SuaraJogja.id - Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM-KM UGM) menobatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai nominasi alumnus UGM paling memalukan. Kajian setebal 330 halaman serta sertifikat diserahkan langsung kepada 'manipulasi' Jokowi di Bundaran UGM, Jumat (8/12/2023) kemarin.
"Bersamaan dengan itu akan kita serahkan sertifikat alumnus UGM paling memalukan kepada beliau (Jokowi). Karena kita yakin beliau tidak akan pernah datang ke tempat ini, kita hadirkan manipulasi beliau, sebenarnya juga mirip-mirip," kata Ketua BEM KM UGM Gielbran Muhammad Noor, dikutip Sabtu (9/12/2023).
Disampaikan Gielbran, nantinya sertifikat dan kajian komperhensif itu akan dikirim langsung ke istana negara. Hal ini sebagai wujud nyata bahwa massa aksi yang hadir langsung kali ini secara sah memberikan gelar alumnus UGM paling memalukan kepada Jokowi.
Selain simbolis penyerahan kajian serta sertifikat kepada 'manipulasi' Jokowi tersebut, BEM-KM UGM juga membacakan Maklumat Bulaksumur. Ada tiga poin penting dalam maklumat tersebut.
Baca Juga: Kecewa Kinerja Dua Periode, Jokowi Dinobatkan Sebagai Alumnus UGM Paling Memalukan
Pertama menciptakan iklim bernegara yang lebih demokratis dan mengedepankan kepentingan rakyat.
Kedua menegakkan kembali konstitusi yang telah ambruk dengan setegak-tegaknya dan menghilangkan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam kehidupan bernegara.
Ketiga mencabut UU Ciptaker beserta produk legislasi lainnya yang menyengsarakan rakyat.
Pemberian nominasi alumnus UGM paling memalukan kepada Jokowi ini sendiri merupakan bentuk kekecewaan atas capaian presiden yang selama dua periode memimpin bangsa Indonesia masih belum bisa menyelesaikan berbagai permasalahan fundamental yang ada.
"Mulai dari kasus korupsi, yang sekarang justru pimpinan KPK yang notabene merupakan garda terdepan pemberantasan korupsi justru menjadi pelaku kriminal," ujar Gielbran.
Baca Juga: Nawawi Pomolango Jadi Ketua KPK Sementara Gantikan Firli Bahuri, Pukat UGM Soroti Hal Ini
"Belum bicara soal kebebasan berpendapat revisi UU ITE sangat amat mempermudah para aktivis untuk dikriminalisasi, belum bicara soal konstitusi yang sangat ambruk," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Ada Blocking dari Tamu Open House Jokowi dan Prabowo, Rocky Gerung: Kelihatan Siapa Masuk Geng Mana
-
Reshuffle Kabinet Menteri Prabowo Mengintai Pascalebaran? Siapa yang Jadi Targetnya?
-
Ketua Joman Soal Peluang Jokowi Berlebaran ke Megawati: Ini Momennya Bersilaturahmi
-
Keluarga Besar Jokowi Kumpul di Solo Hari Kedua Lebaran, Gibran Sempat Tampung Aspirasi Warga
-
Momen Lebaran, Jokowi Video Call Ma'ruf Amin: Warganet Tagih Silaturahmi ke Megawati!
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
Libur Lebaran, Polresta Solo Siagakan Pengamanan di Solo Safari
-
Dipermak Nottingham Forest, Statistik Ruben Amorim Bersama MU Memprihatinkan
-
Partai Hidup Mati Timnas Indonesia vs China: Kalah, Branko Ivankovic Dipecat!
-
Kronologi Pemerkosaan Jurnalis Juwita Sebelum Dibunuh, Terduga Pelaku Anggota TNI AL
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
Terkini
-
Arus Lalin di Simpang Stadion Kridosono Tak Macet, APILL Portable Belum Difungsikan Optimal
-
Kunjungan Wisatawan saat Libur Lebaran di Gunungkidul Menurun, Dispar Ungkap Sebabnya
-
H+2 Lebaran, Pergerakan Manusia ke Yogyakarta Masih Tinggi
-
Exit Tol Tamanmartani Tidak Lagi untuk Arus Balik, Pengaturan Dikembalikan Seperti Mudik
-
Putra Prabowo Berkunjung ke Kediaman Megawati, Waketum PAN: Meneduhkan Dinamika Politik