Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Minggu, 31 Desember 2023 | 17:16 WIB
Samsul salah seorang penjual jajanan di Jogja panen cuan selama libur Natal dan Tahun Baru. [Kontributor/Fristian Setiawan]

SuaraJogja.id - Selain untuk memburu diskon, biasanya banyak wisatawan yang memanfaatkan libur Natal dan Tahun Baru untuk bersenang-senang bersama keluarganya.

Salah satu destinasi berlibur bersama keluarga di Yogyakarta adalah Jalan Malioboro. 

Banyak sekali kuliner, dan toko oleh-oleh antik yang bisa dikunjungi ketika sedang mengunjungi kota pelajar ini.

Meningkatnya jumlah pengunjung (wisatawan) saat musim liburan tentu membawa pengaruh yang linier juga dengan peningkatan pendapatan para pelaku UMKM.

Baca Juga: Catat! Kawasan Tugu hingga Titik Nol Yogyakarta Terapkan Car Free Night saat Malam Tahun Baru

Mulyana (24) adalah salah satunya. Pria asal Sukabumi ini merupakan salah seorang penjual jajanan leker di Jalan Malioboro. Tepatnya di dekat Pasar Beringharjo, Yogyakarta. 

Mulyana sudah berjualan leker di dekat Pasar Beringharjo selama kurang lebih satu tahun. 

Libur Natal dan tahun baru ini, menjadi pengalaman pertamanya berjualan leker di Pasar Beringharjo. 

"Saya baru satu tahun sih jualan di sini. Jadi libur natal ini juga baru pengalaman pertama saya.", terangnya.

Berjualan di musim libur natal seperti ini, ternyata membawa pengaruh yang cukup baik bagi Mulyana.

Baca Juga: Dishub Kota Jogja Catat Kenaikan Kendaraan Masuk saat Nataru Lebih Tinggi Dibanding Lebaran

Jika di bulan-bulan biasa, Mulyana bisa menjual sebesar Rp200 ribu-Rp250 ribu per hari, maka di musim liburan seperti ini ia bisa menjual hingga Rp600-Rp800 ribu per hari.

"Lumayan besar sih perbedaannya. Biasanya itu saya per hari bisa dapat 200-250 ribu. Kalau sekarang masuk libur natal kaya gini bisa dapat Rp600-Rp800 ribu sehari.", ujar Mulyana.

Tak hanya itu, ia juga menambahkan bahwa biasanya di hari-hari selain musim liburan, tingkat pendapatan tertinggi bisa diperoleh di hari Sabtu dan Minggu.

Karena kedua hari itu adalah hari libur, sehingga kecenderungan untuk orang-orang yang melepas penat lebih tinggi dari hari senin-jumat. 

"Kalau hari-hari biasa sih ramainya itu di hari Sabtu dan Minggu. Biasanya kalau Sabtu Minggu itu bisa sampai Rp400 ribu-Rp500 ribu. Karena kan hari libur ya. Kalau dibandingkan sama hari Senin-Jumat itu ya lebih ramai Sabtu dan Minggu.", jelas Mulyana.

Selain Mulyana, Samsul (23) juga salah satu pedagang di dekat Pasar Beringharjo, Yogyakarta. 

Pria asal Tasikmalaya ini mengaku sudah berjualan cilok selama 2 tahun. Jadi, musim liburan natal dan tahun baru ini menjadi pengalaman keduanya berjualan cilok di dekat Pasar Beringharjo.

"Saya sudah dua tahun sih jualan cilok. Jadi ini pengalaman kedua saya jualan pas musim libur natal.", ucap Samsul.

Sama seperti Mulyana, Samsul juga mengatakan ada pengaruh yang cukup baik dari musim liburan natal ini kepada tingkat pendapatannya. 

Jika di hari-hari biasa, Samsul bisa mendapatkan sekitar 200-300 ribu per hari. Maka di musim liburan natal seperti ini ia bisa mendapatkan sekitar Rp700 ribu-an per hari. 

"Musim libur natal memang ada pengaruhnya sih untuk pendapatan saya. Kalau biasanya saya cuma dapat Rp200 ribu-Rp300 ribu sehari, di musim libur natal ini saya bisa dapat sekitar Rp700 ribuan sehari.", jelas Samsul.

Bahkan, ia menambahkan jika dibandingkan dengan pengalamannya di musim liburan natal tahun lalu. Peningkatan pendapatannya lebih tinggi di tahun lalu.

"Tahun lalu ketika musim libur natal juga, itu lebih tinggi pendapatannya. Persis di hari natalnya itu saya dapat satu juta rupiah.", terangnya.

Samsul sendiri berjualan cilok bukan sebagai reseller, melainkan memang membuat cilok tersebut secara mandiri. 

Kontributor: Fristian Setiawan

Load More