SuaraJogja.id - NETPAC Asian Film Festival (JAFF) kembali hadir dengan semangat baru. Mengusung tema 'Luminescene', JAFF yang sudah memasuki usia ke-18 tahun akan dimeriahkan dengan ratusan film dari berbagai negara di Asia.
Executive Director JAFF Ajish Dibyo menuturkan Luminescene diambil sebagai tema besar tahun ini dengan membawa semangat tentang pancaran sinema Asia yang semakin terang. Untuk semakin menunjukkan juga ciri khas dan eksistensi perfilman Asia terkhusus Indonesia.
"Kalau kita dalam konteks ini menggunakan Luminescence untuk membicarakan tentang pijaran dari karakter sinema asia. Bahwa sekarang sinema asia menjadi salah satu sinema yang paling kuat di dunia di saat kemudian sinema-sinema di benua lain," kata Ajish ditemui saat opening ceremony JAFF ke-18 di Empire XXI, Yogyakarta, Sabtu (25/11/2023) malam.
Menurut Ajish, sinema asia memiliki karakteristiknya sendiri di dalam karya-karyanya. Ada kekuatan distingsi yang tidak dipungai oleh sinema di beberapa benua lain.
Baca Juga: Area Blank Spot di DIY Sering Tak Diketahui, Kominfo Gulirkan Sigmon
Hal ini ditunjukkan dengan sejumlah film Asia yang kemudian mendapat perhatian di kancah internasional. Tak jarang bahkan beberapa karya dari filmmaker Asia turut menggondol penghargaan.
"Sekarang banyak sekali bahkan di festival-festival besar, festival internasional, film asia itu hampir selalu ada di posisi yang sangat strategis dan juga enggak jarang film-film asia sekarang itu mendominasi award di banyak festival-festival," ungkapnya.
Sinema Indonesia sendiri secara khusus, kata Ajish, juga tak kalah responsif dengan perkembangan sekarang. Ada banyak ide dan karya menarik yang lahir dari sineas tanah air.
"Salah satu unsurnya tentu saja keunikan tema yang kemudian secara karakter hidup kita beda. Konsep gotong royong misalnya. Eksotisme yang dipunya beda. Karakter kita sekuat itu. Kultur itu kemudian menjadi nilai lebih," terangnya.
JAFF sendiri selalu memberikan nuansa baru dalam setiap penyelenggaraannya. Pada JAFF18 tahun ini ada 205 film dari 25 negara Asia Pasifik yang akan diputar.
Baca Juga: Peneliti Ungkap Keefektifan Nyamuk Wolbachia di Yogyakarta untuk Proteksi Masyarakat Berkelanjutan
Film-film itu ada ditayangkan dalam program kompetisi dan non-kompetisi. Setidaknya ada sembilan film panjang yang sudah dipilih untuk berkompetisi pada program Main Competition memperebutkan Golden dan Silver Hanoman Awards.
Berita Terkait
-
Kena Mental! Pelatih Afghanistan Sudah Lemas Duluan Sebelum Hadapi Timnas Indonesia U-17
-
BAC 2025 Day 2: Jadwal Laga 15 Wakil Indonesia di Babak 32 Besar
-
BAC 2025: Tiga Ganda Campuran Indonesia Amankan Tiket Babak Kedua
-
Blunder Fatal Yaman Antar Timnas Indonesia U-17 Pesta Gol: Ini Analisis Lengkapnya!
-
Nova Arianto Capai Tonggak Sejarah Baru, Bukti Nyata Talenta Pelatih Lokal?
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Wall Street Keok, IHSG Diprediksi Melemah Imbas Perang Dagang Trump vs Xi Jinping
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
Terkini
-
Libur Lebaran di Sleman, Kunjungan Wisatawan Melonjak Drastis, Candi Prambanan Jadi Primadona
-
Zona Merah Antraks di Gunungkidul, Daging Ilegal Beredar? Waspada
-
Miris, Pasar Godean Baru Diresmikan Jokowi, Bupati Sleman Temukan Banyak Atap Bocor
-
Kawasan Malioboro Dikeluhkan Bau Pesing, Begini Respon Pemkot Kota Yogyakarta
-
Arus Balik Melandai, Tol Tamanmartani Resmi Ditutup, Polda DIY Imbau Pemudik Lakukan Ini