Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Sabtu, 18 November 2023 | 18:09 WIB
Capres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan. (Suara.com/Rakha)

SuaraJogja.id - Batalnya calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan sebagai pembicara dalam Indonesian Future Stadium Generale di Magister Manajemen UGM, Jumat (17/11/2023) kemarin berbuntut panjang. Muncul unggahan di sosial media (sosmed) X (dulu Twitter-red) screnshot atau tangkapan layar pembicaraan panitia dengan pihak rektorat

Dalam unggahan di akun @UGM_FESS yang kemudian viral tersebut ada percakapan di Whatsapp (WA) yang menyatakan bila Anies datang ke UGM maka pihak rektorat akan membatalkan seminar. Anie yang tidak hadir karena menghadiri deklarasi relawan Garda Matahari di Jakarta akhirnya digantikan Wakil Ketua Timnas AMIN atau Co-kapten, Thomas Trikasih Lembong yang menyampaikan paparannya secara daring.

Menanggapi isu larangan kedatangan Anies, pihak rektorat UGM pun memberikan klarifikasi. Sekretaris UGM, Andi Sandi Antonius Tabusassa saat dikonfirmasi, Sabtu (18/11/2023) menyatakan, kegiatan di MM UGM tersebut dipastikan bukan merupakan acara yang digelar. Dari hasil konfirmasi rektorat UGM ke panitia, kegiatan itu digelar oleh lembaga Bersama Indonesia.

"Jadi itu ada namanya lembaga bersama indonesia meminjam ruangan di MM UGM," ujarnya.

Baca Juga: Hadir Dalam Pengukuhan Guru Besar UGM, Ganjar Pranowo Soroti Persoalan BUMN

Menurut Andi, adanya chat WA yang beredar di sosmed yang mengatasnamakan rektorat dipastikan tidak benar. Nama orang yang disebut rektorat dalam percakapan dengan panitia penyelenggara tersebut bukanlah orang rektorat.

Orang tersebut merupakan salah satu pegawai di salah satu unit kampus dan bukan rektorat. Namun panitia penyelenggara acara salah mempersepsikan orang tersebut merupakan bagian dari rektorat.

"Saya sudah mengklarifikasi ke panitia yang kemudian chatnya disebarankan [ke sosmed] itu salah persepesi. Disangkanya itu dari rektorat, padahal bukan. Rektorat  tidak pernah mengeluarkan statement melarang pak anies datang ke acara itu," tandasnya.

Andi menambahkan, Rektorat UGM sama sekali tidak melarang Anies untuk datang ke UGM. Terlebih karena konteks kedatangannya  itu ilmiah sebagai pembicara.

Anies juga sempat datang ke UGM dalam dialog kebangsaan yang digelar UGM beberapa waktu lalu. Tidak ada larangan Anies ataupun capres lain untuk datang ke UGM.

Baca Juga: Kasus Pelecehan Seksual Mantan Dosen UGM Eric Hiariej Tak Berlanjut ke Ranah Hukum, Ini Sebabnya

"UGM tidak melarang anies datang ke ugm karena pak anies itu juga kan alumi kami, bagian dari kami. Ketika dialog kebangsaan anies juga datang kan dan tdak ada masalah," tandasnya.

Andi menambahkan, UGM memiliki Standar Operational Procedure (SOP) terkait kedatangan capres/cawapres ke UGM menjelang Pemilu 2024. Bila konteks kedatangan mereka untuk kampanye maka mereka harus diundang oleh  UGM.

Selain itu peserta acara harus merupakan mahasiswa UGM. Capres/cawapres pun tidak boleh melakukan mobilisasi massa dan membawa alat peraga kampanye.

"Jadi SOP sudah ada bahkan sebelum peraturan KPU diubah menurut keputusan MK. Pasca keputusan mk, kami sudah punya sop untuk kampanye di kampus meski sampai saat ini belum ada yang menggunakan itu karena izin dari rektor juga dari dekan," tandasnya.

Sementara terkait unggahan obrolan di sosmed yang mengatasnamakan rektorat, menurut Andi, UGM tidak akan memperpanjang masalah tersebut ke ranah hukum. Namun UGM meminta panitia penyelenggara untuk mengklarifikasi masalah tersebut.

Apalagi panitia penyelenggara merupakan alumni dari UGM. Sebagai lembaga publik dan pendidikan, UGM ingin memberikan proses belajar kepada pihak panitia penyelenggara untuk tidak sembarangan menggunakan nama UGM. Sebab jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka yang terdampak tidak hanya panitia sebagai alumni namun juga pegawai, alumnus lain dan mitra UGM.

"Kami sebagai salah satu lembaga publik sadar ini sebagai bentuk rasa sayang masyarakat ke kami supaya kami selalu netral. Tidak ada keinginan untuk menempuh jalur hukum. Saya sudah bicara dengan alumni dan juga penyelenggara  untuk klarifikasi, jadi bukan ugm. Jadi itu bentuk pembelajaran ke panitia untuk klarifikasi," imbuhnya.

Respon Anies Baswedan

Sementara itu di kesempatan lain, Anies Baswedan menilai seharusnya kampus dapat bersifat netral. Ia enggan berkomentar banyak terkait kejadian tersebut.

"Media bisa menilai, seharusnya kampus netral. Itu saja, seharusnya netral," ujar Anies saat ditemui setelah forum Ijtima Ulama 2023 di Pesantren Az-Zikra, Sentul, Bogor, Sabtu (18/11/2023).

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More