SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta DIY mengungkapkan ada 43 orang yang suspek antraks awal bulan Maret ini. Hal tersebut mereka dapatkan berdasarkan penelusuran endemik tanggal 8 hingga 9 Maret 2024 yang lalu.
Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningatutie mengatakan usai mendapatkan laporan jika ada warga Gunungkidul yang terpaksa dirawat di RSUD Prambanan dengan gejala antraks tanggal 8 Maret 2024 silam, pihaknya langsung melakukan Penelusuran Endemis (PE) awal.
"Kami melaksanakan surveilans atau PE awal tanggal 8-9 maret 2024," ujarnya, Senin (11/3/2024) malam.
Dari hasil penelusuran endemis selama 2 hari tersebut didapatkan data jika ada 26 warga Sleman dan 17 warga Gunungkidul suspect antraks. Terdapat satu orang meninggal dunia namun belum sempat diambil sampel untuk diperiksa.
Warga yang meninggal tersebut adalah warga Sleman dan untuk suspect dari warga Gunungkidul tidak ada yang meninggal dunia. Namun sampai saat ini warga Gunungkidul suspect antraks yang pertama kali dilarikan ke RSUD Prambanan juga masih dirawat.
"Semua suspect kondisinya baik-baik saja sekarang," kata dia.
Pembajun menambahkan mencermati kondisi tersebut pihaknya melakukan langkah antisipasi. Meskipun tidak ada riwayat penularan antraks dari manusia ke manusia, pihaknya terus melakukan pemantauan kondisi kesehatan warga suspect antraks tersebut.
Sapi dinyatakan positif antraks
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul menyebut seekor sapi asal Gunungkidul berjenis limosin yang mati mendadak beberapa hari lalu, ternyata positif antraks.
Sapi tersebut merupakan 1 dari 3 ekor hewan ternak milik S warga Dusun Kayoman, Kalurahan Serut, Kapanewon Gedangsari yang mati mendadak.
Sementara S adalah warga Dusun Kayoman yang dirawat di RSUD Prambanan dengan diagnosis suspect antraks. S sebelumnya menyembelih dan mengkonsumsi kambing milik warga Sleman yang juga mati mendadak.
Terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengungkapkan ada 3 hewan ternak milik S yang mati mendadak sehari pasca S dibawa ke RSUD Prambanan. Sebanyak 3 hewan ternak tersebut adalah seekor sapi dan 2 ekor kambing.
"Semuanya mati mendadak dalam satu hari. Sebenarnya S punya 5 ternak yaitu 1 sapi dan 4 kambing. Tapi yang mati 3 ekor," terang dia, Senin (11/3/2024).
Pasca 3 hewan ternak milik S mati mendadak, pihaknya lantas melakukan survailans awal. Mereka kemudian mengirim sampel darah dan tanah tiga hewan tersebut. Sampel satu ekor sapi dan dua kambing mereka kirim ke BBVet.
Sampel yang mereka kirim adalah darah dan juga tanah di kandang, lokasi penyembelihan dan tanah tempat menyeret sapi yang sudah mati itu. Dan sampel-sampel tersebut sengaja dikirim untuk memastikan penyebab kematian 3 hewan ternak itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Buntut Keracunan Siswa, Pemkab Bantul Panggil Seluruh SPPG Cegah Insiden Serupa
-
Cuaca Ekstrem Ancam DIY: Dua Kabupaten Tetapkan Status Siaga
-
Di Samping Sang Ayah: Posisi Makam Raja PB XIII Terungkap, Simbol Keabadian Dinasti Mataram?
-
Jalur yang Dilewati Iring-iringan Jenazah PB XIII di Yogyakarta, Polda DIY Siapkan Pengamanan Ekstra
-
Tragedi Prambanan: Kereta Bangunkarta Tabrak Kendaraan, Palang Pintu Tak Berfungsi?