Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 28 Desember 2023 | 18:10 WIB
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta dan Aktor Raffi Ahmad berswafoto setelah peletakan batu pertama pembangunan Beach Club di Dusun Bruno 2, Ngestitejo, Tanjungsari, Gunungkidul. (Instagram/@raffinagita1717)

SuaraJogja.id - Warga Padukuhan Bruno II Kalurahan Ngestirejo Kecamatan Tanjungsari mengaku belum pernah mendapatkan sosialisasi berkaitan dengan rencana adanya pembangunan beach club dan villa oleh artis kenamaan, Raffi Ahmad. Padahal, lahan yang bakal digunakan berada di wilayah padukuhan tersebut.

Warga Bruno juga mengaku tidak mengetahui jika rencana pembangunan beach club dan villa tersebut ditentang oleh lembaga pemerhati lingkungan Walhi dengan alasan bakal mengganggu kelestarian alam termasuk salah satunya adalah dapat merusak keberadaan sungai bawah tanah yang menjadi sumber penghidupan masyarakat sekitar.

Dukuh Bruno II, Subino mengaku mendapat informasi bakal adanya pembangunan beach club oleh Raffi Ahmad di wilayahnya dari media baik media sosial maupun media mainstream. Meskipun sudah ada peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan beach club tersebut, namun dia tidak pernah diundang untuk acara tersebut ataupun sekedar sosialisai.

"itu kayaknya hanya pak lurah, saya tidak diundang. Mungkin pak lurah menganggap cukup beliau saja yang hadir,"terang dia, Kamis (27/12/2023).

Baca Juga: Beach Club Raffi Ahmad yang bakal Dibangun di Gunungkidul Dikecam Walhi, Pemda DIY Tegaskan Hal Ini

Subino juga mengaku tidak tahu jika proyek Raffi Ahmad ditentang oleh pemerhati lingkungan. Jika alasannya karena sungai bawah tanah ataupun gunung karst lainnya, Sugino mengaku tidak memiliki  kompetensi berkaitan dengan hal tersebut. Karena memang sejauh ini belum ada kajian dari akademisi atau pihak tertentu tentang keberadaan dari sungai bawah tanah di  wilayahnya.

Meski tidak mengetahui apakah wilayah yang bakal dibangun beach club oleh Raffi Ahmad tersebut ada sungai bawah tanah atau tidak, namun Subino menyebut jika tak jauh dari lokasi calon tempat usaha Raffi Ahmad ini ada semacam goa vertikal alias luweng. Di mana seringkali ketika musim penghujan datang, aliran limpasan air hujan masuk ke dalam luweng tersebut.

"Ya katanya kalau ada luweng itu di bawahnya ada sungai bawah tanah,"ungkapnya. 

Sugino menambahkan, di tempat tersebut sebenarnya  juga ada sumur atau sumber mata air yang biasa dimanfaatkan oleh warga untuk kebutuhan pertanian. Namun dia tidak tau banyak berkaitan dengan sumur tersebut. Dan dia merasa jika benar-benar ada investasi besar-besaran dari Raffi Ahmad maka tidak akan mengganggu sumber air warga.

Subino mengungkapkan, tanah yang bakal digunakan untuk lokasi beach club dari Raffi Ahmad tersebut banyak dimanfaatkan warga untuk  pertanian. Pertanian dalam dalam hal ini hanyalah palawija seperti jagung ataupun kacang tanah. Karena jika menanam padi maka tidak bisa dilakukan karena tidak ada sumber untuk mengairi sawahnya. 

Baca Juga: Niat Tolong Korban Kecelakaan, Mobil Patroli Polsek Patuk justru Adu Banteng dengan Truk di Gunungkidul

"Ya kalau ditanami kayak lahan lain di sini, tidak bisa untuk padi," tambahnya. 

Ketika nanti benar-benar terwujud adanya beach club ataupun villa dari Raffi Ahmad, Subino berharap bakal membawa dampak positif dari warganya terutama di bidang ekonomi. Dia berharap warganya nanti banyak terserap menjadi tenaga kerja yang memang selama ini banyak mengandalkan hidupnnya  dari pertanian tadah hujan. 

Di samping itu, dirinya juga berharap keberadaan beach club tersebut tidak mempengaruhi budaya warga sekitar. Bahkan dia sangat menginginkan budaya warga sekitar akan semakin kuat dan tetap dilestarikan. 

"Ya saya berharap beach club itu nanti tidak berpengaruh terhadap budaya warga sini,"harapnya.

Dia menandaskan harapannya tersebut tetap akan dia sampaikan kepada semua investor, tak hanya Raffi Ahmad tetapi juga pemilik modal yang lain yang berniat membuka usaha di wilayahnya. Karena cukup banyak investor yang kabarnya tertarik berinvestasi di wilayahnya. 

Lurah Ngestitejo, Wahyu Suhendri juga mengaku tidak mengetahui jika lembaga pemerhati lingkungan menyoal rencana pembangunan beach club tersebut terlebih kajian yang dijadikan dasar adalah karena perbukitan karst ataupun sungai bawah tanah. Karena selama ini belum ada penelitian apapun berkaitan dengan keberadaan sungai bawah tanah ataupun pegunungan karst di wilayahnya. 

"Ya saya juga tidak tahu apa ada sungai bawah tanah atau tidak. Kalau luweng itu memang ada," terangnya. 

Kontributor : Julianto

Load More