Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 22 Februari 2024 | 19:33 WIB
Drajad, salah seorang pedagang beras di Pasar Beringharjo, Rabu (21/02/2024). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Para petani di Gunungkidul mengaku stok gabah di rumah mereka kian menipis, bahkan ada yang mengaku kehabisan persediaan. Sementara tanaman yang mereka budidayakan pada musim tanam I ini belum waktunya dipanen. 

Sehingga petani menganggap wajar, meski komoditas masih tersedia namun harga beras di Kabupaten Gunungkidul kian menunjukan kenaikan. Saat ini, beras jenis premium yang biasa dipatok dengan harga Rp 15 ribu sampai Rp 16 ribu perkilogramnya, kini mencapai Rp 17 ribu sampai dengan 18 ribu perkilogramnya. 

Petani asal Sambirejo Kapanewon Semin Gunungkidul, Wahyu (52) mengaku stok gabah di rumahnya sudah habis sebulan yang lalu. Panjangnya musim kemarau kemarin mengakibatkan stok gabah di rumahnya semuanya sudah habis dikonsumsi bersama keluarga. 

"Panen terakhir kemarin dapat 8 karung. Anak saya lima masih kecil-kecil, ya kemakan semua berasnya. Kan tanam lagi mundur to karena kemaraunya panjang banget kemarin," tutur dia, Kamis (22/2/2024). 

Baca Juga: Meski Tak Melimpah, Stok Beras di Sleman Dipastikan Cukup Hingga Lebaran

Akibatnya sudah sebulan terakhir dia terpaksa membeli beras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Wahyu mengaku kaget karena ternyata harga beras terus mengalami kenaikan dari hari ke hari. Bahkan dia harus menebus Rp 80.000 untuk kemasan 5 kilogram. 

"Gilak harganya. 80 lho untuk 5 kilogram,"keluhnya.

Petani lain asal Dusun Plumbungan Kalurahan Putat Kapanewon Patuk, Harmini mengaku stok gabah di rumahnya tinggal 3 karung. Padahal tanaman yang dia budidayakan di musim tanam pertama ini masih lama untuk bisa dipanen. Sehingga dia khawatir stok gabah yang bisa dijadikan beras sudah habis sebelum panen dilakukan. 

Setiap kali panen, dirinya mendapat gabah sebanyak 16 karung. Ada yang sebagian ia jual namun lebih banyak disimpan untuk dikonsumsi sendiri dan cadangan. Namun kini persediaannya sangat menipis tidak seperti musim-musim tanam sebelum-sebelumnya. 

"Ini sudah kepakai (dikomsui semua). Sudah mau habis belum panen. Mana mau puasa lagi," kaya dia. 

Baca Juga: Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Sebut Bansos Jadi Salah Satu Penyebab Kenaikan Harga Beras Selain El Nino

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul Rismiyadi mengakui jika stok beras di petani banyak berkurang. Kendati demikian, stok beras atau gabah di tingkat petani masih mencukupi hingga panen berikutnya. Sebab, sudah ada beberapa kapanewon yang bakal panen. 

Menurut Rismiyadi, meski hujan mundur di musim tanam pertama mengakibatkan musim tanam di Gunungkidul rata rata dimulai  di bulan Januari 2024, dan mengakibatkan panen mundur, namun tidak semua wilayah Kapanewon sama kondisinya 

"Saya sudah lakukan pemantauan pertanaman padi dan jagung sekaligus safari panen tanaman pangan perdana," ujarnya.

Dia menyebut hari Rabu (20/2/2024) kemarin Panen padi perdana di 2024 sudah  dilaksanakan di kelompok tani Tani Rukun, Seladi, Umbulrejo, Ponjong. panen padi  di Kabupaten Gunungkidul telah dimulai dengan hasil yang cukup bagus di tengah musim yang kurang bersahabat atau tidak menentu.

Dirinya sangat mengapresiasi jerih payah para petani yang terus bersemangat menanam padi. Total pertanaman padi di Gunungkidul pada musim tanam pertama baik di lahan sawah maupun lahan kering mencapai  47.509 Ha dengan rincian tanam di Nopember 2023 seluas 9.412 ha, tanam di Desember 2023 seluas 11.566 ha dan tanam di Januari  dengan padi bantuan pemerintah mencapai 2.000 ha dan sisanya swadaya.

"Pada akhir Febuari ini diharapkan ada panen padi Gunungkidul paling  tidak 8.470 Ha, sisanya akan panen di Maret 2024,"tuturnya.

Dia berharap dengan dimulainya musim panen kali ini maka harga beras di pasaran dapat turun. Karena stok beras di Gunungkidul bakal mengalami penambahan dengan panen perdana kali ini. Terlebih hasil panenan kali ini ada yang melebihi harapan. 

Ketua poktan tani Rukun Tani, Ngatimin menyebutkan hasil ubinan panen saat ini mencapai 5,275 kg per ubin , jika dikonversikan mencapai 6,8 ton Gabah Kering Giling (GKG) per hektar dengan varitas padi Ciherang . Luas hamparan yang siap panen di poktan mencapai 25 hektar mulai hari ini hingga akhir bulan, sedang varitas yang ada antara lain Ciherang, Mapan 05, Supadi dan Intani. 

"Panen kali ini hasil tanam di bulan Nopember 2023 dan produksinya lumayan bagus untuk ukuran para petani, semoga selanjutnya dapat terus panen, "terang dia. 

Kontributor : Julianto

Load More