Kupas. Sehingga semakin banyak lagi yang warga Panggungharjo yang bekerja di TPS 3R Kupas ini. Di mana saat ini sudah ada 40 orang yang terlibat.

Kontributor : Julianto

Load More