Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 25 April 2024 | 15:02 WIB
Sampah berserakan di ruas Jalan Magelang yang bisa menyumbat gorong-gorong saat hujan turun. [Kontributor/Putu Ayu Palupi].

SuaraJogja.id - Sampah-sampah yang berserakan di berbagai ruas jalan pasca tak tertampung di sejumlah depo ataupun Tempat Pembuangan Sampah (TPS) akhirnya berdampak buruk. Sejumlah ruas jalan digenangi air luapan hujan yang turun beberapa waktu terakhir.

"Yang keliatan [luapan hujan] terjadi itu di ringroad utara di daerah condong catur saat terjadi hujan lebat itu air meluap sampai ke jalan [karena tersumbat sampah]," papar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Noviar Rahmad di Yogyakarta, Kamis (25/04/2024). 

Selain ruas jalan, menurut Noviar, sejumlah sungai juga meluap akibat tersumbat sampah, terutama saat curah hujan tinggi. Sulitnya warga membuang sampah ke depo maupun TPS membuat mereka memilih membuang sampah ke sungai.

Berdasarkan data BPBD DIY, sejumlah bantaran sungai berpotensi mengalami banjir akibat curah hujan tinggi yang diperparah dengan menumpuknya sampah. Diantaranya Kali Code, Kali Gajah Wong dan Kali Winongo.

Baca Juga: Pengolahan di Jogja Tak Optimal Selama Libur Lebaran, Desentralisasi Sampah Terpaksa Mundur

"Sehingga air itu tidak tertampung di sungai karena ada sumbatan sampah. Jadi ada beberapa tempat lain di kota juga kita alami saat hujan lebat, ini potensi yang terjadi," tandasnya.

Persoalan sampah yang terjadi di kabupaten/kota di DIY diharapkan Noviar bisa segera ditangani. Terlebih tak lama lagi kebijakan desentralisasi pengelolaan sampah akan diterapkan di masing-masing wilayah. Kesiapsiagaan kabupaten/kota dibutuhkan agar masalah sampah tidak berdampak pada meningkatnya potensi bencana di DIY pasca desentralisasi sampah. 

BPBD DIY sendiri berupaya berkoordinasi dengan BPBD di tingkat kabupaten/kota serta forum di tingkat kalurahan untuk mengantisipasi potensi bencana, termasuk yang diakibatkan masalah sampah. Diantaranya dengan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mengelola sampah secara mandiri agar bermanfaat dan tidak membuang sampah sembarangan.

Edukasi dinilai penting karena ada 12 potensi bencana di DIY. Meski indeks potensi bencana mengalami penurunan, pada 2023 lalu terjadi lebih dari 100 bencana yang terjadi di kota ini.

"Kalau untuk penindakan bukan wewenang kami, kami lebih melalukan edukasi," imbuhnya.

Baca Juga: Kebut Persiapan Desentralisasi Sampah, Pemkot Jogja Targetkan Bisa Serap Sampah 135 Ton per Hari

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More