Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 04 Februari 2024 | 10:25 WIB
Asap berwarna putih membumbung dari puncak Gunung Merapi yang berlokasi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta, Selasa (26/12/2023). (ANTARA/HO-PVMBG)

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat luncuran awan panas dan ratusan guguran lava dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 26 Januari - 1 Februari 2024.

"Pada minggu ini terjadi 10 kali awanpanas guguran ke arah barat daya [hulu Kali Bebeng] dengan jarak luncur maksimal 2.400 meter," kata Agus, dalam keterangannya, Minggu (4/2/2024).

Sementara untuk guguran lava teramati sebanyak 143 kali ke arah selatan dan barat daya. Meliputi 3 kali ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 1.000 meter dan 140 kali ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.700 meter.

Baca Juga: Suplai Magma Gunung Merapi masih Berlangsung, BPPTKG Imbau Seluruh Pihak Tetap Waspada

"Suara guguran terdengar 3 kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil," imbuhnya.

Berdasarkan analisis morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan. Hal ini diakibatkan adanya aktivitas awanpanas guguran dan guguran lava.

Sedangkan untuk morfologi kubah tengah relatif tetap. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 10 Januari 2024, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.663.300 meter kubuk dan kubah tengah sebesar 2.358.400 meter kubik.

BPPTKG juga masih mencatat sejumlah kegempaan didominasi gempa guguran yang mencapai 871 kali. Disusul gempa fase banyak 108 kali, 10 kali gempa awan panas guguran, 4 kali gempa vulkanik dangkal dan 1 kali gempa tektonik.

"Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi," terangnya.

Baca Juga: Gunung Merapi Masih Bergejolak, Sepekan Terakhir Luncurkan Awan Panas dan Ratusan Lava

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak tunjam sebesar 0,5 cm per hari.

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," katanya.

Load More