SuaraJogja.id - Majelis Ulama Indonesia (MUI) berencana mengkaji status label halal produk-produk dari perusahaan yang terafiliasi dengan Israel. Wacana ini melengkapi Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Pejuang Palestina.
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pun memberikan tanggapan terkait hal ini. Ketua Umum (ketum) PP Muhammadiyah, Haedar Nashir di UAD, Jumat (17/11/2023) menilai perlu ada kebijakan yang komprehensif selain boikot.
"Kayaknya kita [indonesia] memang perlu kebijakan yang komprehensif [dalam menyikapi konflik di gaza]," ujarnya.
Menurut Haedar, Muhammadiyah menghargai sikap politik masyarakat dalam memboikot produk yang pro Israel, termasuk wacana MUI. Semua itu sebagai komitmen dalam menyikapi tragedi kemanusiaan di Gaza.
Baca Juga: KPK Terseret Kasus Pemerasan Mentan YSL, Muhammadiyah Minta Usut Tuntas
Namun Muhammadiyah tidak hanya mengambil sikap seperti itu. Organisasi itu justru menggalang dana puluhan miliar untuk membantu Palestina dan negara lain.
"Muhammadiyah menggalang dana puluhan miliar [rupiah] dan kita sudah lima tahunan ini membangun sekolah di beirut [libanon], untuk anak-anak palestina, dan akan terus kita kembangkan sekolahnya. Karena mereka terus hidup dari perang ke perang itu menjadi generasi yang menderita," jelasnya.
Haedar menambahkan, Muhammadiyah menilai sikap politik pemerintah Indonesia dalam menyikapi konflik kemanusiaan di Palestina sudah bagus. Mengingat sejatinya penjajahan harus hilang dari muka bumi.
Namun dia berharap pemerintah terus mengambil langkah-langkah strategis. Salah satunya seperti yang dilakukan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi yang melakukan ikhtiar ke berbagai negara untuk menggalang kerja sama menuju two state solution atau dua negara yang berdaulat dan merdeka.
"Nah, mestinya pbb (perserikatan bangsa-bangsa-red) dan negara-negara maju yang selama ini mendukung dan bahkan mendirikan israel membangun kesadaran baru bahwa dunia sudah berubah. Kemudian pengalaman kita perang dunia satu dan dua itu sudah cukuplah, tidak boleh terjadi. Tapi kenapa kita tidak punya jalan keluar. Saya pikir pilihan two state solution itu adalah paling realistis," imbuhnya.
Baca Juga: Bertemu Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Kaesang Diberi Tiga Wejangan Ini
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Viral Ibu Tolak Belikan Anak Oreo: Ajari Boikot Produk Pro Israel Sejak Dini, Sejalan dengan Fatwa MUI
-
4 Aturan Non Muslim Mengajar di Sekolah Muhammadiyah, Boleh Pakai Kalung Salib?
-
Non Muslim Boleh Mengajar di Sekolah Muhammadiyah? Ini Penjelasannya
-
Berapa Jumlah Nabi dan Rasul? Ini Perbedaan Tugasnya
-
Prabowo Wajibkan Menteri Pakai Maung, MUI: Sejalan Rekomendasi Ijtima Ulama
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Daftar Petinggi Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM), Viral Usai Video Razia RM Padang
- Penampilan Happy Asmara Saat Manggung Jadi Omongan Warganet: Semakin Hari Kelihatan Perutnya...
- Kecurigaan Diam-diam Paula Verhoeven sebelum Digugat Cerai Baim Wong: Kadang Chat Siapa Sih?
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
Pilihan
-
Derbi Keturunan! Julian Oerip Cetak Gol Saat AZ Bantai Samuel Silalahi di UEFA Youth League
-
Tersangka Kasus Judol Bisa Kerja Padahal Tak Lulus Seleksi, SOP Komdigi Kini Diusut Polisi
-
Kondisi Sepak Bola NTT, Dapil Anita Jacoba Gah yang Kritik Naturalisasi Timnas Indonesia
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Juta RAM 8 GB Terbaik November 2024
-
Ekonomi Kaltim Tumbuh Stabil 5,52 Persen YoY, Sektor Listrik dan Gas Melonjak 18,74 Persen
Terkini
-
Diduga Lakukan Politik Uang Jelang Pilkada, Singgih dan Istri Dilaporkan ke Bawaslu Kota Yogyakarta
-
Diminta Tak Tergesa-gesa, DPRD Kota Jogja Minta Wacana Buang Sampah Berbayar Dikaji Lagi
-
DLH Wacanakan Buang Sampah Berbayar di Kota Jogja, Caranya Bagaimana?
-
Perintis Kuliner Mangut Lele Mbah Marto Ijoyo Meninggal Dunia
-
Beberkan Urgensi Wacana Buang Sampah Berbayar, DLH Kota Jogja: Agar Masyarakat Bertanggungjawab